Senin, 26 November 2007

Diduga Stres, Pelajar Gantung Diri

PASAMAN, METRO

Diduga stres, seorang pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Mapat Tunggul, Marti Suryadi (17) nekat gantung diri dengan rotan hingga tewas, Kamis (22/11) sekitar pukul 12.30 WIB. Sebelumnya, korban warga Kampuang Padang Jorong Titian Batu Nagari Silayang Kecamatan Mapat tunggul Selatan Kabupaten Pasaman ini sempat dimarahi orang tuanya karena sering minta pulsa handphone.

Korban nekat mengakhiri hidupnya di rumah orang tuanya dengan menggunakan rotan sebesar 0,5 cm dengan panjang 180 cm. Korban ditemukan oleh dua orang saksi yaitu Piril (29) dan Riabati (14). Keterangan saksi kepada polisi menyebutkan, dari keterangan orang tuanya menyebutkan bahwa korban sering minta pulsa handphone.

Karena itu, orang tuanya pun pagi harinya menasehati korban dengan nada keras. Namun, entah apa yang ada difikiran korban, maka korban ditemukan sudah tergantung di kasau loteng rumah orang tuanya sekitar pukul 12.30 WIB dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pasaman melalui laporannya ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar yang disampaikan Ka SPK B Polres Pasaman, Aiptu M Simangunsong membenarkan kejadian itu. Korban murni gantung diri dan telah dibuat laporan polisinya, No.Pol : LP/02/XI/2007/Sek Mapat Tunggul. Barang bukti berupa rotan sebesar 0,5 cm dengan panjang 180 cm sudah diamankan pihaknya. Sementara, korban sudah dikebumikan oleh pihak keluarga.

Diduga, kejadian ini diawali oleh korban dengan berdiri di atas bangku. Karena memang ada bangku di bawah dimana korban tergantung. Kemudian, korban mengikatkan salah satu ujung rotan ke kasau loteng rumah itu dengan simpul hidup. Kemudian, korban mengikatkan ujung rotan yang satunya lagi ke lehernya. Ketika simpulnya sudah kuat, maka korban mendorong bangku tersebut dengan kakinya. Sehingga korban pun tergantung dan akhirnya tewas.

Dari keterangan orang tuanya kepada pihak berwajib, membenarkan bahwa mereka memarahi korban pada paginya. Karena mereka bermaksud hanya untuk menasehati korban. Namun tidak menyangka kalau korban akan berbuat nekat. Lagi pula, sebelumnya korban juga tidak pernah mengancam akan melakukan hal itu. (nph)

Tidak ada komentar: