Sabtu, 12 Januari 2008

Berpotensi Jadikan Sentral Pertokoan

Kelurahan Simpang Haru
Fotonyo ado samo barangin bang, alah awak pasan tadi untuak ma ambiak sudut pertokoan di jalan Sutomo.

SIMPANG HARU, METRO

Kelurahan Simpang Haru merupakan salah satu kelurahan yang letaknya sangat strategis. Baik jalur evakuasi Tsunami maupun jalur perdagangan dari daerah kabupaten/kota ke Kota Padang. Karena, di kelurahan itu melintas Jalur utama dari daerah beberapa kabupaten/kota yaitu Jalan Padang Indaruang. Sehingga, daerah ini berpotensi untuk mengembangkan usaha di pertokoan di sepanjang Jalan Sutomo dan Sisingamangaraja. Selain itu, kelurahan ini juga memiliki penduduk yang pendidikannya SLTP yang merupakan ujung tombak perekonomian.

Lurah Simpang Haru, Irsal Syahbudin SE yang ditemui POSMETRO di kantornya mengatakan, walau masih ada kepala keluarga (KK) miskin di kelurahannya, namun bukan berarti warganya tidak berpendidikan. Karena, rata-rata pendidikan warganya dalah SLTA. Lagipula, di kelurahan ini ada 10 sekolah dan 2 akademi. Sekolah itu terdiri dari TK 3 buah, SD 2 buah, SLTP 2 buah dan SLTA 3 buah. Sedangkan akademi yang satu itu adalah Akademi Keperawatan dan Kebidanan Ranah Minang.

Dijelaskan Irsal, dari jumlah total penduduknya sekitar 1.120 KK dan 3.358 jiwa tersebar di beberapa RW dan RT. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh yaitu 50 % dari total jumlah penduduk. Buruh disini, yaitu bekerja di toko dan supermarket. Sedangkan yang bekerja sebagai pengusaha sekitar 30 % dari jumlah penduduk. Sementara yang berprofesi sebagai PNS hanya 15 % dan selebihnya lain-lain seperti supir dan jualan.

"Di daerah yang luasnya hanya 64 Ha, mereka hanya bisa untuk berusaha meningkatkan perekonomian dengan berdagang dan bekerja sebagai buruh. Karena, wilayah atau areal untuk pertanian sudah tidak ada lagi. Lagipula, di beberapa ruas jalan yang melintas di kelurahan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan kawasan pertokoan. Baik toko pakaian, olahraga, mesin, show room kendaraan bermotor, rumah makan, mainan maupun lainnya," ungkap Irsal.

Dijelaskannya, sudah tidak adanya areal pertanian ini memang karena kondisi dan letak kelurahan yang berada di daerah ketinggian dan sulit dicapai air. Lagipula, areal yang hanya seluas 64 Ha sudah ditutupi oleh pemukiman dan jalan serta fasilitas umum seperti sekolah dan masjid serta perumahan. Sehingga yang dapat dikembangkan hanya pertokoan. Hal ini juga didukung oleh keberadaaan Pasar Simpang Haru yang sudah dirancang pemerintah untuk mengembangkannya.

Selain adanya fasilitas pendukung tersebut, lanjut Irsal, kelurahannya pun sarat dengan lulusan sarjana (S1) dari berbagai perguruan tinggi. Ditambah lagi generasi muda umumnya lulusan SLTA terkemuka, baik swasta maupun negeri yang mempunyai keterampilan dan jiwa bisnis. Selain itu, juga ditambah menarik dengan adanya Tugu Api Simpang Haru yang sudah terkenal hampir ke seluruh pelosok kabupaten/kota. (nph)

Tidak ada komentar: