Rabu, 09 Januari 2008

Sentra Produksi Ikan Air Tawar

Profil Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto
Bisa Jadikan Objek Wisata

KOTO PANJANG, METRO

Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto yang terletak di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah mempunyai luas 577 hectar (Ha). Walau sebagian besar wilayahnya diliputi oleh kawasan persawahan atau pertanian, namun daerah ini mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai sentra produksi ikan air tawar dan bisa juga dijadikan sebagai objek wisata.

Lurah Koto Panjang Ikua Koto, Ampera Salim yang ditemui di kantornya mengatakan, dalam wilayah yang seluas itu, terdiri dari areal pertanian, peternakan, industri dan pemukiman. Wilayah pertanian seluas 99,9 Ha, pemukiman seluas 96 Ha, industri seluas 12,5 Ha dan areal peternakan seluas 2 Ha.

"Untuk daerah pemukiman dihuni oleh 8.552 jiwa penduduk yang tergabung ke dalam 1.870 kepala keluarga (KK). Mereka terdiri dari laki-laki sebanyak 4.373 jiwa dan perempuan 4.179 jiwa. Sementara, mata pencaharian mereka bermacam-macam, mulai dari karyawan, wiraswasta, tani hingga buruh tani dan nelayan. Sementara itu, juga ada yang masih bersekolah di 8 SD, 2 SLTP dan 1 SLTA di kawasan itu," papar Ampera.

Dijelaskannya, dari kesemua mata pencaharian itu, yang sangat berpotensi adalah produksi dan industri ikan air tawar. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat juga bisa dijadikan objek wisata lokal. Wisata itu seperti wisata pancing dan wisata memberi makan ikan di sepanjang bandar dimana ikan itu dikembang biakan dan dibesarkan.

"Situasi atau kendisi paling menarik untuk disaksikan dan dijadikan objek wisata adalah 2 minggu sebelum panen. Di sepanjang bandar tersebut akan terlihat ikan-ikan yang akan dipanen bermain. Sehingga, apabila mereka diberi makan akan terlihat keindahan dan suara gemersik air ketika mereka berebut makanan. Hal ini kiranya akan menarik anak-anak dan orang dewasa untuk menyaksikan. Selain menghilangkan stres juga menghilangkan jenuh," tuturnya.

Karena lanjut Ampera, tidak saja pengusaha yang melakukan budidaya ikan air tawar, tetapi juga 9 kelompok ikan larangan di 9 saluran irigasi yang ada di wilayah Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto. Untuk pengusaha ikan air tawar ada di tepi Batang Aie Dingin. Sedangkan untuk ikan larangan yang ada di saluran irigasi itu seperti Banda Gaduang, Banda Masjid Raya Ikua Koto, Banda Surau Gadang, Banda Surau Tabek Lubuak Aro, Banda Tanjuang, Banda Kelok, Banda Pagai Lua, Banda Pagai Dalam dan Banda Khairu ummah.

Diterangkan Ampera, semua kelompok ikan larangan itu tergabung dalam sebuah persatuan dengan nama "Gabungan Organisasi Ikan Larangan" yang disngkat menjadi GOIL. Akibat banjir lalu, GOIL menderita kerugian mencapai 350 juta. Karena ikan mereka yang siap dipanen hanyut di kemuara dan bertebaran di penjang saluran dan Batang Aie Dingin.

Selain itu, lanjut Ampera, dengan adanya ikan larangan ini juga bisa menjadi wisata keluarga. Kemudian, saluran irigasi itu juga menjadi bersih karena sekali sebulan selalu dibersihkan oleh anggota GOIL. Hal ini juga membuat para pemuda mempunyai kegiatan dan tidak mempunyai wktu untuk bermain dan melakukan kegiatan yang tidak menguntungkan.

Untuk itu, diharapkan Ampera agar ada perhatian dari dinas terkait dengan adanya potensi yang seperti ini. Karena dengan jumlah yang cukup banyak ini kiranya bisa dijadikan sentra ikan air tawar yang bisa juga dijadikan objek wisata musiman seperti memberi makan dan wisata pansing pagi para pehobi pancing. Selain itu juga bisa menggaet uang ketika panen datang yang dilaksanakan 2 kali setiap tahunnnya. Setiap satu lokasi ikan larangan mendapatkan uang dalam sekali panen dari insert peserta mencapai 6 juta rupiah.

"Walaupun tenaga kerja yang akan dipekerjakan di sana hanya berpendidikan rata-rata SLTP dengan jumlah tamatan mencapai 1.162 orang, SLTA 50 orang dan D1-D3 sebanyak 75 orang. Selain mereka bisa untuk bekerja di sentra ikan air tawar tersebut juga bisa bekerja di sentra tanaman hias dan tanaman buah yang juga ada di Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto. Karena dari mereka itu yang berada pasa usia kerja 20 hingga 26 tahun mencapai 999 orang sedangkan tenaga kerja yang berumur 27 hingga 50 tahun berjumlah 1.199 orang. Dengan jumlah sedemikian, akan bisa mengelola wisata dan industri ikan air tawar itu. Akan tetapi sudah barang tentu adanya "Lirikan" dari dinas terkait," ujar Ampera. (nph)

Tidak ada komentar: