Jumat, 14 Desember 2007

Penderita HIV/AIDS juga Manusia

PADANG, METRO

Penderita HIV/AIDS juga manusia, punya hati punya rasa dan mempunyai hak untuk hidup layak di muka bumi ini. Jadi jangan distigma dan diskriminatif terhadap mereka. Namun, hargailah mereka sebagai manusia yang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kebahagiaan dan lainnya seperti manusia yang terbebas dari virus HIV/AIDS.

Begitu disampaikan seorang konselor (Odha (orang dengan HIV/AIDS), Sari Nivia yang juga Sekretaris Lentera Minangkabau Support kepada POSMETRO, Selasa (5/12) ketika ditemui di kantornya.

Menurutnya, sebagai konselor, ia bekerja sukarela dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Sumbar dalam menfasilitasi KDS yang ada di Sumbar dalam memberikan consultasi kepada Odha dalam menjalani hidupnya ketika ia telah berada pada stadium HIV.

Karena, pada kenyataannya pada saat ini, masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan tahu dengan HIV/AIDS itu sendiri. Sehingga mereka melakukan stigma dan diskriminasi terhadap Odha itu. AKibatnya, selain mereka telah melupakan orang lain, mereka juga tidak mengakui hak seorang manusia dan warga negara sebagaimana termaktub di dalam UUD 1945.

Untuk itu, Lentera Minangkabau support hadir untuk menyampaikan hal itu yang jelas-jelas mempunyai misi menghilangkan stigma dan diskriminatif masyarakat terhadap Odha. Selain itu, juga menumbuhkan kesadaran kritis bagi Odha dan Ohidha (orang yang hidup bersama dengan penderita HIV/AIDS). Sementara, yang paling utama disini adalah visi Lentera Minangkabau Support yang bersama-sama membangun Odha supaya berdaya guna, mandiri dan berkualitas.

Suapay masyarakat tahu, penderita HIV/AIDS (Odha) itu telah cukup menderita dengan penyakit yang dideritanya akibat virus tersebut. Karena, tidak semua mereka ketularan HIV/AIDS tersebut akibat berbuat buruk. Tapi, kebanyakan akibat penggunaan jarum suntik yang berulang kali dan ada juga dari donor darah serta karena keturunan dari orang tua mereka.

Dengan demikian, tidak wajar kiranya kalau kita beranggapan kalau penderita HIV/AIDS tersebut adalah orang yang zalim dan tidak berprikemanusian. Kiranya, kitalah yang lebih tidak berprikemanusiaan yang menganggap mereka adalah sampah dan selalu melakukan stigma dan diskriminatif terhadap mereka. Padahal mereka perlu diperjuangkan dan diberikan solusi serta semangat untuk hidup dan berjuang untuk mandiri mempertahankan hidup mereka.

Logika lainnya juga dapat dibalikkan. Bagaimana kalau kita yang menjadi penderita. Apabila orang berbuat seperti itu kepada kita bagaimana perasaan kita. Hal ini perlu kiranya kita renungkan bersama, sehingga Odha tidak lagi mendapatkan stigma dan diskriminatif. (nph)

Tidak ada komentar: