Rabu, 13 Februari 2008

Dua Orang Perempuan Dijaring di Atas Taksi

Kakan Pol PP Diancam Preman

PADANG, METRO

Dua orang perempuan Viola Yoska Dewi (30) warga Siteba dan Ezi (19) yang juga warga Siteba dijaring Pol PP Padang, Jumat (1/1) malam sekitar pukul 21.15 WIB di Banuaran di atas taksi bermerek dinding taksi "Bn" dengan cat warna biru. Karenanya, belasan taksi merek yang sama datang ke Kantor Pol PP Padang pada diniharinya dan ada yang mengancam Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal.

Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal yang dihubungi POSMETRO di kantornya mengatakan, penjaringan kedua perempuan tersebut berawal ketika pihaknya melakukan razia penyakit masyarakat (pekat) di kawasan Kota Padang ini. Terutama di kawasan yang diduga rawan terjadinya pekat.

"Sehingga, dalam razia itu dicurigai sebuah taksi yang diduga membawa perempauan Penjaja Seks Komersial (PSK). Sehingga, taksi tersebut dibuntuti dan ketika dicegat, ditemukan dua orang perempuan di dalamnya. Sehingga mereka langsung diamankan," ungkap Dedi.

Hingga kini, lanjut Dedi, kedua perempuan yang diduga PSK ini masih menjalani proses penyelidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pol PP Padang.

"Untuk sementara, kepada pihaknya Ezi mengaku akan mencari suaminya yang sudah tidak pulang sejak dua hari lalu karena mereka bertengkar. Sedangkan Viola Yoska Dewi menemani Ezi untuk mencari suaminya tresebut karena malam sudah menjelang," papar Dedi.

Sementara itu, terang Dedi, kecurigaan terhadap kedua perempuan ini adalah PSK didukung banyaknya para supir taksi yang mendatangi Kantor Pol PP Padang setelah dijaringnya dua perempuan ini. Malahan mereka mengancam melalui Sort Message Service (SMS) dan adanya beberapa preman yang hendak membebaskan mereka pada malam itu dengan berbagai alasan.

"Namun, mereka tidak mempunyai bukti yang kuat untuk membebaskan kedua perempuan itu. Mereka bukan keluarga dan bukan pula suami dari perempuan tersebut. akan tetapi, mereka diduga supir taksi yang sering diacarter perempuan tersebut untuk melakukan transaksi dengan pria hidung belang di kawasan Jalan Diponegoro dan kawasan M Yamin," tegas Dedi.

Namun, dari penuturan kedua perempuan, seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Mereka mengaku tidak miliki uang, namun mereka berjalan menggunakan taksi. Lagipula, kenapa mereka tidak mencari suami Ezi pada siang hari. Sedangkan siang hari lebih mudah untuk mencari orang atau siapa saja.

Sementara, dari tindakan supir taksi juga mencurigakan. Kenapa mereka berduyun-duyun datang ke Kantor Pol PP Padang dan meminta membebaskan kedua perempuan itu. Sedangkan hubungan mereka dengan kedua perempuan tidak jelas dan tidak ada bukti yang kuat untuk menunjukkan mereka bersaudara. (nph)

Pengakuan Kedua Perempuan

Viola Yoska Dewi (30)

Perempuan setangah baya ini kepada POSMETRO mengaku kalau dia sudah mempunyai satu orang anak dari dua orang suami. Karena, suami pertamanya yang telah memberikannya satu orang anak telah meninggal. Sedangkan suaminya yang kedua, selama 6 tahun menjalani rumah tangga tidak dikaruniai anak. Sehingga mereka pun bercerai.

Kini, ia hidup sebagai pekerja di warung nasi goreng di depan Padang Centre Jalan Pasar Baru Pasar Raya Padang. Ia tidak bisa mencari pekerjaan lain karena ia tidak tamat SD. Sehingga, dengan itulah ia menghidupi dan menyekolahkan anaknya. Itupun ia bekerja bersama dengan orang tua angkatnya.

Karena orang tua kandungnya berada di Palembayan Tangah Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Sedangkan ia sejak tahun 1996 telah merantau ke Padang untuk mencari hidup bersama suaminya yang pertama. Dalam pada itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Namun, karena sakit ginjal suaminya itu meninggal.

Maka ia pun menjanda beberapa waktu. Kemudian ia kembali menikah dengan seorang laki-laki (Viola enggan menyebutkan nama dan keberadaan mantan suaminya itu). Enam tahun berkeluarga, mereka tidak dikaruniai anak. Sehingga terjadilah perceraian.

Sedangkan malam itu, Ezi datang ke rumahnya untuk minta tolong ditemani untuk mencari suaminya. Karena hari sudah malam, maka Viola bersedia untuk menemani dan mereka menggunakan sebuah taksi.

Ezi (19)

Ezi mengaku warga Sungai Kalo Muaro Labuah Kabupaten Solok Selatan. Tahun 2002 lalu ia sampai di Padang untuk mencari kerja. Namun, karena ia tidak tamat SD, maka ia hanya bisa bekerja sebagai pelayan di warung nasi goreng dan mie.

Namun pekerjaan itu dihentikannya karena ia sudah mendapat seorang laki-laki yang akan mendampingi hidupnya yaitu "Et" warga Lubuak Buayo yang berprofesi sebagai supir Bus Kota. Sehingga mereka pun menikah dan pada awalnya mereka tinggal di rumah keluarga suaminya.

Kemudian mengontrak rumah di Siteba. Karena mereka sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang kini telah berumur satu setengah tahun. Beberapa waktu pejalanan rumah tangga mereka lancar-lancar saja. Karena suaminya selalu memberikan uang belanja untuk keperluan mereka.

Namun, beberapa dua hari lalu suaminya tersebut bertingkah dan ia kehabisan uang untuk membeli susu anaknya. Sementara suaminya itu sudah dua hari tidak pulang ke rumah. Sehingga ia pun berniat mencari suaminya itu. Karena hari sudah malam, maka ia minta ditemani kepada Viola. Namun, dalam perjalanan mereka dijaring Pol PP Padang. (nph)

Tidak ada komentar: