Sabtu, 22 Desember 2007

Sirine Tsunami Diperdengarkan, Pemerintah Sok Perhatian

Terkesan Menakut-nakuti Masyarakat

LUBUAK BUAYO, METRO

Warga Lubuak Buayo Kecamatan Koto Tangah tenang-tenang saja mendengar bunyi Sirine Tsunami yang secara serentak diperdengarkan, Senin (17/12) tepat pukul 14.00 WIB. Namun ada yang menyikapi dengan seringai dan ocehan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Padang. Malahan ada yang berprasangka buruk dengan diperdengarkannya Sirine Tsunami ini.

Pantauan POSMETRO di sekitar lokasi tower berwarna merah putih dimana Sirine itu di letakkan yaitu di Simpang Kesatrian Brimobda Sumbar, pada waktu sirine itu berbunyi, ratusan warga yang pada waktu itu sedang menjalankan aktifitas sehari-hari hanya tercengang dan menatap ke arah tower dimana sirine itu diletakkan dan ada pula hanya melihat sebentar dan kemudian melanjutkan aktifitas mereka.

Sementara, murid Sekolah Dasar Negeri (SDN 53), siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 dan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 34 terlihat keluar dari lokal mereka. Namun mereka hanya melihat sebentar saja dan kembali melanjutkan aktifitas belajar mengajar.

Sementara itu, seorang warga Lubuak Buayo, Mukhlis (33) kepada POSMETRO mengatakan, kalau pemerintah hanya mengambil muka kepada masyarakat atau biasa disebut dengan "Sok Perhatian". Diperdengarkannya sirine ini, bukannya akan membantu masyarakat, akan tetapi semakin membuat masyarakat takut. Apalagi dengan adanya isu tanggal 23 November 2007 akan terjadinya Tsunami besar.

"Itu namonyo mampatakuik masyarakat. Salain itu, ado pulo unsur politiknyo nampak dek ambo. Karano dengan adonyo iko, seolah-olah pemerintah kini berharap masyarakat merasa dipedulikan dan ini semacam trik untuk mendekati masyarakat. Tapi, ambo indak picayo apo nan diisukan tanggal 23 November tu. Tapi, kalau Tuhan bakahandak mungkin sajo tajadi. Kini kito hanyo manyarah ka nan satu," ungkap Mukhlis.

Sedangkan Murni (44), seorang penjual sayur dan cabe di Pasar Lubuak Buayo kepada POSMETRO mengaku tidak mendengar suara sirine itu. Karena ia asik melayani pelanggannya yang berbelanja.

Amran (45) yang juga warga Lubuak Buayo mengatakan, hal ini kiranya hanya menakut-nakuti masyarakat saja. Walau masyarakat sudah diberitahu sebelumnya. Namun, dengan ini seolah-olah pemerintah membenarkan isu tanggal 23 November itu dengan memberikan semacam persiapan awal kepada masyarakat tentang sirine Tsunami.

"Namun saya tidak percaya dengan isu tanggal 23 November itu. Karena nyawa saya di tangan Tuhan bukan di tangan Tsunami. Ini bukan takabur, tetapi ini sebagai pernyataan saya bahwa saya tidak percaya," papar Amran yang sudah mempunyai dua anak ini.

Sementara itu, seorang murid SD, Riski (12) kepada POSMETRO mengatakan bahwa mereka hanya melihat sirine saja. Karena sebelumnya telah diumumkan di sekolah dan di masjid.

"Itu kan icak-icak nyo da, manga lo awak takuik," ungkapnya singkat dan kembali berlari untuk bergabung dengan teman-teman sebayanya.

Sedangkan Malin (52) kepada POSMETRO mengatakan, bahwa apa yang diisukan tanggal 23 november itu belum tentu. Karena bisa saja terjadi apabila Tuhan menghendaki.

"Ambo ragu tantang itu, kini ambo basiap-siap se nyo. Karano ambo jo kaluarga ka pulang kampuang ka Bukik Tinggi untuak barayo basamo kalarga lainnyo," ungkap Malin. (nph)

Tidak ada komentar: