Selasa, 29 Januari 2008

Soeharto Meninggal Dalam Keadaan Tidur



NAS//28 Januari 2008

*Ratusan Warga Berebut Melihat Jenazah di RSPP

Jakarta—Setelah 23 hari berjuang untuk pulih dari berbagai gangguan fungsi organ, akhirnya kemarin mantan presiden Soeharto pergi menemui Sang Khalik. Ratusan orang berkerumun dan berebut untuk melihat jenazah dibawa ke kediamannya di Cendana.

Meninggalnya mantan Presiden Soeharto dikabarkan secara resmi oleh tim dokter yang merawatnya pukul 13.30 kemarin. Tak banyak penjelasan yang diberikan oleh ketua tim dokter kepresidenan Mardjo Soebiandono seperti hari-hari biasanya. “Innalillahi wa innailaihi rojiuun bapak HM. Soeharto telah meninggal dunia dengan tenang pukul 13.10 tadi,” ujarnya saat membuka konferensi pers kemarin.

Hanya sebaris kalimat yang diucapkannya dengan mimik wajah tegang. Tak satupun pertanyaan wartawan tentang detik-detik terakhir meninggalnya Soeharto yang dijawab. Diapun lantas memberikan kesempatan putri sulung mantan presiden RI ke-2, Siti Hardiyanti Rukmana, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan. Pertanyaan tentang bagaimana mantan presiden RI terlama itu meninggal hanya didapat secara singkat dari anggota tim dokter Soeharto Djoko Raharjo. “Beliau meninggal dengan tenang seperti sedang tidur,” katanya usai konferensi pers.

Sementara itu, dengan berkerudung hitam dan memegang selembar tissue, Tutut pun mulai memberikan pernyataannya. Dimulai dengan kalimat istighfar dan sambil menangis, putri sulung Soeharto itu meminta maaf atas semua kesalahan ayahnya.”Kami mohon apabila ada kesalahan, bapak dimaafkan dan kami juga mohon doa restunya agar perjalanan bapak lancar, dilindungi oleh Allah, diterima segala amal perbuatannya,” katanya kemudian terisak.

Selain itu, Tutut juga berterimakasih kepada semua orang yang telah mendoakan maupun menjenguk ayahnya.“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan bapak kami. Siapa saja yang datang maupun menjenguk ke rumah sakit,” katanya lantas terdiam sejenak dan mengusap air matanya.

Seperti halnya tim dokter, Tutut pun tidak mau menjawab pertanyaan seputar kematian mantan presiden berusia 87 tahun itu. “Maaf saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu, bukan saya tidak mau tapi karena ini terlalu berat bagi kami,” ujarnya lantas menutup jumpa persnya.
Penjelasan mengenai saat-saat terakhir Soeharto akhirnya didapatkan dari salah satu tim dokter Soeharto, Profesor Jose. Menurut dokter berkacamata itu, kondisi Soeharto sehari sebelumnya sangat baik. “Beliau tidak pernah koma, baru tadi jam 1 malam (kemarin) Pak Harto koma,” bebernya. Menurut penilaian dokter, kondisi mantan presiden itu dianggap paling parah bila dibandingkan hari Jumat (11/1). Pasalnya, 100% fungsi paru-paru telah digantikan oleh ventilator.

Padahal sebelumnya, alat bantu pernafasan itu hanya berfungsi untuk membantu suplai oksigen tapi tidak fungsi bernafas paru-parunya. Dengan ventilator memang paru-paru Soeharto cukup terbantu, namun hal itu bukan tanpa masalah. Sebab, akhirnya kedua paru-paru tersebut terinfeksi kuman dan bakteri yang berasal dari mulut tempat dipasangnya selang ventilator. “Makin lama infeksi itu menjadi sistemik dan membebani semua organ yang ada sehingga satu-persatu organ-organ lain melemah,” beber Jose.

Memang benar karena tak lama kemudian fungsi jantungnya melemah. Akibatnya, jantung tidak kuat memompa darah dan oksigen. “Ini menyebabkan suplai oksigen ke otak terus berkurang sehingga lama-kelamaan otaknya cedera,” lanjut dokter ahli penyakit dalam itu. Penurunan fungsi paru-paru dan jantung terus diperparah dengan tidak berfungsinya kedua ginjal. Kegagalan organ-organ kompleks inilah yang menyebabkan Soeharto tidak bisa bertahan.
Menurut Menkes Siti Fadilah Supari sebenarnya dengan pemasangan ventilator cepat atau lambat akan timbul komplikasi penurunan fungsi organ-organ vital. “Saya mendapat laporan kalau organ beliau terus menurun walaupun terkadang membaik sejak dipasang ventilator,” ujarnya ketika dihubungi kemarin.

Sementara itu, menjelang pemulangan jenazah Soeharto, di luar gedung A RSPP telah berjaga-jaga 17 personel kopassus dari Sat 81 Jakarta. Delapan orang diantaranya bertugas memikul jenazah ke ambulans. Sementara sembilan lainnya mengawal di belakang ambulans tersebut. (nue/bay)

Sabtu, 26 Januari 2008

Basamo Mak Pono


Saat bersama Mak Pono di kala Ulang Tahun Padang Ekspress ke 9 di depan kantor Padek dan POSMETRO PADANG. Mak Pono nanyain gue berasal dari mana, ya gue jawab aja dari Pakistan.

Terima Hadiah


Hidup penuh perjuangan dan penghormatan kepada siapapun yang lebih tua dari kita. Kemanapun kita pergi akan bertemu dengan orang-orang yang perlu kita hormati dan orang itu kadang kala adalah atasan kita sendiri.

Apalagi orang itu memberikan hadiah buat kita. Kita harus menganggapnya seprti orang tua kita sendiri.

Kamis, 24 Januari 2008

Aku Dijadikan Penutup Malu oleh Mertuaku 2

Tidak kenal dengan penderitaan Bunga, malahan ibu semakin menekan Bunga. Sehingga, bunga terpaksa hidup sendiri, mendayung bahtera kehidupan dan tertatih-tatih mencari sesuap nasi buat anaknya tercinta. Hidup tanpa ada yang peduli terasa keras baginya. Ibu masih saja menekan, tanpa perhatian dan tanpa kasihan. Masih menyindir, malahan mencaci maki.

Sudah jenuh dengan kejadian dan penderitaan yang dialami, Bulan Nofember 2006, akhirnya Bunga berpikir untuk minta kejelasan dari mertua Bunga tentang keberadaan suaminya. Tapi mereka tidak mau tahu dan tidak tahu menahu. Malahan, banyak perlakuan tidak mengenakan diterima Bunga dari keluarga itu. Di usir secara langsung saja yang tidak, tetapi perlakuan mereka sudah seperti mengusir dan tidak menerima keberadaan bunga di rumah itu.

Melihat penderitaan dan perlakuan mertua Bunga itu, ada mamak dari suami Bunga yang kasihan melihat Bunga yang juga umpama pembantu di rumah itu. Bunga memanggilnya dengan mak etek dan mak etek itu menyuruh Bunga tinggal di rumahnya. Namun, Lama-lama disana tidak enak juga bagi Bunga. Karena kehidupan rumah tangga mak etek itu juga susah.

Bunga pun mencari jalan lain dengan mencari pekerjaan. Singkat cerita, Bunga tinggal lagi di rumah mertuanya itu. Walau berada dalam tekanan, kata-katanya, sikapnya, sampai-sampai mengunci pintu kamar ketika Bunga ada. Dhati Bunga, "Entah apa yang ada di dalam kamar itu, entah makanan, entah apa-apa isinya yang tidak boleh diambil".

Letih mengingat semua, dua bulan Bunga di rumah mertua, namun kabar suaminya tidak kunjung ada. Malahan mereka terkesan sudah tahu, tapi menyembunyikan keberadaan anaknya itu. Ditambah lagi perlakuan mereka yang menjadikan Bunga seperti pembantu di rumah itu. Malahan, sampai makanpun Bunga sering memakan makanan yang udah basi.

"Apa-apa disembunyikan, pintu-pintu kamar dikunci. Emang Bunga maling!!
Sementara, adik suami yang perempuan juga tidak tahu diri dan sering menggunjingkan Bunga. Macam-macam dibilangnya, dia tidak suka Bunga dirumahnya dan hal itu seperti pengusiran secara tidak langsung. Kadang Bunga tidak tahan dan kami bertengkar dan dia sering cari gara-gara," papar Bunga sambil menyeka air matanya yng mulai mengalir ke pipinya.

Bugitu juga dengan adik suami yang laki-laki. Juga tidak suka Bunga di rumahnya lagi. Katanya, "Udah tahu kakaknya tidak mau sama Bunga, ngapain juga bertahan dirumahnya". Namun, Bunga mencoba bertahan karena tidak tahu mau kemana. Karena orang tua dan keluarga pun tidak ada yang peduli. Mertua yang perempuan suami Bunga inipun bilang, "Anakku udah tidak mau sama kamu, kalau kau mau kawin biar aku yang tanda tangan" katanya dengan mimik datar tidak seperti tidak punya hati.

"Kejamnya ibu mertua ternyata lebih kejam dari ibu tiri," sebut Bunga di dalam hati ketika itu.

Lama kelamaan, bau busuk yang disembunyikan mertua Bunga ketahuan juga. Ketika itu Bunga tinggal bersama mak etek. Dari cerita orang-orang terdekat dan mak etek, Bunga mengetahui, kalau Bunga hanya penutup malu. Sebenarnya dia [suami Bunga] ini mau kawin sama orang lain, tapi perempuannya melarikan diri ke Pekanbaru. Sedangkan hari pernikahannya sudah ditentukan. Maka dicarilah untuk tumbal dan mereka menemukan Bunga. Dengan itu, mak etek dan keluarganya prihatin dengan Bunga.

Kemudian, karena kebetulan mak etek itu Ketua RT di lingkungan situ. Singkat cerita, Bunga mencari kerja, karena tidak mau menyusahkan mak etek terus. Akhirnya pekerjaan itu dapat, memang hanya kerja di rumah orang bikin roti. Anak Bunga tinggal lari sama ibu. Bunga menyembunyikan keberadaan Bunga, karena takut ibu mencari Bunga dan ngasih anak Bunga ke Bunga. Waktu itu anak Bunga, Bujang berusia 1 tahun 4 bulan. Karena bekerja di rumah orang itu tidak bisa membawa anak.

Tapi berpisah dari anak adalah siksaan buat Bunga. Tidak tahan dengan pekerjaan itu, Bunga akhirnya berhenti dan pulang ke rumah ibunya. Di rumah ibunya itu, banyak hal yang membuat Bunga tertekan. Tapi Bunga tahan dan berusaha mencari kerja. Kemudian mendapat kerja di Boutique. Tapi habis lebaran berhenti, karena Boutique-nya tutup.

Beberapa waktu kemudian, karena desakan ekonomi. Bunga membayai hidup Bunga dan anak, maka sekarang Bunga bekerja sebagai pembantu. Capek, sedih juga, tapi mau bilang sama siapa? Tapi setiap melihat anak, Bunga berusaha untuk kuat dan tabah. Seandainya tidak ada Bujang, Bunga tidak mau melanjutkan hidup.

"Capek!! Semuanya menyakiti Bunga, membuang dan tidak ada yang peduli. Berat banget, tapi Bunga harus kuat dan tabah, untuk Bujang anak sibiran tulang, ubek jariah palarai damam. Berilah aku kekuatan Tuhan. Semoga masalah ini segera berakhir," raung Bunga dan mengakhiri ceritanya. (nph/Tamat)

Aku Dijadikan Penutup Malu oleh Mertuaku

Ini merupakan kisah dari Kota Bengkuang sendiri. Kisah dari sesosok perempuan yang wajahnya termasuk manis dan bertubuh samampai yang tinggal di sudut Kota Bengkuang ini. Kiranya masih ada mertua di sudut Ranah Minang ini tidak punya hati. Hal itu benar-benar terjadi dengan seorang menantu yang bernama Bunga (nama samaran).

Kisah sedih ini berawal pada tanggal 10 Januari 2005 lalu. Waktu itu, Bunga diminta pulang oleh ibunya dari tempat ia bekerja di Medan. Hal itu karena adik Bunga sedang sakit dan memerlukan uang untuk berobat ke rumah sakit. Karena sayangnya kepada adik, akhirnya Bunga pun pulang dan ditemui adiknya sedang sakit.

Namun, dibalik itu semua, ada maksud lain ibunya untuk menyuruh Bungan pulang yaitu untuk menjodohkan Bungan dengan seseorang. Waktu itu Bunga menolak karena belum ingin untuk menikah. Walaupun Bunga menolak dengan keras karena masih ingin bekerja, tapi ibu Bunga memaksakan kehendaknya.

Maka, tiga hari kemudian, Bunga dipertemukan dengan laki-laki dimaksud. Ternyata, laki-laki itu di mata bunga tidak ganteng dan juga gendut. Dengan artikata, Bunga yang kata orang meracun hati banyak lelaku jelas tidak suka dengan lelaki itu. Namun, lelaki itu seperti mendapat durian runtuh ketika melihat bunga yang menjadi jodohnya. Tanpa berfikir dan bertanya kalau Bunga sebenarnya tidak percaya diri berjalan dengan dia. Tapi Bunga pasrah dengan kehendak sang ibu.

Harapan Bunga saat itu, kalau memang dia jodoh Bunga, mudah-mudahan dia adalah orang yang baik. Karena selama ini Bunga selalu berada dalam tekanan ibu dan saudara yang lain. Maka, suatu ketika, Bunga menyampaikan semua kekurangan Bunga. Bahwa Bunga sangat tertekan dengan keluarga Bunga, terutama ibu. Dan Bunga juga bilang kalau Bunga merokok, tapi kalo lagi banyak pikiran saja, bukan perokok. Dan Bunga pun bilang sama dia, dia tulus atau tidak menyayangi Bunga, dia bilang tulus. Dan Bunga pun berusaha menerima dia apa adanya. Dan jujur, Bunga tidak suka dia.

Hanya tiga kali jalan bareng, akhirnya kami langsung menikah. Tepatnya tanggal 28 Januari 2005. Pada waktu menikah, Bunga mengetahui kalau dia itu tidak berpendidikan dan tidak tahu baca tulis Alquran. Bunga sangat kecewa, tapi sudahlah.

Sejalan dengan sudah digelarnya pesta, kamipun syah menjadi suami istri. Tidak beberapa lama setelah menikah, mulailah terlihat kejanggalan pada suami Bunga. Ia mulai berani tidak pulang ke rumah. Kalaupun pulang, itupun sudah larut malam. Sementara itu, tekanan pun datang dari ibu. Karena Bunga sudah punya suami, jadi tidak memberi uang kepada ibu. Karena itu pula ibu mulai lain. "Kayak gimana ya... susah bilanginnya. Kasarnya, minta uang setoran.

Dengan demikian, Bunga sangat tertekan. Sampai-sampai suami Bunga tidak pulang hingga dua bulan. Sejak umur perkawinan kami sudah dua bulan itu hingga sekarang ia tidak pernah pulang. Padahal, waktu ia meninggalkan Bunga, Bungan sedang hamil muda.

Sekarang, Bunga sudah melahirkan seorang anak laki-laki. Semoga dia tidak seperti bapaknya yang tidak bertanggung jawab malahan meninggalkan tanggung jawab. Saat ini, anak Bunga yang diberi nama Bujang sudah berumur 1 tahun 9 bulan. (nph) (bersambung)

Sabtu, 19 Januari 2008

Kader PDIP Dilaporkan ke Polisi

PADANG, METRO

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang melakukan aksi demonstrasi atas nama "BM" Cs (40) warga Banuaran yang menjabat sebagai Sekretaris PAC PDIP Kecamatan Lubuak bagaluang ke DPD PDIP Jalan S Parman, Rabu (16/1) lalu dilaporkan ke pihak berwajib, Kamis (17/1) di Poltabes Padang. Mereka dilaporkan dengan tuduhan dugaan pengrusakan, perampasan dan pengancaman.

Salah seorang anggota PDIP yang sekarang juga duduk sebagai anggota DPRD Kota Padang, Albert Hendra Lukman SE atas nama seluruh Pengurus DPD PDIP Sumbar didampingi Wakil Sekretaris DPD PDIP, Porota Zaluhu SE yang melaporkan kader PDIP tersebut kepada wartawan di Poltabes PAdang usai melaporkan kejadian itu mengatakan, peristiwa kemarin membuat penilaian masyarakat terhadap PDIP menjadi buruk. Karena telah diduga memiliki kader yang anarkis dan tergolong premanisme.

"Ini sebuah imej buruk bagi masyarakat terhdap PDIP. Karena diduga memiliki kader yang anarkis yang tidak mengutamakan musyawarah. Untuk itu, dengan tuduhan terhadap mereka itu akan dibuktikan oleh pihak berwajib. Karena memang kejadian ini telah dilaporkan dengan nomor laporan : LP/98/I/2008-Tabes," ungkap Albert.

Lebih lanjut dikatakan Albert, PDIP merupakan partai wong cilik yang anti dengan tindakan anarkis. Jadi, untuk tindakan pengrusakan, perampasan dan pengancaman ini biarlah diusut oleh polisi. Walaupun ini masalah intenal. Karena usaha untuk menyelesaikan secara internal sudah dilakukan, tetapi tidak mereka tanggapi.

Untuk itu, pihak berwajib hendaknya dengan cepat mengusut kasus ini. Karena tindakan DPD secara persuasif tidak lagi bisa dilakukan. Lagipula telah menimbulkan banyak kerugian yang belum dapat diperkirakan," harap Albert.

Dikatakannya, yang menjadi tersangka utama dalam kejadian sore itu adalah "BM" Cs (40) warga Banuaran yang menjabat sebagai Sekretaris PAC PDIP Kecamatan Lubuak Bagaluang. Namun, untuk yang lainnya disingkat dengan "Cs" di elakang nama tersangka utama.

Dijelaskan Albert, kejadian pengrusakan, perampasan dan pengancaman itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di Sekretariat DPD PDIP Jalan S Parman Lolong. Waktu itu DPD PDIP Sumbar sedang melaksanakan rapat pleno. Saat itu, para kader langsung masuk dan merusak sarana prasarana dan ATK. Kemudian merampas arsip-arsip partai sambil mengancam dengan minyak bensin.

Sementara itu, Kapoltabes Padang melalui Ka SPK B Poltabes Padang, Ipda Purwanto membenarkan bahwa Albert telah melaporkan kejadian itu dengan tuduhan pengrusakan, perampasan dan pengancaman. Laporan itu akan ditindak lanjuti secapatnya sesuai dengan perintah dari atasannya. (nph)

Evalube Rambah Kawasan Industri

Padang Kota Pertama Dilirik

PADANG, METRO

Awal tahun 2008 ini, PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) mulai merambah kawasan industri untuk memasarkan produknya. PT WGI merupakan salah satu perusahaan terkemuka dalam memproduksi pelumas dengan tiga brand (merek) yaitu Penzoil, Bestar dan Evalube. Perusahaan ini dikelola oleh anak bangsa Indonesia atau produk dalam negeri.

General Manager Corporate Communication WGI, Dewi Aryani H Rasyid kepada wartawan di Hotel Bumi Minang, Kamis (17/1) mengatakan, produk PT WGI yang akan dipasarkan ke kawasan industri adalah Evalube. Untuk yang pertama kali dilakukan di Sumbar dan khususnya Kota Padang. Yang menjadi tujuan utama PT WGI untuk memasarkan Evalube adalah PT Semen Pedang dan PT Perkebunan Nusantara VI.

Dijelaskan Dewi, pada tahun-tahun sebelumnya, pelumas produk PT WGI telah merambah ke kendaraan bermotor. Baik itu kendaraan roda dua maupun roda empat sejak tahun lahirnya tahun 1996 lalu. Sehingga salah satu produk yang terkenal dan sudah melekat di hati masyarakat adalah Penzoil dan Evalube.

"Untuk saat ini, walaupun Evalube juga telah dikenal, tetapi akan kita khususkan pemasarannya ke sektor industri. Yang menjadi tujuan utama di Sumbar atau di Padang adalah PT Semen Pedang dan PT Perkebunan Nusantara VI. Pilihan ini dilakukan karena melihat banyaknya peralatan PT SP yang memerlukan pelumas. Setelah dilakukan pertemuan dengan pihak PT SP, mereka menyambut baik tujuan dari PT WGI," ungkap Dewi yang pada saat itu disampingi oleh beberapa staf lainnya.

Diterangkan Dewi, selain untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, masuknya Evalube ke sektor industri ini juga karena kebutuhan pelumas yang semakin meningkat. Untuk target meliputi industri menengah, utamanya untuk pasar transportasi, baik laut maupun darat. Untuk itu, Evalube akan mulai disosialisasikan sebagai pelumas khusus industri ke beberapa perusahaan industri di seluruh Indonesia. Yang untuk awalnya dimulai dari Sumbar yang termasuk kepada Regional I.

Hal ini, menurut Dewi sebagai pendorongnya dilihat dari perkembangan sektor industri yang semakin pesat setiap tahunnya. Maka terdorong pula untuk memenuhi kebutuhan mesin-mesin pabrik transportasi, marine dan agriculture.

"Kami berharap agar produk-produk Evalube dapat diterima oleh konsumen. Karena, selain harganya bersaing, produknya juga berkualitas tinggi dan mampu melindungi mesin dari berbagai kerusakan akibat deposit, karat, varnish ataupun jelaga," harap Dewi. (nph)

Rabu, 16 Januari 2008

Sekretariat DPD PDIP Sumbar Porak Poranda

DPC Duga DPD Lakukan "Money Politik"

PADANG, METRO

Pada saat Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan (DPD PDIP) melaksanakan Rapat Pleno untuk penunjukkan Katua Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Rabu (16/1) sekitar pukul 15.00 WIB di Sekretariat DPD PDIP Jalan S Parman Lolong, tiba-tiba dikejutkan oleh aksi ratusan anggota DPC yang melakukan demosntasi.

Demokrasi yang berbuntut anarkis ini memporak porandakan barang-barang infentaris partai yang berada di lantai satu gedung sekretariat tersebut. Suara dentuman lemari besi kelantai terdengar hingga ke tepi jalan. Deraian gelas pecah juga mengiringi dentuman suara lemari. Tidak itu saja, suara sorak sorai dengan berbagai macam yel-yel juga keluar dari mulut demonstran.

Selain itu, juga mengusung beberapa spanduk yang bertuliskan tuntutan mereka. Salah satu spanduk dari kain berwarna merah bertuliskan "Cabut SK DPP No.33/Tap-DPD/DPP/VII/2007 Tanggal 20 Juli 2007 dan Bekukan Kepengurusan Periode 2005-2010". Kemudian, juga ada beberapa poster dan salah satunya bertuliskan, "Bubarkan DPD PDIP karena banyak pedagang politik".

Pada awalnya, demonstran yang berasal dari sekitar 16 DPC se-Sumbar ini hanya menyampaikan inspirasi mereka. Karena disinyalir adanya DPD melakukan "Money Politik" dalam melakukan penunjukkan Ketua DPC yang telah dipilih oleh PAC di masing-masing DPC. Berhubung adanya salah satu calon ketua yang hilang namanya dari daftar tiga orang nama yang terpilih dengan suara terbanyak. Salah satu yang mereka sebut-sebut adalah DPC Kota Padang.

Koordinator aksi, Edi Ilyas yang meruapakan seorang Wakil Bendahara di salah satu DPC kepada wartawan mengatakan, anggotanya yang melakukan demonstran berasal dari DPC seluruh Sumbar. Disebutkannya seperti DPC Padang Pariaman, DPC Pariaman, DPC Kota Padang, DPC Tanah Datar dan DPC Padang Panjang.

Dijelaskan Ilyas, mereka melakukan demonstrasi karena tidak sesuainya orang yang di SK-kan oleh DPD dengan yang telah dipilih oleh PAC untuk menjadi Ketua DPC. Salah satu contoh adalah DPC Kota Padang. Untuk itu, mereka berharap kepada DPD untuk meng-SK-kan Ketua DPC sesuai dengan hasil pemilihan masing-masing DPC.

Sementara itu, Wakil Sekretaris DPC Kota Padang, Darwin kepada wartawan mengatakan, beberapa waktu lalu DPC kota Padang telah melakukan pemilihan Ketua DPC. Untuk itu, beberapa orang telah mencalonkan diri. Maka PAC memilih para calon tersebut. Dari hasil pemilihan itu didapat tiga orang yang mendapat suara terbanyak yaitu Doni Sanas, Juanda Rasul dan Khairas Eka Putra. Hasil tersebut diserahkan ke DPD PDIP Sumbar.

Kemudian, lanjut Darwin, tanpa diduga dan disangka, ternyata yang disampaikan oleh DPD untuk menjadi Ketua DPC berubah dari yang bertiga itu yaitu dengan menggantikan Khairas Eka Putra dengan calon yang lain yang tidak mencapai suara tiga besar atas nama Albert Hendra. Dengan kejadian ini, maka PAC dan anggota DPC curiga dan melakukan protes. Karena diduga adanya permainan uang dalam menaikkan nama calon ini ke DPP PDIP.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPD PDIP, Drs DP Dt Labuan kepada POSMETRO mengatakan, belum bisa diperkirakan kerugian akibat kejadian ini. Karena Bidang Sekretariat sedang melakukan penghitungan. lagipula, dilihat dari kasat mata tidak begitu banyak yang rusak.

Kemudian, Wakil Ketua Bidang Infokom DPD PDIP, Hidayat SS yang dihubungi POSMETRO mengatakan, DPD menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh demostran. Sementara masih ada jalan lain yaitu musyawarah. Karena tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan dengan musyawarah.

Mengenai DPC Padang Panjang, dikatakan Hidayat bahwa ini kiranya karena adanya "miss komunikation" dari DPC atau PAC yang berfikir bahwa nama-nama yang dikirim itu telah final. Sementara, DPD belum memproses calon yang mereka kirimkan tersebut. Untuk itu, DPD akan melakukan Rapat Pleno untuk menunjuk pengurus yang akan diusulkan ke DPP. Karena untuk ini hanya DPP yang berwenang penuh.

Sedangkan untuk DPC Kota Padang, dijelaskan Hidayat, bahwa DPD menerima aspirasi dari kawan-kawan dari DPC Kota Padang tersebut. Namun, terlepas dari ditukar atau tidak ditukarnya calon yang akan dikirim ke DPP tersebut. (nph)

Unand dan Modco Foundation Komit Kembangkan SRI

Unand dan Modco Foundation Komit Kembangkan SRI

PADANG, METRO

Universitas Andalas (Unand) dan Medco Foundation telah berkomitmen untuk mengembangkan "The System of Rice Intensification" (SRI) di Sumbar. Hal itu secara awal telah dibuktikan dengan ditanda tanganinya "Momerandum of Understanding" (MoU) kerjasama antara Unand dan Medco Foundation tentang komitmen untuk mengembangkan SRI tersebut.

Akta kerjasama tersebut ditanda tangani pada pembukaan acara Seminar dan Lokakarya Nasional Strategi dan Dukungan Kajian Akademis Penerapan "The System of Rice Intensification" (SRI) di Unand, Selasa (15/1).

Rektor Unand, Prof Dr H Musliar Kasim MS kepada wartawan setalah acara pembukaan itu mengatakan, munculnya komitmen Unand untuk mengembangkan SRI ini di Sumbar terpanggil dari adanya indikasi penurunan produksi padi Sumbar. Sementara kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan pada tahun 1994 lalu, Sumbar merupakan daerah swasembada pangan.

Ditambahkan Musliar, hal ini juga sebuah kemauan yang sangat besar untuk membantu program pemerintah terutama dalam ketahanan pangan. Kemauan itu salah satunya bisa diwujudkan dengan SRI. Namun, untuk itupun perlu dilakukan kerjasama dengan pihak terkait seperti Medco Foundation. Dengan artikata, disini Unand menyediakan tenaga dan lahan sedangkan Medco Foundation menyediakan dana.

"Untuk itu, pada tahun 2008 ini, seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian Unand diwajibkan untuk tinggal di asrama. Kemudian, mereka diatur sedemikian rupa dengan membagi waktu mereka menajdi dua. Dari pagi hingga siang mereka belajar di lokal atau materi sedangkan pada siang hingga sore harinya mereka diturunkan ke lapangan dengan diberikan lahan per kelompok untuk mereka kelola untuk mewujudkan SRI ini. Dari sini, nantinya akan disampaikan ke masyarakat melalui mereka juga ketika Praktek Kerja Lapangan (PKL)," terang Musliar.

Sementara itu, Kepala Medco Foundation, Arifin Panigoro kepada wartawan mengatakan, kerjasama ini terjalin karena mempunyai tujuan yang sama dan komitmen untuk meningkatkan produksi pangan Sumbar. Medco Foundation menyediakan dana sedangkan Unand memiliki Science dan lahan untuk penerapan SRI. Baik itu lahan Unand sendiri maupun lahan Unand.

"Sementara untuk penerapan SRI di masyarakat itu dilakukan secara perlahan. Kemudian, untuk evaluasi dilakukan setiap setelah panen. Hal ini juga dilakukan oleh Unand dengan memanfaatkan mahasiswanya yang memerlukan pengalaman itu untuk memantapkan lmu pengetahuannya," jelas Arifin.

Pada acara Seminar dan Lokakarya Nasional Strategi dan Dukungan Kajian Akademis Penerapan "The System of Rice Intensification" itu, hadir Menteri Ketahanan Pangan yang diwakili oleh Kepala Ketahanan Pangan Pusat, Cuk Eko Hari Basuki, Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Asisten II, Surya Dharma Sabirin, Walikota (Wako) Sawahlunto, Wako Padang yang diwakili Wawako Padang, Muslim Kasim dan Kadis Pertanian se-Sumbar. (nph)

Produksi Padi Sumbar Lamban

Tanah Pertanian Mengalami Kejenuhan
Sebagai Akibat dari Bahan Kimia dan Pangaturan Air

PADANG, METRO

Dilihat dari kenyataan hingga saat ini, produksi padi Sumbar terkesan lambat. Hal ini setidaknya disebabkan karena tanah yang dijadikan areal pertanian sudah mengalami kejenuhan. Hal ini sebagai akibat dari penggunaan bahan kimia dalam pengolahan tanah oleh petani. Untuk itu, pengetahuan perlu petani dan keterampilan perlu ditingkatkan dengan penyuluhan.

Hal ini disapaikan Gubernur Sumbar, H Gamawan Fauzi dalam sambutannya yang disampaikan asisten II, Surya Dharma Sabirin pada pembukaan acara Seminar dan Lokakarya Nasional Strategi dan Dukungan Kajian Akademis Penerapan "The System of Rice Intensification" (SRI) di Universitas Andalas (Unand), Selasa (15/1).

Lebih jauh dijelaskan Gubernur, berkaitan dengan program SRI ini, perlu kiranya dilihat kenyataan perkembangan usaha pertanian di Sumbar saat ini. Dari jumlah total kepala keluarga sebanyak 1.110.700 kepala keluarga (KK) yang bertumpu kepada pertanian mencapai 476.800 KK. Mereka mengusahakan tanaman padi dan palawija.

Dilanjutkan Gubernur, sementara pencapaian peningkatan produksi padi sawah beberapa tahun terakhir terasa agak lambat atau mencapai "leveling off" (level mati). Sehingga rata-rata produktivitas yang dicapai berkisar antara 44,86 kw/ha tahun 2000 dan 45,22 kw/ha tahun 2006.

"Bila kita analisa secara ekonomi dengan membandingkan beberapa komponen ongkos produksi seperti biaya keperluan sarana produksi, biaya sewa lahan dan biaya upah tenaga kerja, maka usaha tani padi sawah hanya mendapatkan keuntungan yang minim sekali. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti tingginya ketergantungan petani kita akan kebutuhan dan menggunakan pupuk an-organik (pupuk pabrikan). Akibatnya, unsur mikro organisme tidak berfungsi di dalam tanah karena tanah telah mengalami kejenuhan," ungkap Gubernur.

Dilanjutkan Gubernur, sedangkan yang menyebabkan kejenuhan tanah ini akibat penggunaan pestisida yang tidak teratur. Sehingga tujuannya untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman tercapai dan sekaligus mengakibatkan rusaknya ekosistem lingkungan tanaman. Kemudian juga disebabkan oleh penggunaan dan pengaturan air yang berlebihan serta penggunaan benih unggul yang kurang bermutu.

"Sehingga untuk ke depannya, para petani harus diberdayakan dan diberikan penyuluhan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahun mereka akan bahaya dan keuntungan menggunakan bahan-bahan kimia. Selain itu juga memberikan pengetahuan untuk membuat pupuk organik yang tidak mempunyai efek samping," terang Gubernur.

Sementara Rektor Unand, Prof Dr H Musliar Kasim MS kepada POSMETRO mengakui banyaknya tanah pertanian yang sudah rusak atau mencapai titik jenuh akibat bahan kimia dan kurang terampilnya petani. Untuk itu perlu diberikan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Kemudian juga mengajarkan kepada mereka cara pembuatan pupuk organik dan yang ahannya ada di lingkungan petani itu sendiri.

"Karena, sebagai akibat dari kejenuhan tanah itu dalah berkurangnya produksi padi. Dengan demikian, yang akan menderita kerugian itu adalah petani sendiri. Lambat laun juga akan mengakibatkan musim kekurangan pangan teriutama beras", ungkap Musliar Kasim. (nph)

Bangunan Sejarah yang Terlupakan

Ada yang Berubah Fungsi

PADANG, METRO

Kota Padang sebenarnya mewarisi banyak situs sejarah seperti bangunan dari zaman VOC atau zaman Kolonial Belanda pada abad ke-19 yang terletak di kawasan Batang Arau dan Muaro Padang. Beberapa lokasi yang terkenal seperti Pasa Gadang, Pasa Mudiak dan Pasa Batipuah yang kini disebut dengan Kota Lamo. Hingga kini, sudah genap umur Kota Padang 339 tahun, namun bangunan itu tinggal kenangan dan terlupakan begitu saja.

Ketua Masyarakat Peduli Pariwisata (Ka Mappas Perwakilan Kota Padang, Derizon Yazid AMd yang datang ke Redaksi POSMETRO, Senin (14/1) mengatakan, sebagai pemerhati budaya dan pariwisata, Kota Padang khususnya dan Sumbar umumnya selalu memperhatikan hal-hal yang menarik untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Salah satunya yaitu bangunan peninggalan zaman kolonial yang mempunyai ciri khas tersendiri dan antik serta mempunyai nilai budaya dan seni yang tinggi.

Ditambahkan, Deri, bangunan-bangunan itu hingga sekarang masih ada dan sebagian yang lainnya sudah tinggal kenangan. Namun, yang tersisapun bukan berarti aman dari jamahan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dan salah satu contoh dalah Bank BI di Muaro Padang.

Dijelaskan Deri, seiring dengan perkembangan zaman, bangunan sejarah ini sudah banyak yang dirubuhkan. Yang merubuhkan bukan masyarakat, akan tetapi pemerintah sendiri yang seharusnya menjaga bangunan itu. Dengan sendirinya, sudah banyak pula yang berdiri rumah toko yang baru di atas bekas runtuhan itu.

Sementara itu, lanjut Deri, sebagaimana kita ketahui, wisatawan atau turis yang datang ke Kota Padang, terutama turis mancanegara tidak mencari kemewahan seperti mall atau jalan tol yang terkesan modernisasi. Tetapi, pada hakikatnya mereka mencari watak ciri khas warisan lokal dari masa lalu. Nilai jual kota dan landmark kota terletak pada warisan masa lalu tersebut.

Ditambahkan Deri, sekarang kita lihat kenyataannya banyak bangunan bersejarah yang rusak akibat pembangunan yang salah kaprah. Dicontohkannya seperti Kuburan Belanda yang dibongkar dan dijadikan Terminal Andalas dan sekarang sudah dijadikan lagi bangunan modern yaitu Plaza Andalas. Padahal, kuburan itu memiliki nilai sejarah yang tinggi dan berpotensi besar menarik wisatwan asal Eropa.

Disayangkan Deri, pemerintah belum tanggap dan kurang serius untuk melindungi bangunan sejarah dari kepunahan dan menyelamatkan secara efektif untuk menjadi objek wisata Kota Padang dengan nama "Padang Kota Tua". Malahan, semua tahu, simbol-simbol sejarah itu dilindungi oleh Undang-undang.

"Ke depan, bangunan bersejarah yang masih tersisa mendapat perhatian dari pemerintah sehingga tetap lestari. Sekarang baru beberapa yang diselamatkan dan dibenahi, tetapi belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ada sebuah kebijakan yang jelas dalam melindungi Padang Kota Lama," harap Deri. (nph)

Siswa SMP Tewas Ditabrak Land Cruiser

Kepala Luka Robek dan Mulut Mengeluarkan Darah

PASAMAN, METRO

Siswa SMP, Awal alias Bulek tewas sekitar pukul 16.00 WIB di Puskesmas Rao dengan luka robek di kepala dan mulutnya mengeluarkan darah. Hal ini akibat dari kecelakaan lalu lintas yang dialaminya bersama Hendri Azwar. Kejadian itu dialaminya ketika ia dibonceng dengan sepeda motor Suzuki Shogun tanpa plat oleh Hendri Azwar dari sekolahnya menuju kediaman orang tuanya di Rao ditabrak mobil Land Cruiser BK 9223 BF yang datang dari arah berlawanan.

Kapolres Pasaman melalui laporannya ke Mapolda Sumbar membenarkan kejadian itu. Kejadian tersebut terjadi di Jalan Umum Sesungen Nagari Lubuak Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman, Kamis (10/1) sekitar pukul 14.00 WIB. Pelaku adalah supir mobil Land Cruiser BK 9223 BF berinisial "Hy" (22) warga Komplek PT Rao Jaya Kecamatan Mapattunggul. Hingga saat ini pelaku telah diamankan di Mapolres Pasaman untuk pemeriksaan lebih lanjut. Barang bukti berupa dua unit kendaraan itu telah diamankan di Mapolres Pasaman.

Kejadian itu terjadi karena kelalaian pelaku dalam mengendarai kendaraanya sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Akibat kecelakaan itu, satu orang tewas dengan luka robek di kepalanya dan mulut mengeluarkan darah. Sementara satu korban lagi mengalami luka berat dan dirawat di Puskesmas.

Dari keterangan saksi, Epa (35) dan Aminah dan korban, Hendri Azmar kepada pihak berwajib menyebutkan, mobil Land Cruiser yang dikendarai "Hy" datang dari Pintu Padang menuju Rao. Saat melewati tikungan tajam ke kiri, mengambil jalan terlalu ke kanan karena menghindari jalan yang tidak rata di sebelah kirinya.

Malangnya, pada saat bersamaan datang sepeda motor Suzuki Shogun tanpa plat yang dikendarai Hendri Azmar dengan membonceng Awal alias Bulek dari arah berlawanan. Karena melihat mobil yang mengambil jalan terlalu ke kanan dan tidak adalagi ruang untuk jalan sepeda motornya, maka Hendri terkejut dan sepeda motor menjadi oleng. Sehingga, tabrakan pun tidak dapat dihindari dan terdengarlah suara dentuman ketika pertemuan kedua kendaraan itu.

Akibat tabrakan itu, Awal alias Bulek yang dibonceng dari sekolahnya oleh Hendri terlepar dari motor dan jatuh ke aspal. Sementara pengendara, Hendri pun jatuh bersama sepeda motornya. Warga yang melihat kejadian itu langsung memberikan pertolongan kepada kedua korban. Awal yang menderita luka robek di kepalanya dan mulut mengeluarkan darah diboyong ke Puskesmas Rao dan begitu juga dengan Hendri. Namun, setelah mendapat perawatan dari tim medis di Pusekesmas tersebut, akhirnya Awal tewas. (nph)

Sabtu, 12 Januari 2008

Tabrakan, Anggota Samapta Polda Sumbar Tewas

Kepala Pecah Tergilas Truk

PADANG, METRO

Kecelakaan naas yang mengakibatkan korban jiwa kembali terjadi di Jalur Padang-Solok, Sabtu (12/1) sekitar pukul 12.30 WIB. Kali ini yang menjadi korban adalah Bripda Efrin Nanda (22) anggota Samapta Polda Sumbar bersama teman perempuannya, Dewi Esti Susanti (21) mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Kapolres Solok melalui Waka Polres Solok, Kompol Zaini yang dihubungi POSMETRO membenarkan adanya kecelakaan lalu lintas di wilayahnya. Tepatnya di Jalan Umum Solok-Padang Aie Sirah Kecamatan Gunung Talang tidak beberapa jauh dari pendakian Sitinjau Lauik. Kecelakaan itu antara Truk Nissan Diesel bermuatan Batu Bara BA 9988 SI kontra sepeda motor Honda Tiger BA 5668 SY.

Dikatakannya, korban merupakan anggota Samapta Polda Sumbar tepatnya anggota Polki Dalmas bernama Bripda Efrin Nanda bersama teman perempuannya, Dewi Esti Susanti (21) mahasiswi Universitas Negeri Padang. Mereka keduanya tewas seketika di tempat kejadian (TKP). Efrin Nanda mengalami pecah kepala dan sekujur tubuhnya luka lecet. Sedangkan Dewi Esti Susanti mengalami luka robek di kepalanya dan sekujur badannya juga luka lecet.

Dijelaskan Zaini, kejadian berawal ketika sepeda motor Honda Tiger yang dikendarai Efrin Nanda datang dari arah Padang menuju Solok dengan membonceng Dewi Esti Susanti. Korban diduga mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Namun, ketika melewati jalan di Aie Sirah mengambil jalan terlalu ke kanan. Pada saat bersamaan, datang truk Nissan Diesel dengan merek kaca depannya "Exsmoed" yang disupiri "O" (28) warga Indaruang dari arah berlawanan.

Sehingga lanjut Zaini, tabrakan antara dua kendaraan tidak dapat dihindarkan. Akibatnya, setelah terjadi tabrakan, sepeda motor bersama Efrin langsung masuk ke kolong truk. Pada saat itulah diduga kepala Efrin tergilas roda truk. Sedangkan Dewi yang dibonceng Efrin terlempar dari sepeda motor sejauh 5 meter akibat terjadinya tabrakan itu dan terhempas ke aspal. Akibat itu kepalanya mengalami luka robek dan mengeluarkan darah.

Sehingga, lanjut Zaini, kedua korban akhirnya tewas di tempat. Tidak beberapa lama setelah kejadian itu, pihaknya sampai di lokasi dan menemukan kedua korban telah tewas. Sedangkan supir truk menyerahkan diri ke Polres Solok di Lubuak Salasiah. Karena kedua korban telah tewas, pihaknya langsung melakukan olah TKP dan kemudian mengirim korban ke RS Dr M Djamil Padang. Sebelum dikirim, identitas kedua korban telah diketahui. Dari sinilah diketahui kalau korban yang laki-laki atas nama Efrin Nanda merupakan anggota Polki Dalmas Samapta Polda Sumbar. Sedangkan korban yang perempuan adalah Mahasiswi UNP. Sampai berita ini dilansir, kedua korban masih diinapkan di RS Dr M Djamil Padang. (nph/rvi/ted)

Satu Lagi Saksi Eksekusi Wafat

Berpesan untuk Terus Perjuangkan Tanah Objek Perkara

Langit Kota Padang sore itu mulai diselubungi awan hitam, angin darat mulai bertiup mengibas daun pepohonan di kawasan bekas Eksekusi Subarang Padang. Matahari yang tadi memancarkan sinarnya kini tertutup awan tebal seperti menyampaikan kabar duka. Tidak lama berselang, suara dari handphone CDMA penulis berdering nyaring memecah kesunyian di redaksi POSMETRO, Kamis (10/1) sekitar pukul 15.15 WIB.

Nolpitos Hendri-Subarang Padang

Setelah kunci tombol handphone diaktifkan, maka terpampanglah tulisan "Message received" (pesan diterima) dari nomor yang sudah dikenal, ia seorang Penasehat Hukum Warga Korban Eksekusi Subarang Padang. Ketika pesan dibuka, ternyata pesan itu adalah pesan duka. Seorang saksi, dari porak porandanya Subarang Padang Selatan akibat Eksekusi, Isnaini (105) telah berpulang ke rahmatullah dalam usianya ke-105. Tidak lama berselang, lantunan suara Azan Ashar pun menggema di puncak rumah Allah.

Saat itu, awan hitam masih menghiasi langit Kota Padang. Dalam mendung dan hawa dingin yang mulai menyelimuti itu, penulis dengan sepeda motorpun menuju Subarang Padang Selatan dimana jenazah nenek Isnaini disemayamkan menjelang dikuburkan. Tepatnya di rumah seorang cucunya, Emi (40) yang hanya beberapa meter dari rumah almarhumah yang telah dieksekusi.

Sesampai di lokasi, hawa duka begitu terasa dari kejauhan. Karena sudah ramai warga sekitar yang berada di jalanan menuju rumah duka dengan memakai kerudung hitam dan ada pula yang menenteng bungkusan. Setibanya di rumah duka, isak tangis pun terdengar keluar dari mulut beberapa orang keluarga dan anak cucu serta cicit almarhumah. Tidak itu saja, korban eksekusi lainnya yang juga sudah berdatangan tampak meneteskan air mata mereka menandakan kesedihan yang mendalam.

Hingga almarhumah dikembumikan, Jumat (11/1) sekitar pukul 13.30 WIB di taman pemakaman Subarang Padang, suasana duka masih terbayang di wajah para korban eksekusi. Mata mereka masih terlihat merah karena sudah meneteskan air mata. Di tangan mereka juga terlihat sapu tangan untuk menyapu air mata mereka.

Salah seorang korban eksekusi, Jani (34) kepada POSMETRO mengaku sangat sedih. Karena dia dari kecil sudah mengenal sang nenek yang terbilang baik dan penyayang kepada anak-anak seusianya. Sang nenek juga pernah bercerita dongeng kepada Jani bersama teman-temannya waktu itu. Kadang juga memberi kue buatan sang nenek untuk dimakan bersama teman-temannya.

Sementara itu, cucu almarhumah, Emi (40) kepada POSMETRO mengatakan, bahwa nenek sudah sakit sejak sebualn terakhir. Pada awal sakitnya itu, sang nenek langsung dibawa ke RS M Djamil Padang untuk menjalani perawatan. Namun, kondisi nenek semakin memburuk dan akhirnya diputuskan untuk membawa nenek pulang. Ketika itu, sang nenek enggan pulang kerumah anaknya, karena ia ingin dekat dengan rumahnya yang telah runtuh akibat eksekusi.

Sang cucupun penuruti kehendak sang nenek dan membawanya kerumahnya yang tidak beberapa jauh dari lokasi eksekusi. Namun, hanya berselang satu minggu, akhirnya ia pun pergi mencari kedamaian dan kemenangan yang belum didapatkannya terhdap rumahnya yang telah dieksekusi hingga akhir hayatnya. Karena sudah begitu lama ia menunggu hingga berumur lebih dari seabad.

Sementara itu, Kuasa Hukum Warga Subarang Padang Selatan, Oktavianus Rizwa kepada POSMETRO mengatakan bahwa nenek tersebut merupakan seorang saksi yang banyak tahu dengan lika-liku mengenai tanah bekas eksekusi tersebut. Hingga akhir hayatnya, ia berpesan untuk selalu memperjuangkan tanah yang menjadi objek perkara di PN Padang itu hingga tetes darah penghabisan. Karena kebenaran tetap akan menang dari kemungkaran.

Berpotensi Jadikan Sentral Pertokoan

Kelurahan Simpang Haru
Fotonyo ado samo barangin bang, alah awak pasan tadi untuak ma ambiak sudut pertokoan di jalan Sutomo.

SIMPANG HARU, METRO

Kelurahan Simpang Haru merupakan salah satu kelurahan yang letaknya sangat strategis. Baik jalur evakuasi Tsunami maupun jalur perdagangan dari daerah kabupaten/kota ke Kota Padang. Karena, di kelurahan itu melintas Jalur utama dari daerah beberapa kabupaten/kota yaitu Jalan Padang Indaruang. Sehingga, daerah ini berpotensi untuk mengembangkan usaha di pertokoan di sepanjang Jalan Sutomo dan Sisingamangaraja. Selain itu, kelurahan ini juga memiliki penduduk yang pendidikannya SLTP yang merupakan ujung tombak perekonomian.

Lurah Simpang Haru, Irsal Syahbudin SE yang ditemui POSMETRO di kantornya mengatakan, walau masih ada kepala keluarga (KK) miskin di kelurahannya, namun bukan berarti warganya tidak berpendidikan. Karena, rata-rata pendidikan warganya dalah SLTA. Lagipula, di kelurahan ini ada 10 sekolah dan 2 akademi. Sekolah itu terdiri dari TK 3 buah, SD 2 buah, SLTP 2 buah dan SLTA 3 buah. Sedangkan akademi yang satu itu adalah Akademi Keperawatan dan Kebidanan Ranah Minang.

Dijelaskan Irsal, dari jumlah total penduduknya sekitar 1.120 KK dan 3.358 jiwa tersebar di beberapa RW dan RT. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh yaitu 50 % dari total jumlah penduduk. Buruh disini, yaitu bekerja di toko dan supermarket. Sedangkan yang bekerja sebagai pengusaha sekitar 30 % dari jumlah penduduk. Sementara yang berprofesi sebagai PNS hanya 15 % dan selebihnya lain-lain seperti supir dan jualan.

"Di daerah yang luasnya hanya 64 Ha, mereka hanya bisa untuk berusaha meningkatkan perekonomian dengan berdagang dan bekerja sebagai buruh. Karena, wilayah atau areal untuk pertanian sudah tidak ada lagi. Lagipula, di beberapa ruas jalan yang melintas di kelurahan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan kawasan pertokoan. Baik toko pakaian, olahraga, mesin, show room kendaraan bermotor, rumah makan, mainan maupun lainnya," ungkap Irsal.

Dijelaskannya, sudah tidak adanya areal pertanian ini memang karena kondisi dan letak kelurahan yang berada di daerah ketinggian dan sulit dicapai air. Lagipula, areal yang hanya seluas 64 Ha sudah ditutupi oleh pemukiman dan jalan serta fasilitas umum seperti sekolah dan masjid serta perumahan. Sehingga yang dapat dikembangkan hanya pertokoan. Hal ini juga didukung oleh keberadaaan Pasar Simpang Haru yang sudah dirancang pemerintah untuk mengembangkannya.

Selain adanya fasilitas pendukung tersebut, lanjut Irsal, kelurahannya pun sarat dengan lulusan sarjana (S1) dari berbagai perguruan tinggi. Ditambah lagi generasi muda umumnya lulusan SLTA terkemuka, baik swasta maupun negeri yang mempunyai keterampilan dan jiwa bisnis. Selain itu, juga ditambah menarik dengan adanya Tugu Api Simpang Haru yang sudah terkenal hampir ke seluruh pelosok kabupaten/kota. (nph)

Tukang Ojek Ditabrak Travel

Penumpang dan Motor Dijajar Sepanjang 10 Meter

PADANG, METRO

Amran (45) seorang tukang ojek, warga Labuhan Tarok Kelurahan Bunguih Barat Kecamatan Bunguih Taluak Kabuang, Kamis (10/1) sekitar pukul 13.30 WIB ditabrak oleh travel trayek Padang-Painan di Jalan Umum Bunguih Taluak Kabuang KM 14 bersama boncengannya, Lazardin (41) warga Mata Air Kecamatan Padang Selatan. Sementara supir travel, "DE" (32) warga Ampang Pulai Ampang Carocok Painan kabur setelah mengantar korban ke rumah sakit.

Kasat Lantas melalui Kanit Laka Lantas Poltabes Padang, Iptu Irwandi kepada POSMETRO di kantornya, Kamis (10/1) mengatakan, saat pihaknya menerima laporan dari warga setempat, ia langsung menuju TKP dan membantu korban serta mengamankan barang bukti serta mengambil keterangan saksi.

Dijelaskannya, dari keterangan saksi dan warga sekitar menyebutkan, korban datang dari arah Padang menuju Bunguih dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit BA 6308 JQ. Waktu itu ia hendak mengatar tumpangannya, Lazardin (41). Namun, sesampai di Jalan Umum Bunguih Taluak Kabuang KM 14 korban menghindari lubang yang berada di jalan tersebut.

Dilanjutkan Irwandi, pada saat yang bersamaan, datang travel L300 minibus BA 2281 N dari arah Painan yang diduga dengan kecepatan tinggi. Sehingga, tabrakan pun tak terhindari antara kedua kendaraan itu. Akibatnya, korban bersama boncengan dan sepeda motornya terseret sepanjang 10 meter dan ditabrakan ke trotoar jalan.

Sehingga, tambah Irwandi, korban bersama boncengannya mengalami luka parah dan hingga kini masih dirawat di RS Dr M Djamil Padang. Korban mengalami luka robek di kepalanya dan boncengannya mengalami luka robek di mulut dan tangannya luka lecet.

Dikatakan Irwandi, hingga kini supir travel masih dalam pengejaran pihaknya. Sedangkan identitas dan alamat tersangka sudah dikantongi. Saat ini pihaknya akan melakukan pengejaran ke Painan dimana tersangka berdomisili. Karena tersangka melarikan diri setelah mengantarkan korban bersama pihaknya ke RS Dr M Djamil Padang.

Pergantian Tahun, Maliki Kecelakaan

Sebelumnya, tambah Irwandi, kecelakaan lalu lintas juga terjadi di Jalan M Hatta Kapalo Koto sekitar pukul 00.00 WIB atau tepatnya pergantian tahun 1428 H ke 1429 H. Kecelakaan ini antara sepeda motor dengan sepeda motor yaitu Yamaha Force 1 BA 5065 AR yang dikendarai Anto (20) dengan Yamaha Alfa BA 5849 T yang dikendarai oleh Maliki (50).

Dijelaskan Irwandi, dari keterangan saksi dan warga setempat kepada pihaknya menyebutkan, kejadian berawal ketika kedua kendaraan sama-sama datang dari arah Kampus Unand menuju Simpang Pasar Baru. Namun, sebelum Simpang Bandes tiba-tiba mereka bersenggolan dan mereka jatuh dan berjajar di jalan.

Akibatnya, tambah Irwandi, Anto (20) warga Kampuang Pinang Lambuang Bukik Kecamatan Pauah mengalami atah bagian pinggul dan kaki serta tangannya mengalami luka lecet. Sementara, Maliki (50) warga Kuranji Kecamatan Kuranji mengalami luka robek di kepalanya dan kaki serta tangannya luka lecet. Sedangkan Riko (20) warga Tampuak Durian Korong Gadang Kecamatan Koto Tangah yang dibonceng oleh Maliki juga mengalami luka di kepalanya dan kaki serta tangannya.

Hingga kini, mereka masih menjalani perawatan di RS Dr M Djamil Padang. Sementara barang bukti berupa 2 unit sepeda motor sudah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut. (nph)

Tausiah dan Muhasabah

Tahun Masehi Berdasarkan Peredaran Matahari dan Hijriah Berdasarkan Peredaran Bulan

INDARUANG, METRO

Jajaran Direksi dan Karyawan PT Semen Padang (PTSP), Selasa (8/1) menyambut Tahun Baru 1429 Hijriah dengan melakukan Tausiah dan Muhasabah di Masjil Jabal Rahmah Indaruang. Acara ini diikuti ratusan karyawan beserta keluarga.

Ketua Panitia Pelaksana, Zulkarnain ST MM didampingi Pengurus Masjid, Ir Fuad salim MM kepada wartawan mengatakan, memang pada setiap hari besar Islam di masjid ini diadakan berbagai macam kegiatan. Untuk pada saat ini dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1429 Hijriah diadakan Tausiah dan Muhasabah. Untuk itu, dihadirkan seorang ustadz yang bernama Dr Ikhwan Matondang MAg.

Sementara itu, Direktur Utama PTSP yang diwakili Direktur Produksi, Ir Munadi Arifin SE AK MM dalam sambutannya mengatakan, dalam menyambut tahun baru 1429 H ini kita memang sudah merayakannya setiap tahun. Namun, yang paling penting disini adalah bagaimana cara kita merayakannya dengan kegiatan yang bermanfaat seperti tausiah dan muhasabah yang akan dilakukan ini.

Karena, lanjutnya, muhasaba merupakan salah astu cara kita dalam menakar apa yang telah kita lakukan. Namun tidak saja harus kita lakukan di akhir tahun, akan tetapi juga setiap kita melakukan kegiatan apapun untuk dunia ini. Karena dari dulu hal ini telah diajarkan oleh agama.

"Semoga dengan momen ini dapat kita manfaatkan dan kita mendapatkan hasil yang maksimal. Hendaknya pengayatan ini berdampak kepada perbuatan kita dan juga lingkungan kita," harap Munadi.

Sementara itu, ustadz Ikhwan Matondang MAg dalam tausiahnya menyampaikan, antara tahun baru 2008 Masehi dengan tahun baru 1429 Hijriah sama Sunnatullah. Karena, tahun Masehi dihitung berdasaran peredaran matahari dan tahun Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Hanya saja, Masehi dihitung pertama kali oleh orang non Islam dan Hijriah dihitung sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

"Untuk itu, seharuanyalah kita sebgai umat Islam untuk merayakan kedua tahun baru ini dengan melakukan inrospeksi diri dengan melakukan tausiah dan muhasabah. Sehingga ada perubahan perilaku kita dan kemajuan kegiatan dari tahun sebelumnya," harap Ikhwan. (nph)

Berdayakan Nelayan Tradisional

Profil Kelurahan Batang Arau
Diperlukan TPI Khusus Nelayan Tradisional

BATANG ARAU, METRO

Kelurahan Batang Arau yang mayoritas penduduknya nelayan, 70 % nya bermukim di lereng. Lagi pula, nelayan tersebut juga banyak nelayan tradisional karena mereka kebanyakan dari keluarga kurang mampu. Untuk itu, para nelayan tersebut perlu diberdayakan untuk mempertahankan dan memajukan ekonomi mereka. Dengan demikian, mereka pun diberikan kredit ringan mesin longtail untuk perahu nelayan tradisional tersebut.

Lurah Batang Arau, Nazaruddin Tanjung kepada POSMETRO di kantornya mengatakan, jumlah penduduknya saat ini sudah mencapai 4.590 jiwa. Terdiri dari 955 kepala keluarga (KK) laki-laki dan 171 KK perempuan. Mereka tinggal di 790 unit rumah yang pada umumnya berada di lereng. Mereka tersebar di 4 RW dan 19 RT dengan luas total daerah yaitu 34 Ha.

Mengenai pekerjaan penduduknya, dijelaskan Nazaruddin, bahwa penduduknya kebanyakan nelayan dan buruh. Untuk itu, dia melakukan pembinaan terhadap nelayan dalam rangka meningkatkan perekonomian mereka. Terutama nelayan tradisional yang ke laut menggunakan sampan kecil dan lampu colok.

Diterangkan Nazaruddin, jumlah mereka sekitar 45 KK. Untuk memberdayakan mereka itu, mereka dibantu dengan memberikan kredit ringan untuk mesin longtail. Untuk tahap pertama mereka sudah dibantu sebanyak 15 mesin dan tahap kedua sudah dibantu dengan 10 mesin. Untuk pembayarannya, mereka lakukan selama 20 bulan dengan angsurannya setiap bulan seharga Rp 115.000.

Selain itu, lanjut Nazaruddin, selain memberdayakan kepala keluarganya, ibu rumah tangganya juga diberdayakan dengan memberikan pelatihan kepada mereka untuk mengelola tangkapan suaminya menjadi berbagai macam makanan. Baik itu udang maupun ikan kecil dan besar.

Mengenai rata pendidikan warganya dikatakan Nazaruddin bahwa rata pendidikan warganya adalah SLTP. Karena memang mereka kebanyakan tidak melanjutkan sekolah karena terhalang biaya dan pengaruh lingkungan serta tuntutan ekonomi.

Lebih jauh dijelaskannya, 4642 jiwa warganya memang bermukim di lereng. Diantaranya berada di empat daerah yaitu Kampuang Teleang (RW I), Kampuang Batu (RW II) yang disana ada Jembatan Siti Nurbaya, Pangalangan (RW III) dan Babayan (RW IV) yang ada disana Kuburan Siti Nurbaya dan Gunuang Padang. Dengan demikian, bukan seluruh daerah ini dinamakan Gunuang Padang. Gunuang Padang itu hanya yang teronggok sedikit itu saja. Sedangkan tanah tinggi dimana kuburan Cino ada itu disebut dengan Sintiong. Kadang orang salah sebut dengan daerah ini. (nph)

PSK Dikirim ke Andam Dewi Sukarami


BAGINDO AZIZ CHAN, METRO

Seorang wanita tuna susila, Nesmawati (43) warga Jalan Tunggang Kelurahan Pasa Ambacang Kecamatan Pauh dikirim ke Panti Rehabilitasi Andam Dewi Sukarami Solok, Rabu (9/1). Pasalnya, Rabu (9/1) sekitar pukul 01.30 WIB, janda beranak tiga ini dijaring Pol PP Padang di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol bersama temannya, Yuni Ramadani (24) sedang menunggu ojek yang juga janda.

Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal kepada POSMETRO dikantornya mengatakan, sesuai dengan tugas pokok Pol PP Padang untuk melakukan penertiban terhadap pelanggar Perda, terutama mengenai penyakit masyarakat, maka setiap malam dilakukan patroli oleh anggotanya di ruas jalan dan lokasi yang rawan terjadinya penyakit masyarakat.

Untuk itu, lanjutnya, pada dinihari Rabu sekitar pukul 01.30 WIB pihaknya kembali menjaring 2 orang wanita yang diduga WTS. Kemudian, mereka pun diamankan di Kantor Pol PP Padang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dijelaskan Dedi, dari hasil pemeriksaan pihaknya, seorang perempuan, "N" merupakan "pemain lama". Pada awalnya ia mengaku sudah berhenti, namun akhirnya mengaku masih "Jualan". Walau ia baru kali ini dijaring. Malahan, ia hendak mengajak temannya "YR" untuk mengikuti jejaknya. Sang janda beranak tiga itu mengaku sudah jarang menerima tamu. Sehingga, untuk terus bisa melayani tamunya, ia mengajak "YR".

Sementara itu, "YR" kepada pihaknya mengaku pada sore harinya diajak oleh "N" untuk membesuk anak "N" di Poltabes Padang yang tertangkap dalam kasus copet di Pasar Raya. Namun, "N" kembali mengajaknya untuk jalan-jalan dan menjemputnya ke rumahnya di Simpang Kalumpang Koto Tangah.

Dengan demikian, jelas Dedi, untuk memberikan masukan yang baik bagi "N" maka ia terpaksa dikirim ke Panti Rehabilitasi Andam Dewi Solok. Dengan ini diharapkan supaya ia keluar dari panti tidak kembali lagi kepada profesinya semula. Lagipula, ia sudah tua dan tidak mempengaruhi wanita lain untuk berprofesi sepertinya. (nph)

Kamis, 10 Januari 2008

Kondisi Soeharto Memburuk

Rabu, 09 Januari 2008
Okezone.com

Tim Dokter Pesimistis, Anak-Cucu Dikumpulkan

Rabu, 09 Januari 2008


Kewenangan Jaksa Agung

Pakar hukum Chaerul Huda menegaskan, penggunaan deponir merupakan kewenangan mutlak Jaksa Agung, sebagai penerapan asas oportunitas. Dosen Universitas Muhamadiyah Jakarta ini menjelaskan dalam proses penuntutan perkara jaksa pada prinsipnya menganut dua asas.

Pertama, asas legalitas di mana jaksa harus menuntut setiap perkara berdasarkan peraturan yang berlaku. Kedua, asas oportunitas, yakni jaksa berhak menyampingkan perkara demi kepentingan umum. Dia mengakui sejauh ini tidak ada satupun peraturan hukum yang merinci secara jelas apa saja yang termasuk ke dalam 'kepentingan umum'.

''Sejauh ini hanya diatur dalam penjelasan Pasal 35 huruf c undang-undang kejaksaan yang menyebutkan bahwa kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara dan masyarakat,'' katanya.

Jadi pada praktiknya, deponer tersebut benar-benar mutlak menjadi kewenangan jaksa agung. ''Deponir adalah diskresi Jaksa Agung,'' tegas Huda.

Dia mencatat kejaksaan pernah mencampuradukan antara penghentian penyidikan dengan deponir. Dalam kasus praperadilan seorang aktivis LSM antikorupsi di Jawa Tengah, Boyamin, Jaksa Agung membuat sebuah surat tertulis tentang penghentian penyidikan perkara (SP3).

Namun, kata dia, pada bagian pertimbangannya memakai deponir. ''Jika memang seperti itu, jelas Jaksa Agung menyalahgunakan kewenangannya,'' ujar Huda.

Gubernur Lemhannas Muladi menegaskan agar kasus hukum terhadap Soeharto dijalankan. ''Seperti yang saya katakan, proses hukumnya harus dijalankan dan diselesaikan. Kalau masalah kemanusiaan, kan sudah banyak yang memaafkan,'' katanya.

Oleh karena itu, dia setuju bila langkah hukum terhadap mantan penguasa Orde Baru itu diteruskan. ''Deponir bisa jadi salah satu solusinya. Jangan diambangkan seperti sekarang ini. Kalau sampai meninggal statusnya masih dicurigai sebagai orang yang melakukan tindak pidana kan kurang baik,'' imbuhnya. Muladi tidak ingin bila Soeharto mengalami nasib seperti mantan presiden Soekarno.

Jaksa Agung Hendarman Supandji mengatakan, yang bisa menghentikan kasus perdata adalah yang memberikan kuasa.

''Yang bisa menghentikan itu yang memberi kuasa. Kalau pemerintah yang memberikan kuasa menghentikan kuasanya, kan selesai. Sedangkan kasus pidananya sudah selesai,'' tukasnya.

Ketua Umum Partai Matahari Bangsa (PMB), Imam Addaruqutni, menuntut pemerintah agar pengadilan terhadap mantan Presiden Soeharto tetap diproses sesuai hukum yang berlaku tanpa harus melihat kondisinya. ''Proses hukum tetap harus dilanjutkan demi rasa keadilan,'' ungkapnya dalam keterangan pers awal tahun di Jakarta.

Imam mengatakan, dukungan berbagai pihak yang menginginkan agar proses hukum terhadap mantan Presiden Soeharto dihentikan karena kondisi kesehatan Pak Harto yang kritis dan dirawat di RSPP sebagai hal yang menodai hukum. ''Usulan itu sangat menodai hukum yang berlaku. Sebaiknya proses hukum tetap dilanjutkan sampai ada keputusannya,'' tegasnya.

Kondisi Soeharto Memburuk

Rabu, 09 Januari 2008
Okezone.com

Tim Dokter Pesimistis, Anak-Cucu Dikumpulkan

Rabu, 09 Januari 2008

Dideponir

Sementara pro dan kontra pengampunan Soeharto akibat kondisi kesehatannya yang memburuk terus bergulir. Walaupun begitu, peradilan tuntutan perdata pemerintah atas dugaan penyalahgunaan dana Yayasan Supersemar tidak berhenti.

Persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), kemarin beragendakan mendengarkan keterangan saksi yang diajukan oleh kuasa hukum Soeharto.

Salah satu saksi, yakni anggota Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMAPBS) Suaib Didu, menitikkan air mata ketika mendengarkan keterangan.

''Karena ada beasiswa Supersemar kami bisa seperti ini, bila tidak mendapat bea siswa, mungkin saya menjadi petani. Bagaimana dengan adik-adik kami nanti bila dihentikan,'' ujar Suaib.

Salah satu Jaksa Pengacara Negara (JPN), Dachamer Munthe, yang mewakili pemerintah dalam menggugat Yayasan Supersemar dan Soeharto dalam kasus tersebut mengatakan, gugatan perdata tersebut justru diajukan untuk mendukung kelanjutan beasiswa Supersemar.

''Yang dipersoalkan adalah dana yayasan menurut Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) hanya 15 persen yang disalurkan untuk beasiswa. Kami mendukung orang-orang yang seharusnya menerima, tetapi malah tidak menerima karena sebagian dana digunakan untuk kepentingan bisnis,'' ujar Munthe.

Kondisi Soeharto Memburuk

Rabu, 09 Januari 2008
Okezone.com

Tim Dokter Pesimistis, Anak-Cucu Dikumpulkan

Rabu, 09 Januari 2008

Bikin Kacau

Salah satu pengacara Soeharto, M Assegaf, mengatakan pernyataan Partai Golkar agar pemerintah mendeponir atau mengesampingkan demi kepentingan umum kasus hukum Soeharto dianggapnya tidak perlu. Bahkan pernyataan tersebut malah membikin rancu dan kacau status hukum.

Pasalnya, kasus pidana Soeharto telah dihentikan melalui Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan (SKP2), akibat mantan penguasa Orde Baru tersebut dinyatakan sakit permanen oleh pengadilan.

''Menjadi rancu dan kacau ketika Golkar kemudian mengeluarkan pernyataan yang tidak perlu. Adanya deponir atau azas oportunitas sudah tidak perlu karena ada SKP2,'' ujar Assegaf ketika ditemui usai sidang.

Dia menambahkan, SKP2 itu menunjukkan hingga sekarang tidak ada produk hukum yang menyebutkan kliennya bersalah. ''Sudah tutup, sudah bersih, jadi untuk apalagi Golkar mengeluarkan pernyataan yang bikin ramai itu.''

Mengenai pengampunan, ia menyatakan diksi tersebut mengandung pengertian yang keliru. Pasalnya, pengampunan berarti memberi ampun kepada orang yang dinyatakan bersalah. Padahal, Soeharto, tidak pernah dinyatakan bersalah demi hukum.

Terpisah, Ketua Lembaga Pengkajian Sosial Politik dan Ketahanan Nasional (LPSPKN) Bambang Sulistomo mempertanyakan keluarnya TAP MPR No XI tahun 1999 tentang Pelaksanaan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN yang didukung oleh Golkar.

Anehnya sekarang Golkar malah meminta masyarakat memaafkan dosa masa lalu Soeharto, seolah beliau bersalah. ''Padahal kita belum tahu kesalahannya apa. Kalau dituduh melakukan KKN, di mana KKN-nya,'' kata putera Bung Tomo ini.

Bambang berpendapat, rezim-rezim yang pernah berkuasa seharusnya menjelaskan kepada publik apa kesalahan presiden RI kedua itu, sehingga masyarakat tahu apa perlakuan yang layak diberikan kepada Soeharto.

''Kalau disebut Pak Harto harus dimaafkan karena jasa-jasanya lebih besar dari pada kesalahannya, berarti orang-orang yang dulu ikut menjatuhkan salah dan harus ditangkap,'' tandasnya.

Kondisi Soeharto Memburuk,

Rabu, 09 Januari 2008

Okezone.com

Tim Dokter Pesimistis, Anak-Cucu Dikumpulkan
Kondisi Soeharto Memburuk

Rabu, 09 Januari 2008

KELUAR RUANGAN: Mantan presiden Soeharto dibawa keluar dari ruangan unit radiologi RSP Pertamina, Jakarta, Selasa (8/1). Soeharto dibawa ke rumah sakit, setelah kondisi kesehatannya kembali memburuk. Tim medis berusaha mencegah terjadinya kegagalan fungsi organ-organnya.

JAKARTA- Kondisi kesehatan mantan presiden Soeharto (86) memburuk, saat para dokter berusaha mencegah kegagalan fungsi banyak organ, kata anggota tim medisnya kemarin. Orang dekat keluarga Cendana menyebutkan, keenam anak Soeharto dan hampir seluruh menantu maupun cucunya berada di sampingnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Hal itu menunjukkan betapa serius kondisi mantan orang nomor satu Indonesia itu.

Akhir pekan lalu, saat kesehatan Soeharto memburuk, tidak semua anaknya berkumpul. ''Namun hari ini (kemarin) semuanya berada di sini. Hal itu menunjukkan kondisinya makin buruk,'' jelas dia.

Dokter lain menyatakan pesimistis. Kemarin sore seorang anggota tim medis Soeharto mengatakan kondisi bekas penguasa Orde Baru itu memburuk.

Soeharto dirawat di RS Pertamina mulai Jumat (4/1). Tim yang terdiri atas 40 dokter tengah merawatnya karena gangguan jantung, ginjal, dan paru-paru.

''Kondisi Soeharto sangat tidak stabil dan membutuhkan pemantauan intensif,'' kata Mardjo Soebiandono, ketua tim medis yang merawat purnawirawan jenderal bintang lima itu saat konferensi pers.

''Makin banyak cairan dalam paru-parunya, urine dan fecesnya berdarah. Hal itu menunjukkan haemoglobinnya drop,'' jelasnya. Dia menambahkan, Soeharto juga telah diberi transfusi darah.

Para wartawan di rumah sakit itu melihat Pak Harto dibawa keluar dari bagian radiologi didampingi tiga putrinya yang menangis.

Juniarti Hatta, pakar kardiovaskuler yang juga anggota tim medis, menjelaskan Soeharto mungkin mengalami gagal jantung.

''Kondisi yang terus memburuk membuat kami kurang opti-mistis,'' lanjutnya. Dia menambahkan bahwa banyak organ tubuh Soeharto kemungkinan gagal berfungsi.

Rabu, 09 Januari 2008

Filosofi

Sesuatu yang menghubungkan antara manusia dan Tuahnnya adalah keberanian untuk berusaha mencoba dan imannya.

Si Pesimis melihat kesulitan dalam kesempatan, sedangkan si Optimis melihat kesempatan dalam kesempitan.

Sentra Produksi Ikan Air Tawar

Profil Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto
Bisa Jadikan Objek Wisata

KOTO PANJANG, METRO

Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto yang terletak di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah mempunyai luas 577 hectar (Ha). Walau sebagian besar wilayahnya diliputi oleh kawasan persawahan atau pertanian, namun daerah ini mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai sentra produksi ikan air tawar dan bisa juga dijadikan sebagai objek wisata.

Lurah Koto Panjang Ikua Koto, Ampera Salim yang ditemui di kantornya mengatakan, dalam wilayah yang seluas itu, terdiri dari areal pertanian, peternakan, industri dan pemukiman. Wilayah pertanian seluas 99,9 Ha, pemukiman seluas 96 Ha, industri seluas 12,5 Ha dan areal peternakan seluas 2 Ha.

"Untuk daerah pemukiman dihuni oleh 8.552 jiwa penduduk yang tergabung ke dalam 1.870 kepala keluarga (KK). Mereka terdiri dari laki-laki sebanyak 4.373 jiwa dan perempuan 4.179 jiwa. Sementara, mata pencaharian mereka bermacam-macam, mulai dari karyawan, wiraswasta, tani hingga buruh tani dan nelayan. Sementara itu, juga ada yang masih bersekolah di 8 SD, 2 SLTP dan 1 SLTA di kawasan itu," papar Ampera.

Dijelaskannya, dari kesemua mata pencaharian itu, yang sangat berpotensi adalah produksi dan industri ikan air tawar. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat juga bisa dijadikan objek wisata lokal. Wisata itu seperti wisata pancing dan wisata memberi makan ikan di sepanjang bandar dimana ikan itu dikembang biakan dan dibesarkan.

"Situasi atau kendisi paling menarik untuk disaksikan dan dijadikan objek wisata adalah 2 minggu sebelum panen. Di sepanjang bandar tersebut akan terlihat ikan-ikan yang akan dipanen bermain. Sehingga, apabila mereka diberi makan akan terlihat keindahan dan suara gemersik air ketika mereka berebut makanan. Hal ini kiranya akan menarik anak-anak dan orang dewasa untuk menyaksikan. Selain menghilangkan stres juga menghilangkan jenuh," tuturnya.

Karena lanjut Ampera, tidak saja pengusaha yang melakukan budidaya ikan air tawar, tetapi juga 9 kelompok ikan larangan di 9 saluran irigasi yang ada di wilayah Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto. Untuk pengusaha ikan air tawar ada di tepi Batang Aie Dingin. Sedangkan untuk ikan larangan yang ada di saluran irigasi itu seperti Banda Gaduang, Banda Masjid Raya Ikua Koto, Banda Surau Gadang, Banda Surau Tabek Lubuak Aro, Banda Tanjuang, Banda Kelok, Banda Pagai Lua, Banda Pagai Dalam dan Banda Khairu ummah.

Diterangkan Ampera, semua kelompok ikan larangan itu tergabung dalam sebuah persatuan dengan nama "Gabungan Organisasi Ikan Larangan" yang disngkat menjadi GOIL. Akibat banjir lalu, GOIL menderita kerugian mencapai 350 juta. Karena ikan mereka yang siap dipanen hanyut di kemuara dan bertebaran di penjang saluran dan Batang Aie Dingin.

Selain itu, lanjut Ampera, dengan adanya ikan larangan ini juga bisa menjadi wisata keluarga. Kemudian, saluran irigasi itu juga menjadi bersih karena sekali sebulan selalu dibersihkan oleh anggota GOIL. Hal ini juga membuat para pemuda mempunyai kegiatan dan tidak mempunyai wktu untuk bermain dan melakukan kegiatan yang tidak menguntungkan.

Untuk itu, diharapkan Ampera agar ada perhatian dari dinas terkait dengan adanya potensi yang seperti ini. Karena dengan jumlah yang cukup banyak ini kiranya bisa dijadikan sentra ikan air tawar yang bisa juga dijadikan objek wisata musiman seperti memberi makan dan wisata pansing pagi para pehobi pancing. Selain itu juga bisa menggaet uang ketika panen datang yang dilaksanakan 2 kali setiap tahunnnya. Setiap satu lokasi ikan larangan mendapatkan uang dalam sekali panen dari insert peserta mencapai 6 juta rupiah.

"Walaupun tenaga kerja yang akan dipekerjakan di sana hanya berpendidikan rata-rata SLTP dengan jumlah tamatan mencapai 1.162 orang, SLTA 50 orang dan D1-D3 sebanyak 75 orang. Selain mereka bisa untuk bekerja di sentra ikan air tawar tersebut juga bisa bekerja di sentra tanaman hias dan tanaman buah yang juga ada di Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto. Karena dari mereka itu yang berada pasa usia kerja 20 hingga 26 tahun mencapai 999 orang sedangkan tenaga kerja yang berumur 27 hingga 50 tahun berjumlah 1.199 orang. Dengan jumlah sedemikian, akan bisa mengelola wisata dan industri ikan air tawar itu. Akan tetapi sudah barang tentu adanya "Lirikan" dari dinas terkait," ujar Ampera. (nph)

Pengusaha Ikan Air Tawar Rugi Ratusan Juta

Ikan Larangan Ikut Dibawa Arus, Kerugian Mencapai 350 Juta

PADANG, METRO

Akibat banjir yang melanda sebagian besar Kota Padang terutama Kecamatan Koto Tangah, Selasa (25/12) tahun 2007 lalu tidak saja membuat repot pemerintah, malahan membuat pengusaha ikan dan kelompok ikan larangan di Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto menderita kerugian ratusan juga. Kenapa tidak, selain kolam ikan porak poranda bibit dan ikan yang siap dipanen juga dibawa arus ke muara.

Salah seorang pengusaha ikan air tawar, Syamsurizal (53) warga Surau Gadang Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto kepada POSMETRO mengatakan, seluruh tambak atau kolam dan keramba ikan miliknya rusak akibat banjir. Mulai dari tambak bibit, ikan siap panen dan induk habis hanyut bersama air.

"Hal ini terjadi karena air meluap dari sungai yang sudah dangkal. Tinggi tebing atau jarak dari dasar sungai ke daratan hanya sekitar 1 meter hingga 1,5 meter. Sehingga, apabila debit air bertambah, maka air dengan cepat meluap. Terutama ke saluran irigasi yang digunakan sebagai tempat budidaya ikan," ungkap Syamsurizal.

Ditambahkannya, akibat banjir tersebut sekitar 200.000 ekor bibit ikannya hilang, sekitar 4 ton ikan siap panen juga hanyut dan sekitar 2 ton induk sebagai produksi bibit juga lenyap. Total kerugian akibat kejadian itu mencapai 100 juta. Sementara, juga ada pengusaha yang lain yang mengalami kerugian dengan jumlah yang lebih.

Dijelaskan Syamsurizal, seharusnya ia bisa untuk memanen ikannya 3 kali dalam setahun yang menghasilkan mencapai 15 juta setiap panen. Namun, kini harapan itu tinggal kenangan akibat banjir yang melanda. Kerugian tidak saja dari hal itu, juga kerusakan terhadap kolam yang perlu diperbaiki dengan biaya mencapai 15 juta seperti tembok dan pagar.

Hal itu juga dibenarkan Lurah Koto Panjang Ikua Koto, Ampera Salim. Kepada POSMETRO mengatakan bahwa tidak saja pengusaha ikan yang dirugikan. Tetapi juga warga Koto Panjang Ikua Koto yang mempunyai 9 lokasi ikan larangan. Enam dari sembilan lokasi ikan larangan itu porak poranda akibat banjir.

"Dari enam lokasi atau kelompok ikan larangan itu, kesmuanya akan segera dipanen. Karena ikan larangan itu dipanen 2 kali dalam setahun. Sehingga, bibit yang diisikan sebanyak 4.000 ekor setiap 1 lokasi yang siap dipanen sudah tidak adalagi. Maka, kerugian akibat banjir terhadap warga yang termasuk ke dalam kelompok ikan larangan itu mencapai 350 juta," ungkap Ampera Salim.

Sementara itu, Direktur Walhi Sumbar, Khalid Saifullah kepada POSMETRO mengatakan, banjir yang melanda Kecamatan Koto Tangah beberapa hari lalu bukan karena penebangan atau kerusakan hutan dalam tahun 2007 lalu. Akan tetapi, banjir tersebut sebagai hadiah dari penebangan hutan sejak 2 hingga 5 tahun lalu. Karena tunggul bekas tebangan dalam umuran 2 hingga 5 tahun itu sudah mati dan tidak lagi dapat menyerap air. Sehingga ketika hujan datang air tidak tertampung dan langsung turun ke sungai yang mengakibatkan sungai meluap. (nph)

Dalam 10 Tahun Kedepan Hutan Sumbar Terancam Habis

Pemilik IUPHHK Terindikasi Lakukan Penebangan Lebihi RKT

PADANG, METRO

Hingga penguhujung tahun 2007 dan awal tahun 2008, hutan Sumbar ( hutan yang dimaksud adalah rimba yang mempunyai bermacam jenis kayu yang diameter kayunya 50 cm keatas dan memiliki keanekaragaman hayati) yang tersisa sekitar 2.600.374 hectar (Ha). Sementara, laju deforesasi (pengurangan tutupan hutan-red) setiap tahunnya di Sumbar mencapai 100.000 Ha per tahun.

Terkait hal itu, Direktur Walhi Sumbar, Khalid Saifullah kepada POSMETRO di ruang kerjanya mengatakan, hutan Sumbar yang hanya tinggal seluas 2.600.374 Ha itu akan habis dalam waktu hanya 10 tahun. Itu apabila laju deforesasi masih terjadi setiap tahunnya seluas 100.000 Ha. Walau tidak dapat dipungkiri pula, kalau dibandingkan dengan tahun yang lalu laju deforesasi menurun.

Dijelaskan Syaiful, laju deforesasi setinggi itu terhadap hutan Sumbar tersebut terjadi akibat beberapa hal. Salah satunya yaitu adanya perusahaan pemegang Hak Penguasaan Hutan (HPH) yang sekarang disebut dengan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang disinyalir melakukan penebangan melebihi RKT yang hanya diberikan 100 Ha setiap tahunnya.

"Hal itu terjadi di beberapa kabupaten dan kota di Sumbar seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Dharmasraya, Pasaman Barat, Dharmasraya, Pesisir Selatan dan Solok Selatan. Kerusakan atau deforesasi terparah terjadi terhadap hutan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dimana deforesasi atau pembalakan hutan mencapai Taman Nasional Siberut," ungkap Syaifullah.

Dipaparkannya, karena kejadian yang seperti itu, masing-masing kabupaten tersebut hutannya yang masih tersisa yaitu, Kabupaten Kepulauan Mentawai 49 %, Kabupaten Dharmasraya 30 %, Pasaman Barat 52 %, Pesisir Selatan 30 %dan Solok Selatan 60 %. Persentase lebihnya sudah digarap dan sudah dikonservasi menjadi perkebunan, tambang dan pemukiman.

Untuk itu diharapkan kepada pemerintah untuk mendata kembali keperluan kayu Sumbar, baik untuk memenuhi industri kayu atau IUPHHK dan pembangunan rakyat dan pemerintah. Sehingga dapat kejelasan kebutuhan kayu Sumbar dan keuntungan yang didapat dari pengambilan kayu itu serta kerugian masyarakat akibat banjir yang akan ditimbulkan akibat penebangan kayu di hutan itu. (nph)

Sentra Bunga Hias

Profil Lurah Lubuak Minturun

LUBUAK MINTURUN, METRO

Kelurahan Lubuak Minturun Kecamatan Koto Tangah yang hutannya berbatasan langsung dengan Kabupaten Solok ini terkenal dengan kendisi daerahnya yang asri dan sejuk. Selain berdekatan dengan hutan dan perbukitan, semakin indah dengan adanya industri bunga hias di sepanjang jalan menuju Objek Wisata Alam di Kelurahan Lubuak Minturun tersebut. Namun, jumlah industri bunga hias ini masih relatif kecil.

Lurah Lubuak Minturun, Afrizon kepada POSMETRO di ruang kerjanya mengatakan, daerah kita termasuk luas. Namun, sekitar 30 % masih hutan sebagai paru-paru kota yang memproduksi oksigen untuk pernapasan. Sehingga daerah ini masih asri dan sejuk. Maka daerah ini sangat berpotensi untuk pembibitan tanaman dan telah dimulai dengan industri bunga hias.

"Lagipula, hutan kita berbatasan langsung dengan Kabupaten Solok. Namun ada beberapa sudut yang telah rusak akibat adanya penebangan liar. Sehingga, pada saat musim hujan kemarin daerah ini ditimpa bencana banjir dan bendungan irigasi untuk mengairi sawah warga jebol. Akibatnya, saat ini warga terancam terlambat memulai untuk bercocok tanam," ungkap Afrizon.

Ditambahkan Afrizon, mengenai industri bunga hias ini, walaupun belum banyak hanya sekitar 5 %, namun cukup membantu perekonomian masyarakat. Karena, selain menyerap tenaga kerja 1 hingga 5 orang, uang yang berputar juga tinggi sesuai dengan modalnya yang mencapai ratusan juta. Berhubung, harga bunga tersebut mulai dari puluhan ribu hingga mencapai ratusan juta. Pembelipun tidak saja dari dalam Kota Padang, juga ada dari luar kota serta pejabat.

Mengenai kehidupan petani dikatakan Afrizon, dari luas total wilayah, 60 % adalah areal pertanian. Daerah itu akan digunakan oleh warga yang sekitar 80 % dari total penduduk 6.835 jiwa bekerja sebagai petani. Mereka berada di 7 RW dan 23 RT yang ada di Kelurahan Lubuak Minturun ini. Hasil dari pertanian ini seperti sayur mayur dan beras serta palawija. Selain petani, 10 % penduduk bekerja sebagai swastawan, 5 % PNS dan lainnya 5 %.

"Mengenai pendidikan warga, rata-rata adalah SLTA yang berjumlah sekitar 35 %. Sedangkan yang berpendidikan SLTP sekitar 30 % dan S1 sekitar 3 %. Selebihnya juga ada yang masih sekolah dan ada yang putus sekolah. Namun, putus sekolah ini bukan karena kurang biaya, namun karena pengaruh lingkungan. Sedangkan tamatan SLTA yang tidak menyambung ke perguruan tinggi memang ada karena kekurangan biaya. Namun itu bukan karena ekonomi, tetapi karena tingginya biaya di perguruan tinggi. Baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS)," terang Afrizon.

Sementara itu, lanjut Afrizon, dari total jumlah penduduk, sekitar 480 kepala keluarga (KK) adalah keluarga miskin. KK tersebut ada yang perempuan adan ada yang laki-laki. Namun lebih banyak KK yang perempuan. Karena mereka ada yang ditinggal cerai dan ada yang ditinggal mati. (nph)

Tingkatkan Pengawasan di Perbatasan

Terkait adanya Pemasok Shabu dari Jakarta
Pemasok terus Diburu

PADANG, METRO

Terkait pengakuan tersangka pengedar shabu-shabu, "TB" (28) kepada pihak berwajib menyebutkan bahwa barang bukti shabu-shabu seberat 3 Djie yang membuatnya di hadiahi timah panas oleh polisi dipasoknya dari Jakarta dari seorang teman berinisial "Adnan" dan dibeli senilai 3,5 juta, pihak berwajib jajaran Polda Sumbar tingkatkan pengawasan jalur Padang Jakarta dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Kapolda Sumbar melalui Kabid Humas Polda Sumbar, AKBP Djoko Erwanto kepada wartawan, Senin (7/1) di ruang kerjanya membenarkan adanya penangkapan tersebut di Jalan Belibis Kawasan UNP Padang oleh pihanya. Untuk saat ini, tersangka telah siap untuk memberikan keterangan berdasarkan pemeriksaan kesehatan dari tim medis di RS Bhayangkara Padang, maka tersangka ditahan untuk penyelidikan selanjutnya di Direktorat Narkoba Polda Sumbar.

Ditambahkan Djoko, dari pemeriksaan sementara, tersangka mengaku mendapat shabu-shabu dari seorang teman berinisial "Adnan" di Jakarta. Untuk itu, pihaknya meningkatkan pengawasan di daerah perbatasan. Terutama di jalur Padang Jakarta. Baik melalui darat maupun via (lewat) udara.

"Hingga saat ini, orang yang dimaksud tersangka dalam penyelidikan. Karena, dari pengalaman sebelumnya, memang orang yang terlibat kasus narkoba mempunyai inisial yang banyak dalam setiap aksinya.

Sementara itu, ketika tersangka baru saja menjalani pemeriksaan intensif dari penyidik Direktorat Narkoba Polda Sumbar, kepada wartawan mengatakan bahwa ia tidak pemakai. Tetapi memiliki barang harang tersebut untuk diedarkan.

Dari pengakuan tersangka yang baru lima bulan menghirup udara bebas karena bebas melaui remisi bulan Agustus 2007 lalu tersebut, dikatakan Djoko, tersangka diancam dengan hukuman penjara paling lama 5 tahun sesuai dengan pasal 62 Undang-undang No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika karena memiliki dan membawa psikotropika golongan 2 jenis Shabu-shabu. (nph)

13 Orang WNA Dideportasi

KHATIB SULAIMAN, METRO

Sedikitnya 13 orang Warga Negara Asing (WNA) telah dipulangkan ke negaranya oleh Kantor Imigrasi Padang. WNA yang dipulangkan ini berhubung melanggar Undang-undang No 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Terutama telah berakhirnya waktu izin tinggal terbatasnyanya dan penyalahgunaan izin tinggalnya.

Kepala Kantor Imigrasi Padang, Ade R Seoratman melalui PLH Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Indra Kusuma SH MH didampingi Kasubag Tata Usaha, Sapto Handoyo kepada POSMETRO di ruang kerjanya, Senin, (7/1) mengatakan, WNA yang datang ke Sumbar pada tahun 2007 ini mencapai ratusan orang. Jumlah ini, tidak begitu berbeda dengan tahun 2006 lalu sebanyak 315 orang. Umumnya mereka berasal dari daerah tetangga seperti Malaysia, Singapura dan lainnya. Namun yang paling dominan adalah dari Malaysia. Kebanyakan yang dari Malaysia itu adalah mahasiswa, jelas Indra.

Dijelaskan Indra, WNA yang datang tersebut seperti mahasiswa, investor asing, turis, tenaga ahli asing dan tenaga kerja asing yang diperbantukan atau dipekerjakan di Sumbar. Sebagai pegangan bagi WNA tersebut diberikan Kitas (Kartu Izin Tinggal Terbatas-red) dengan limit waktu berbeda masing-masingnya. Apabila limit waktunya habis, maka WNA terkait harus melapor ke Kantor Imigrasi.

Namun, lanjutnya, 13 orang tersebut dideportasi karena melanggar Undang-undang No 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Seperti "Over stay" atau berakhirnya masa izin tinggalnya. Kemudian penyalahgunaan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) nya. Seperti, tujuannya ke Sumbar adalah untuk wisata, sedangkan ia tidak wisata saja akan teapi ia berjualan dan bekerja. Dengan demikian ia telah melaggat undang-undang. Maka dilakukan Depotasi. Namun, jumlah ini lebih sedikit dari tahun 2006 lalu, WNA yang dipulangkan sekitar 83 orang. Sedangkan WNA yang meninggal di Sumbar tidak ia ketahui. Padahal beberapa waktu lalu seperti yang diberitakan POSMETRO adanya warga Malaysia yang tewas di Hotel Pangeran City.

Mengenai adanya pelanggaran yang dilakukan WNA, seperti pelanggaran norma adat, hukum dan lainnya, Indra mengharapkan kepada warga untuk melaporkan kejadiannya ke Kantor Imigrasi. Karena, hal-hal seperti itu sangat perlu untuk ditindak lanjuti. Namun, sebelum ia dideportasi akan diproses dulu sesuai hukum yang berlaku di negara ini. Untuk itu, Kantor Imigrasi melalui Wasdakim melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti Polri, Depnaker, Pariwisata, Bea Cukai, Pol PP dan Dikbud. Setelah itu baru dilakukan pencabutan izin tinggal dan dilakukan pemulangan paksa (deportasi).

Sementara itu, lanjut Indra WNI yang mengurus Paspor pada Bulan Desember 2007 sebanyak 1.036 orang. Tujuan mereka bermacam-macam seperti wisata, kunjungan keluarga, pekerjaan, berobat dan bisnis. (nph)

Ungkapan Keprihatinan dan Dukungan Moral dari Seniman

Puisi Dibacakan di Bekas Eksekusi Seberang Padang

PADANG, METRO

Minggu, (6/1) sekitar pukul 14.00 WIB, beberapa orang seniman dari Perhimpunan Seniman Indonesia (Persindo) Sumbar datang ke lokasi bekas eksekusi Subarang Padang dan membacakan beberapa puisi. Disana juga hadir seorang seniman terkenal asal Sumbar dari Taman Ismail Marzuki, Jose Rizal Manua. Mereka ke lokasi itu untuk menyatakan ungkapan keprihatinan mereka dan sekaligus memberikan dukungan moral kepada warga Subarang Padang Selatan yang rumahnya di eksekusi tersebut.

Ketua Umum Perhimpunan Seniman Indonesia (Persindo) Sumbar, Asbon Budinan Haza kepada POSMETRO mengatakan, seniman yang anti penindasan dan lebih memperlihatkan nurani serta mengutamakan kemanusiaan kiranya sudah barang tentu sangat perlu memberikan dukungan moral kepada masyarakat yang tertindas. Karena mereka menjadi korban hukum di masa sekarang yang mengakibatkan rumah mereka di eksekusi.

Untuk itu, lanjut Asbon, kami hadir disini diantaranya, Jose Rizal Manua, Emeraldi Chatra, Adria C Thamrin (dari theater Kuliek), Azra Very Sabri (Ketua Persindo Bukittinggi), Muhammad Ibrahim Ilyas (Sekretaris Dewan Kesenian Sumbar-DKSB), Zamzami Ismail (anggota Komite Theater DKSB) dan Rizal Tanjung.

"Karena, sangat sulit sekali ditemukan di Indonesia sejak kemerdekaan 1945 lalu hingga sat ini penindasan yang tidak mengenal rasa kemanusiaan dan hati nurani. Apa jadinya negeri ini tanpa pemerintah. Karena, walau ada pemerintah, apa gunanya kita merdeka, kalau rakyat ada juga yang tertindas dan terjajah," ungkap Asbon.

Ditambahkan Asbon, dengan demikian mealui pembacaaan puisi keprihatinan ini dapat menggugah hati para penguasa hukum untuk tidak memandang hukum ini sebagai aturan saja, tetapi juga memandang hukum untuk kemanusian.

Sementara itu, Jose Rizal Manua setelah membacakan pusi karangannya yang berjudul "Keadilan" dan "Dan Kemerdekaan Adalah" yang ter dapat dalam buku karangannya yang berjudul "Menghayal Jadi Presiden" kepada wartawan mengatakan, menurutnya eksekusi yang dilakukan sebelum adanya putusan itu suatu ketidak adilan. Hal ini kiranya telah mencabik-cabik hukum itu sendiri di mata masyarakat.

"Untuk itu, kami hadir disini, selain mengungkapkan keprihatinan kami dengan puisi-pusi yang kami bacakan juga memberikan dukungan moral kepada warga untuk terus semangat dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Sekaligus berharap supaya warga sabar dan tabah atas kejadian ini. Kemudian, juga mengingatkan pengambil keputusan mengenai perbuatan yang telah dibuatnya," ungkap Jose Rizal.

Sementara itu, perwakilan warga, Yusbar Saad kepada wartawan mengatakan, kegelisahan dan sakit hati atas keputusan Pengadilan Negeri atas perkara sedikit terhibur dengan adanya acara pembacaan puisi ini. Kalau hujan kedinginan dan kalau panas kepanasan.

Sedangkan seorang warga, Jani (34) kepada POSMETRO mengatakan, acara ini cukup menghibur dan menyentuh hati. Selain itu menimbulkan semangat untuk tetap berjuang mempertahankan tanah tempat tinggalnya. Selain itu, juga berharap adanya bantuan dari seniman untuk memperjuangkan tanah tempat dia dan kawan-kawannya bertahan hidup. Karena hingga saat ini dia bersama teman-temannya terpaksa tidur di tenda dan menumpang.

Pada saat itu, Adria C Thamrin dari theater Kuliek menbacakan puisi berjudul "Wajah Kita" karangan Hamid Jabar. Sedangkan Azra Very Sabri, Ketua Persindo Bukittinggi membacakan puisi yang berjudul "Eksekusi" karangan Hamid Jabar. (nph)

TI-Indonesia adakan Deklarasi di Dharmasraya

PADANG, METRO

Hari ini, Senin (7/1), Transparansi Internasional (TI) Indonesia, Senin (7/1) akan mengadakan Deklarasi Penerapan Pakta Integritas dalam Pengadaan Barang dan Jasa Publik. Acara itu akan digelar di Komplek Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung yang akan dimulai pada pukul 11.00 WIB hingga selesai yang akan dihadiri Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi sebagai Nara Sumber.

Komunikasi Officer TI-Indonesia, Dwipoto Kusumo kepada POSMETRO mengatakan, acara ini sebagai perhatian TI-Indonesia kepada masyarakat Kabupaten Dharmasraya. Karena tujuan diadakannya acara ini untuk memberikan transparansi terhadap pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat.

Dipaparkan Dwi, TI-Indonesia merupakan sebuah organisasi Nirlaba yang berkedudukan di Jakarta. Adapun tujuan dari TI-Indonesia adalah mendorong tumbuhnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan usaha di Indonesia sebagai bagian dari upaya global untuk menghapuskan korupsi. Salah satu program yang dilaksanakan TI sejak tahun 1990-an adalah mengembangkan tool (alat) pencegahan korupsi spesifik dalam proses pengadaan barang dan jasa yaitu Pakta Integritas.

Dijelaskan Dwi, filosofi dasar dari alat ini adalah untuk membuat transaksi bisnis di antara peserta lelang/kontraktor menjadi fair. Secara umum, Pakta Integritas dikembangkan atas pengadaan yang melibatkan negara (atau instansinya), dan pihak swasta. Pakta Integritas bukan aturan hukum, tetapi menimbulkan hak dan kewajiban tanpa mengubah hukum setempat. Di Indonesia, setelah Kabupaten Solok di Provinsi Sumatera Barat yang menandatangani Pakta Integritas versi TI-Indonesia pada tanggal 10 November 2003 lalu. Kemudian disusul oleh Kota Banjarbaru di Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 20 April 2007 lalu.
Ditambahkan Dwi, Dharmasraya sebagai kabupaten muda di Sumatera Barat, memiliki peluang yang sangat besar untuk mewujudkan terselenggaranya tata laksana pemerintahan yang baik dan bersih dengan mengadopsi berbagai "best practice" yang telah dijalankan oleh kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Untuk mewujudkan itu, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat) bermaksud untuk mengadakan Deklarasi Penerapan Pakta Integritas dalam Pengadaan Barang dan Jasa Publik. Hal ini sebagai langkah Dharmasraya untuk mewujudkan kabupaten yang bebas dari Korupsi.

Dipaparkan Dwi, pada acara ini akan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari masyarakat biasa hingga pelaku bisnis. Untuk itu, acara ini akan menghadirkan nara sumbar antara lain, Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi, Bupati Dharmasraya, Marlon Martua Kementrian PAN, Gunawan Sunendar dan Sekjen TI-Indonesia, Rizal Malik. (nph)

Swastanisasi Pasar Simpang Tabing untuk Kesejahteraan Masyarakat

Profil Kelurahan Bungo Pasang

BUNGO PASANG, METRO

Keberadaan Pasar Swastanisasi Simpang Tabing di wilayah Kelurahan Bungo Pasang sangat mendukung perekonomian masyarakat. Selain berada di areal yang strategis juga mudah diakses dengan kendaraan umum. Selain itu, juga banyak dari masyarakat yang memasarkan produknya ke pasar yang bertaraf tradisional itu. Baik hasil petani maupun kerajinan.

Lurah Bungo Pasang, Asrial kepada POSMETRO di ruang kerjanya mengatakan, dari jumlah penduduknya saat ini yang mencapai 10.542 jiwa yang berprofesi sebagai petani sekitar 15 %. Kemudian, yang berprofesi sebagai swastawan sekitar 35 %. Dengan demikian, sudah barang tentu bagi mereka disediakan tempat untuk memasarkan hasil dari pertanian bagi petani tersebut dan tempat mereka beraktifitas bagi swastawan.

"Pasar Swastanisasi Simpang Tabing tersebut terletak di atas areal seluas 2.225 meter persegi dalam wilayah Kelurahan Bungo Pasang. Sebelumnya, keberadaan pasar tersebut sering membuat resah warga karena tidak teraturan. Kemudian, keberadaan pasar itu sebelumnya juga membuat seringnya terjadi macet di Simpang Tabing tersebut," ungkap Asrial.

Dijelaskannya, karena pasar tersebut terletak di wilayah Kelurahan Bungo Pasang, maka 95 % tempat di pasar tersebut disediakan untuk warga Kelurahan Bungo Pasang. Karena, ini sebuah strategi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Bungo Pasang. Walau pada dasarnya sreal seluas tersebut disewa atau dikontrak kepada pemilik tanah sebanyak 8 juta untuk satu tahun. Untuk tahap awal ini, kontrak dilakukan selama 5 tahun. Pada setiap bulannya, hasil dari pasar itu dibayarkan untuk kontrak sebanyak 5 juta sebagai cicilan. Sedangkan selebihnya untuk membayar gaji biro dan pekerja sampah serta untuk meningkatkan dan penambahan aset pasar. Untuk sementara ini, kontrak sudah berjalan selama 2 tahun.

Sementara itu, tambah Asrial, wilayah Kelurahan Bungo Pasang yang seluas 250 Ha terbagi kepada 11 RW dan 44 RT. Daerah tersebut yang tinggal untuk daerah pertanian seluas 25 Ha dan selebihnya telah menjadi pemukiman masyarakat. Namun, dengan jumlah petani yang tinggal 15 %, daerah itu cukup bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan dan bisa digarap. Sementara, selain dari penduduk yang bekerja sebagai petani dan swasta itu juga ada buruh sebanyak 10 % dan sekitar 40 % lebihnya dalah PNS.

Sedangkan, lanjut Asrial, untuk warga yang berada pada usia kerja yang buta huruf sudah tidak adalagi. Karena rata pendidikan warga adalah SLTA. Sedangkan yang sudah menamatkan S1 juga ada sekitar 5 % dan juga ada yang putus sekolah karena kekurangan biaya atau miskin. Walaupun begitu, sebagian besar dari mereka sudah bekerja, walaupun pekerjaan mereka belum tergolong ke salah satu mata pencaharian atau masih tidak tetap. Pekerjaan itu seperti supir dan ojek. (nph)

Tiap 1 Menit 2 Detik Terjadi 1 Tindak Kriminal

Curat merupakan Kasus Tertinggi dan Meningkat

PADANG, METRO

Jumlah tindak pidana atau kriminalitas sepanjang tahun 2007 di Jajaran Polda Sumbar sebanyak 8.812 kasus sedangkan yang selesai sebanyak 5.224 kasus atau 60 %. Sesuai dengan data tersebut, bila dihitung sesuai waktu kejadiannya, maka setiap 1 menit 2 detik terjadi 1 tindak kriminal. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan tahun 2006 lalu, maka terjadi penurunan. Sementara itu, kasus pencurian dengan pemberatan tercatat paling tinggi dengan 1.867 kasus.

Kapolda Sumbar melalui Kabid Humas Polda Sumbar, AKBP Djoko Erwanto kepada wartawan di ruang kerjanya mengatakan, secara umum, tindak kriminalitas sepanjang tahun 2007 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2006 lalu. Jumlah kasus tahun 2007 sebanyak 8.812 kasus sedangkan tahun 2006 mencapai 9.385 kasus. Dengan demikian terjadi penurunan kasus sebanyak 573 kasus atau 6 % yang pada waktu itu, setiap 1 menit terjadi 1 tindak kriminal.

"Sejalan dengan jumlah kasus tersebut, penyelesaian kasus terjadi peningkatan yaitu sebanyak 474 kasus. Pada tahun 2006, dari total jumlah kasus sebanyak 9.385 kasus, yang selesai hanya 4.750 kasus atau 50 %. Sedangkan pada tahun 2007, jumlah total kasus sebanyak 8.812 kasus dan terselesaikan sebanyak 5.224 kasus atau 60 %," ungkap Djoko.

Ditambahkan Djoko, dari jumlah kasus yang sebanyak itu, yang berada pada tingkat teratas adalah curat dengan jumlah kasus 1.867 kasus. Kemudian menyusul penganiayaan berat (anirat) sebanyak 813 kasus. Sedangkan curanmor yang pada tahun 2006 lalu hanya 233 kasus, tahun 2007 meningkat hingga 327 kasus atau meningkat sebanyak 94 kasus atau 41 %. Begitu juga dengan kasus narkoba yang naik sebanyak 33 kasus atau 16 % dengan jumlah kasus tahun 2006 sebanyak 211 kasus dan tahun 2007 sebanyak 244 kasus.

Sementara itu, lanjut Djoko, kasus pencurian dengan kekerasan terjadi penurunan sebanyak 15 kasus atau 5 %. Karena, jumlah kasus tahun 2006 sebanyak 338 kasus dan tahun 2007 hanya 323 kasus. Begitu juga dengan kasus kebakaran yang turun sebanyak 38 kasus atau 27 % dan kasus perkosaan juga turun sebanyak 18 kasus atau 21 % serta kasus pembunuhan juga turun sebanyak 3 kasus atau 13 %.

Namun, terang Djoko, secara keseluruhan, "crime indeks" naik sebanyak 532 kasus atau 17 %. Dari jenis tindak pidana seperti curat, anirat, curanmor dan curas, kasus yang paling tinggi persentase kenaikannya adalah penadahan sebanyak 350 % dan yang paling rendah persentase penurunannya adalah curas yang hanya 5 %.

"Kemudian, dari 100 ribu penduduk, 191 orang beresiko terkena atau terlibat tindak pidana. Mengenai ini juga terjadi menurunan sebanyak 12 orang. Karena tahun 2006, dari 100 ribu penduduk yang beresiko terlibat atau terkena tindak pidana adalah 203 orang," jelas Djoko. (nph)

Bus RNS Terbakar

PADANG, METRO

Diparkir di depan bengkel, bus RNS BA 3819 CJ milik Syafri (55) warga Jorong Pinago Kecamatan Silki Kabupaten Limo Puluah Koto terbakar hingga ia menderita kerugian sekitar 50 juta, Kamis (3/1) sekitar pukul 17.00 WIB. Api berhasil dipadamkan warga bersama pihak berwajib sebelum membakar seluruh bus. Namun tidak ada korban jiwa, karena bus sedang dalam keadaan kosong.

Kapolres Limo Puluah Koto melalui laporannya ke Polda Sumbar yang disampaikan Ka SPK A, Ipda Yurnalis A membenarkan kejadian itu. Ketika mendapat informasi dari masyarakat, Kapolsek Suliki, Iptu Rudi Munanda bersama anggotanya langsung menuju tempat kejadian untuk memberikan pertolongan memadamkan api.

Sesampai di tempat kejadian, warga telah berusaha memadamkan api. Dalam pada itu, Kapolsek langsung membantu. Sehingga api berhasil dipindahkan beberapa waktu kemudian. Sehingga api tidak berhasl membakar seluruh badan bus. Untung di bus tersebut tidak ada penumpang, sehingga tidak mengakibatkan timbulnya korban jiwa.

Sementara itu, dari keterangan saksi, Kas (28) dan Uzi (20) warga Jorong Ikua Parik Nagari Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten Limo Puluah Koto yang tinggal di dekat Pool Bus RNS tersebut mengetahui kejadian itu ketika api sudah membakar bus tersebut. Karena api makin membesar, tanpa pikir panjang, saksi pun memberitahukan kepada warga setempat dan kemudian kepada pemilik bus, Syafril dan polisi.

Sedngkan pemilik Bus, Syafril mengatakan bahwa ia memarkir busnya di bengkel tersebut karena mau diservis. Begitu juga dengan segala sesuatunya terkunci. Baik pintu maupun jendelanya semuanya terkunci sebelum ditinggalkan. Sehingga ia tidak tahu asal api dari mana dan juga tidak ada orang yang ia dicurigai.

Diaktakan Kapolsek Suliki, barang bukti berupa bangku bus bekas terbakar telah diamankan di Polsek Suliki. Sementara pelaku masih dalam penyelidikan. Sedangkan akibat kejadian, korban menderita kerugian sekitar 50 juga. (nph)

31 PSK Dikirim ke Sukarami

Pelanggaran Perda Tertinggi Dilakukan PKL

PADANG, METRO

Di Kota Padang memang disinyalir masih adanya Wanita Tuna Susila (WTS) atau (Penjaja Seks Komersil (PSK). Ditambah lagi dibuktika dengan telah dikirimnya sebanyak 31 orang WTS ke Panti Rehabilitasi Andam Dewi di Sukarami Kabupaten Solok oleh Pol PP Kota Padang sepanjang tahun 2007 lalu. Sementara, pelanggaran Peraturan Daerah (Perda) paling tinggi dilakukan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL).

Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal didampingi Kasi Bintrantib, Drs Henry kepada POSMETRO di kantornya terkait kasus-kasus Tindak Pidana Ringan (Tipiring) mengatakan, dalam penertiban penyakit masyarakat (Pekat) dijaring sebanyak 157 pelaku. Dari jumlah tersebut, setelah diselidiki dan diperiksa Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pol PP Padang, 31 orang merupakan PSK. Sehingga mereka dikirim ke Rehabilitasi Andam Dewi di Sukarami Kabupaten Solok. Sementara selebihnya merupakan warga yang terjaring karena pacaran, pegawai salon dan karaoke yang tidak sesuai dengan ketentuan dan pasangan selingkuh.

Dirincikan Dedi, pengiriman yang paling banyak terjadi pada bulan Agustus sebanyak 8 orang. Kemudian bulan Oktober sebanyak 7 orang. Seterusnya bulan Januari 5 orang, Februari dan Juni masing-masing 4 orang dan bulan September 1 orang. Sementara pada bulan lainnya ada yang terjaring, namun termasuk kepada penyakit masyarakat lainnya seperti pacaran dan lainnya. Mereka diperikan pengarahan dan membuat surat pernyataan dan diserahkan kepada orang tuanya atau keluarganya.

Sementara itu, tambah Dedi, dalam penertiban pelanggaran Perda tentang SITU, Salon, IMB dan PKL, pelanggaran paling tinggi dilakukan oleh PKL dengan jumlah kasus sebanyak 486 kasus. Sementara, pelanggaran oleh Salon sebanyak 227 kasus, SITU sebanyak 102 kasus dan IMB sebanyak 50 kasus. Kasus ini, sekitar 90 % sudah selesai disidangkan dan selebihnya dalam proses penyelidikan oleh PPNS.

Anjal juga Bejibun

Sedangkan, lanjut Dedi, dalam penertiban dan pengawasan anak jalanan (Anjal), pengamen dan gepeng yang berada pada level teratas adalah anak jalanan dengan jumlah terjaring sebanyak 94 orang. Sedangkan pengamen yang terjaring sebanyak 55 orang dan gepeng yang terjaring sebanyak 19 orang. Semua mereka diberikan pengarahan dan membuat surat pernyataan serta diserahkan kepada orang tuanya atau keluarganya.

Banyak juga Pelajar yang Bolos Sekolah

Sementara itu, terang Dedi, dalam penertiban atau pengwasan pelajar yang bolos pada waktu jam belajar terjaring sebanyak 248 siswa. Mereka juga diberikan pengarahan dan membuat surat pernyataan dan diserahkan kepada sekolahnya masing-masing. (nph)