Sabtu, 12 Januari 2008

Berdayakan Nelayan Tradisional

Profil Kelurahan Batang Arau
Diperlukan TPI Khusus Nelayan Tradisional

BATANG ARAU, METRO

Kelurahan Batang Arau yang mayoritas penduduknya nelayan, 70 % nya bermukim di lereng. Lagi pula, nelayan tersebut juga banyak nelayan tradisional karena mereka kebanyakan dari keluarga kurang mampu. Untuk itu, para nelayan tersebut perlu diberdayakan untuk mempertahankan dan memajukan ekonomi mereka. Dengan demikian, mereka pun diberikan kredit ringan mesin longtail untuk perahu nelayan tradisional tersebut.

Lurah Batang Arau, Nazaruddin Tanjung kepada POSMETRO di kantornya mengatakan, jumlah penduduknya saat ini sudah mencapai 4.590 jiwa. Terdiri dari 955 kepala keluarga (KK) laki-laki dan 171 KK perempuan. Mereka tinggal di 790 unit rumah yang pada umumnya berada di lereng. Mereka tersebar di 4 RW dan 19 RT dengan luas total daerah yaitu 34 Ha.

Mengenai pekerjaan penduduknya, dijelaskan Nazaruddin, bahwa penduduknya kebanyakan nelayan dan buruh. Untuk itu, dia melakukan pembinaan terhadap nelayan dalam rangka meningkatkan perekonomian mereka. Terutama nelayan tradisional yang ke laut menggunakan sampan kecil dan lampu colok.

Diterangkan Nazaruddin, jumlah mereka sekitar 45 KK. Untuk memberdayakan mereka itu, mereka dibantu dengan memberikan kredit ringan untuk mesin longtail. Untuk tahap pertama mereka sudah dibantu sebanyak 15 mesin dan tahap kedua sudah dibantu dengan 10 mesin. Untuk pembayarannya, mereka lakukan selama 20 bulan dengan angsurannya setiap bulan seharga Rp 115.000.

Selain itu, lanjut Nazaruddin, selain memberdayakan kepala keluarganya, ibu rumah tangganya juga diberdayakan dengan memberikan pelatihan kepada mereka untuk mengelola tangkapan suaminya menjadi berbagai macam makanan. Baik itu udang maupun ikan kecil dan besar.

Mengenai rata pendidikan warganya dikatakan Nazaruddin bahwa rata pendidikan warganya adalah SLTP. Karena memang mereka kebanyakan tidak melanjutkan sekolah karena terhalang biaya dan pengaruh lingkungan serta tuntutan ekonomi.

Lebih jauh dijelaskannya, 4642 jiwa warganya memang bermukim di lereng. Diantaranya berada di empat daerah yaitu Kampuang Teleang (RW I), Kampuang Batu (RW II) yang disana ada Jembatan Siti Nurbaya, Pangalangan (RW III) dan Babayan (RW IV) yang ada disana Kuburan Siti Nurbaya dan Gunuang Padang. Dengan demikian, bukan seluruh daerah ini dinamakan Gunuang Padang. Gunuang Padang itu hanya yang teronggok sedikit itu saja. Sedangkan tanah tinggi dimana kuburan Cino ada itu disebut dengan Sintiong. Kadang orang salah sebut dengan daerah ini. (nph)

Tidak ada komentar: