Kamis, 29 November 2007

Layanan Mobile Wallet Telkomsel Pertama di Indonesia

PADANG, METRO

Menandai hadirnya era baru layanan mobile commerce di Indonesia, Telkomsel meluncurkan layanan mobile wallet yang diberi nama Telkomsel Cash (T-Cash), Rabu (28/11) di Jakarta. Dimana dengan ponselnya kini pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian barang, cek saldo, cek transaksi yang pernah dilakukan, pembayaran jasa dan transaksi-transaksi lainnya.

General Manager Grapari Telkomsel Padang, Irwan C Hermawan kepada POSMETRO menyebutkan, layanan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang menginginkan adanya layanan transaksi non tunai mobile commerce. Dimana ponsel pelanggan dapat berfungsi layaknya dompet penyimpanan uang (digital cash) yang siap digunakan untuk bertransaksi dengan cara yang mudah, cepat dan aman.

Dalam menghadirkan layanan ini, Telkomsel menjadi integrator sekaligus service provider yang didukung oleh Bank Indonesia (regulator), Merchants penjual barang dan jasa (Indomaret, Modern Foto dll). Bank sebagai tempat penyimpanan dana (BNI, BRI, Mandiri, dsb), Departemen Pendidikan Nasional sebagai penyedia konten akademis yang bisa dibeli dari berbagai perguruan tinggi (silabus dan jurnal ITB, ITS, UGM, UI dll), serta Finnet sebagai switching provider untuk settlement dan rekonsiliasi.

Dikatakan Irawan, Direktur Utama Telkomsel, Kiskenda Suriahardja mengatakan, “Sebagai service leader, kami terus berupaya memandu perkembangan industri selular di Indonesia dengan menghadirkan ragam inovasi layanan yang menjadi manfaat bagi masyarakat, lingkungan bisnis dan negara. Layanan ini kami hadirkan dalam upaya mendukung program Bank Indonesia dalam menyediakan ragam instrumen pembayaran non tunai yang efisien, cepat, tepat dan aman”.

Sistem pembayaran ibarat aliran darah yang menggerakkan dan melancarkan organ-organ seperti jantung dan otak, di mana sangat berpengaruh pada cepat lambatnya perputaran roda perekonomian negara. Kehadiran layanan T-Cash ini tentunya semakin melengkapi ragam instrumen pembayaran non tunai yang ada di Indonesia saat ini (kartu ATM, kartu debet, karti kredit, cek dan lain sebagainya)

Untuk saat ini pelanggan Telkomsel dapat menikmati layanan ini di konter-konter Indomaret dan Fuji Image Plaza (Modern Photo). Kedepannya wilayah layanan T-Cash akan terus diperluas mengarah pada 10 lokasi utama yakni : Supermarket, pusat perbelanjaan, angkutan umum, vending machine, pertokoan, rumah sakit, toko buku, restaurant, pom bensin, dan department store.

“Bagi Telkomsel, pengembangan inovasi layanan mobile wallet ini merupakan bagian dari tiga pilar strategi business perusahaan yakni coverage, quality enhancement, dan new business. Layanan ini termasuk bagian strategi membangun new business yang tentunya selalu diiringi oleh perluasan coverage yang menjangkau masyarakat hingga pelosok tanah air dan peningkatan kualitas layanan yang terus menerus”, ungkap Kiskenda

“Dalam hal kecepatan implementasi untuk menghadirkan kemanfaatan lebih kepada masyarakat luas, tentunya dibutuhkan adanya komitmen untuk secara bersama-sama memberikan yang terbaik sesuai perannya masing-masing pihak yang terkait. Upaya sinergi ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab melayani masyarakat Indonesia sekaligus meningkatkan keunggulan kompetitif negara menghadapi tren global”, tegas Kiskenda.

Dengan diluncurkannya layanan mobile wallet oleh Telkomsel maka kini Indonesia telah sejajar dengan negara maju di berbagai belahan dunia yang telah mengimplementasikan layanan transaksi non tunai modern ini, seperti : Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Philipine, dan Afrika Selatan. (nph)

UTDC Padang Selalu Kekurangan Darah

Darah banyak Dipergunakan untuk Pasien Penyakit Dalam
Donor Darah tidak Mengurangi Darah

JATI, METRO

Pada umumnya, setiap bulan Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) Padang selalu mengalami kekurangan darah. Walaupun, darah yang didapat dari pendonor darah sukarela sudah ditambah pula dengan donor pengganti dari pihak keluarga korban atau pasien. Darah itu paling banyak digunakan oleh pasien penyakit dalam. Selain itu juga oleh korban laka lantas atau bedah dan kebidanan atau penyakit kandungan.

Hal ini dijelaskan Kepala UTDC Padang, dr Widyarman kepada POSMETRO, ketika ditemui dikantornya, Rabu (28/11).

"Dari kebutuhan setiap harinya 100 kantong atau 3.000 kantong setiap bulannya, hanya 60 % yang bisa dipenuhi oleh pendonor sukarela. Karena memang pendonor sukarela datang mendonorkan darah mereka sesuka hati mereka tanpa ada paksaan. Sehingga mereka yang datang hanya 10 hingga 15 orang setiap harinya. Maka, kekurangan yang 40 % lagi kita ambilkan dari pendonor pengganti yaitu dari keluarga pasien atau korban," terang Widyarman.

Lebih jauh djelaskan Widyarman, selain pendonor sukarela yang datang ke UTDC langsung, juga ada sukarela dari berbagai aksi donor darah. Seperti yang digelar oleh mahasiswa di perguruan tinggi yang ada di Kota Padang ini, Dinas dan Kantor, Partai, Ormas serta Polri dan TNI. Namun, yang paling banyak memang dari aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Lagi pula, mereka melakukannya ketika kebutuhan darah kita meningkat seperti pada waktu bencana dan pada saat berjangkitnya penyakit berbahaya seperti deman berdarah.

Mengenai penggunaan sebutkan Widyarman, darah itu pada umumnya digunakan oleh pasien yang mengidap penyakit dalam seperti demam berdarah. Untuk satu kali pengambilan darah bagi seorang pasien yang menderita demam berdarah mencapai 10 kantong.

"Donor darah itu tidak mengurangi darah kita. Akan tetapi donor darah itu menyehatkan badan dan membersihkan darah. Darah yang sudah lama kita pakai kita keluarkan dan akan datang darah baru yang diproduksi atau dibuat oleh tubuh setiap saat. Namun, donor darah ini hanya bagi orang yang peduli dan ikhlas serta bercita-cita luhur untuk membantu sesama manusia terutama yang kesusahan karena sakit dan kekurangan darah," tutur Widyarman.

Diharapkan Widyarman, kita menghimbau masyarakat untuk aktif mendonorkan darahnya demi menolong sesama. Karena, setetes darah anda adalah kehidupan bagi orang lain. Lagipula, sumber darah ini hanya dari manusia karena kita tidak bisa membuat darah di luar tubuh manusia. (nph)

Koperasi Masih Tertinggal

Butuh Pelatihan dan Kebersamaan

PADANG, METRO

Koperasi masih tertinggal dari dua penggerak ekonomi lainnya yaitu Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) dan Badan Usaha Swasta (BUS). Terutama dalam segi kualitas yang grafiknya cendrung turun naik dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi itu sendiri. Untuk itu perlu kiranya untuk diberikan pelatihan sebagai pencerahan bagi anggota ataupun pengurus.

Begitu disampaikan Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sumbar, Drs H Karseno kepada sekitar 50 orang peserta Workshop/Pelatihan Perkoperasian yang diadakan Lembaga Bina Swadaya Mandiri Indonesia (Lebsindo) Sumbar pada saat membuka acara itu di Hotel Sedona Bumi Minang, Rabu (28/11).

Lebih jauh dijelaskannya, walau koperasi juga bersidat swasta, namun berbeda dengan usaha swasta atau BUS. Karena, koperasi lebih mengutamakan kebersamaan, sehingga memiliki anggota yang banyak. Pada tahun 2001 hingga tahun 2005, ada peningkatan kuantitas atau jumlah koperasi yang mencapai jumlah ribuan di Sumbar. Namun, dalam segi mutu atau kualitas dinilai dan terlihat menurun.

Pergerakan koperasi itu sendiri, sebut Karseno, dapat dilihat dari RAT yang dilakukan. Karena Dekopin melakukan penilaian koperasi melalui RAT ini. Sehingga, tersinyalir banyak koperasi yang tidak menjalankan RAT. Namun, pada tahun 2006 dan tahun 2007 ini terlihat ada peningkatan atau perbaikan. Kuantitas terus bertambah dan kualitas juga naik. Hal ini sesuai dengan penilaian yang dilakukan Dekopin. Walau pada kenyataannya ada koperasi yang mendapat nilai D dan C, tapi ada juga yang mendapat nilai A dan B.

"Untuk lebih majunya koperasi, maka utamakanlah kembali demokrasi koperasi itu yang berdiri karena kebersamaan anggota dan pengurus. Dengan artikata, mengutamakan kesejahteraan anggota dan memecahkan masalah dengan musyawarah untuk mufakat. Karena, koperasi akan tetap hidup bila pengurus memperhatikan anggotanya dan pengurus harus berusaha membuat anggotanya berperan aktif. Baik dalam bekerja maupun membantu dalam permodalan selain modal dari luar," terang Karseno.

Sementara itu, Direktur Lebsindo, Dikky Zulfikar SE didampingi Asisten Manager Konsulting dan Training Centre, Albusra SPd kepada POSMETRO mengatakan, sebagai lembaga sosial yang bergerak di bidang pelatihan, maka ia pun mengangkat sebuah pelatihan bagi pelaku koperasi dengan tujuan membangkitkan kembali semangat para palaku koperasi yang selama ini terkesan menurun.

Ditambahkan Dikky, untuk itu, peserta pada pelatihan ini berasal dari pelaku koperasi dari daerah-daerah seluruh Sumbar. Baik Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Karyawan, Dinas dan Perusahaan. Jumlah mereka pada saat ini mencapai 40 orang dari koperasi yang berbeda-beda.

"Dengan ini, kita menargetkan supaya para pelaku koperasi yang ikut dalam pelatihan ini bisa mengembangkan koperasi mereka. Sehingga koperasi tidak lagi tertinggal dari badan usaha lainnya seperti BUMN?D dan BUS. Untuk itu, kita menghadirkan dua orang permateri atau instruktur dari Bank Nasional Indonesia (BNI), Risdwan SH dan dari Praktisi Bisnis, Drs Azwir Tasar MM," jelas Dikky. (nph)

PADANG, METRO

Berlarut-larutnya sengketa tanah ulayat di Nagari Mungo Kecamatan Luhak Kabupaten Lima Puluh Kota akhirnya sampai juga ke tangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar. Pasalnya, Rabu (28/11), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang bersama belasan masyarakat Mungo mendatangi DPRD Sumbar tersebut untuk melakukan hearing tentang sengketa tersebut.

Mereka diterima Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan DPRD Sumbar, H Djanas Raden Dt Bandaro Kuniang bersama beberapa orang anggotanya di ruangan komisi I, sekitar pukul 12.30 WIB.

Pada kesempatan itu, Direktur LBH Padang yang pada waktu itu diwakili Koordinator Divisi (Kordiv) Hak Azasi Manusia (HAM), Vino Oktavia M SH sebagai kuasa hukum masyarakat Mungo menyampaikan keluhan kliennya dan menjelaskan secara ringkas jalannya sengketa tanah ulayat di Mungo tersebut. Selain itu, juga menjelaskan tentang Bantuan Sapi Brahman Cross Betina Ex Impor yang diduga dijadikan kedok untuk menggusur warga dari tanah ulayat tersebut.

Dikatakan Vino, karena telah berlarut-larutnya kasus sengketa tanah ulayat ini, maka pihaknya meminta DPRD Sumbar untuk membantu dalam penyelesaian masalah ini. Terutama dengan membicarakannya kepada pihak terkait seperti Bupati Lima Puluh Kota dan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Lima Puluh Koto. Sehingga, masyarakat tidak dirugikan dan pembangunan pemerintah pun tidak terhambat.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Sumbar, H Djanas Raden Dt Bandaro Kuniang dengan adanya penjelasan itu kepada pihaknya, maka sebagai wakil rakyat akan berusaha membantu menjadi mediator dalam penyelesaian sengketa ini. Pertama sekali akan dilakukan adalah dengan mengundang pihak terkait yaitu Bupati Lima Puluh Kota, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Lima Puluh Kota, Komisi I DPRD Lima Puluh Kota untuk membicarakan sengketa tersebut.

Djanas Raden dalam hal ini berharap, masyarakat hendaknya bersabar sambil menunggu hasil hearing nantinya dengan pejabat Pemkab Lima Puluh Kota terkait. (nph)

Masyarakat Mungo kembali Terancam Digusur

PADANG, METRO

Masyarakat Mungo Kecamatan Luhak Kabupaten Limo Puluah Koto kembali terncam digusur. Pasalnya, Senin (26/11) yang lalu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang kembali menerima laporan dari masyarakat Mungo tentang adanya Bantuan Sapi Brahman Cross Betina Ex Impor untuk masyarakat tersebut dari pemerintah. Diduga bantuan itu adalah kedok pemerintah untuk menggusur masyarakat Mungo dari tanah ulayatnya yang merupakan urat nadi mereka.

Hal ini secara tegas disampaikan Direktur LBH Padang melalui Koordinator Divisi Hak Asasi Manusia (Kordiv HAM), Vino Oktavia M SH sebagai kuasa hukum dari masyarakat Mungo kepada POSMETRO, Rabu (28/11).

"Dengan adanya laporan dari kliennya itu, maka sangat perlu kiranya untuk disikapi secara serius. Hal ini kami lakukan melalui surat dengan perihal mohon klarifikasi yang dilayangkan kepada Menteri Pertanian RI Cq Direktur Jenderal (Dirjen) Pertenakan RI dengan nomor : 403/SK/LBH-PDG/XI/2007," jelas Vino.

Diterangkan Vino, isi surat itu berkaitan dengan hal ini, karena pihaknya juga patut menyampaikan beberapa hal mengenai kasus masyarakat Mungo ini yang telah ditangani sejak lama. Pertama sekali, bahwa sebelum adanya program bantuan sapi untuk masyarakat Mungo berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dirjen Pembibitan Peternakan Departemen Pertanian RI Nomor : 930/PD.410?F.2.3/07/2007 tanggal 10 Juli 2007 perihal Persiapan Penerimaan Sapi Brahman Cross dan Keputusan Dirjen Peternakan Nomor : 78/Kpts/PD.410/F/07/2007 tentang Penetapan Kelompok Penerima Ternak Sapi Brahman Cross Betina Ex Impor, telah terjadi sengketa tanah ulayat antara Departemen Pertanian RI Cq Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Potong (BPTU-SP) Padang Mangatas dengan masyarakat Nagari Mungo. Masalah itu hingga kini belum ada upaya penyelesaian yang adil dan saling menguntungkan kedua belah pihak.

Dilanjutkan Vino, berdasarkan dua SK itu dan dari laporan masyarakat Mungo ke LBH Padang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Limo Puluah Koto telah menindaklanjutinya dengan mengadakan rapat bersama mengenai penerima Sapi Brahman Cross Betina Ex Impor tersebut tanggal 23 Juli 2007. Rapat ini diadakan di Kantor Sekolah Pendidikan Pertanian (SPP) Negeri Padang Mangatas yang dihadiri oleh Asisten I, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Limo Puluah Koto, Wali Nagari (Wanag) dan Ketua Lembaga Adat Nagari (LAN) dari enam nagari calon penerima bantuan sapi tersebut.

Diteruskan Vino, berdasarkan hasil keputusan rapat bersama di atas, ternyata pemberian bantuan sapi bagi masyarakat Mungo hanya untuk empat kelompok dengan jumlah sapi sebanyak 60 ekor. Inipun secara langsung dikaitkan dengan permasalahan sengketa tanah ulayat Nagari Mungo. Dimana, masyarakat Mungo diberi batas waktu untuk segera mengosongkan lahan tersebut dengan batas waktu sampai tanggal 27 Npvember 2007. Bila tidak, akan dilakukan tindakan secara hukum dan kepada calon penerima bantuan sapi diharuskan membuat surat pernyataan bersedia keluar dari lahan secara sukarela setelah bantuan diberikan.

"Selain hal itu, perlu juga kami sampaikan, dimana masyarakat Mungo yang mengolah dan menggarap lahan (tanah ulayat) di Padang Mangatas itu berjumlah 300 kepala keluarga (KK). Sedangkan bantuan sapi yang diberikan hanya 60 ekor untuk empat kelompok dengan anggota penerima umumnya bukan masyarakat yang sedang mengolah lahan itu. Malahan, dari informasi yang diperolah, ada penerima sapi yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sisanya diberikan kepada nagari-nagari sekitar Mungo," ungkap Vino.

Kepada LBH Padang sebagai kuasa hukum masyarakat Mungo tersebut, mereka telah menyatakan secara tegas menolak pemberian Bantuan Sapi Brahman Cross Betina Ex Impor itu bila dikaitkan dengan permasalahan sengketa lahan. Apalagi diminta untuk mengosongkan lahan yang merupakan satu-satunya urat nadi ekonomi dan kehidupan masyarakat Mungo tersebut.

Karenanya tambah Vino, LBH Padang dengan tanpa bermaksud untuk mengintervensi kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian RI, maka perlu juga kami sampaikan bahwa sesuai dengan pasal 18B ayat 2 UUD 1945 jo Pasal 28A UUD 1945 jo pasal 28I ayat 3 dan ayat 4, pasal 6 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM dan pasal 1 UU No 11 Tahun 2005 tentang Retifikasi Konvenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Hak Ekosob), disebutkan secara tegas dimana negara dalam ini pemerintah wajib memberikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat dan hal ulayatnya sebagai slah satu bentuk HAM.

Dikatakan Vino, surat yang berisikan hal-hal itu akan ditembuskan kepada Presiden RI, Menteri Pertanian RI, Komnas HAM Pusat dan Sumbar, Ketua YLBHI, Sekjen Petani Mandiri, Direktur Raca Institute, Gubernur Sumbar, Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Ketua P2TANRA Sumbar, Bupati Limo Puluah Koto, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Limo Puluah Koto, Kepala BPTU Padang, Camat Luhak, Wanag Mungo, Ketua LAN Mungo dan Masyarakat Mungo OTL Pelita Mungo. (nph)

Jatuh di Meja Makan, Rabanis Terkulai di Rumah Sakit

PADANG, METRO

Terjatuh di meja makan, Rabanis (60) mengalami luka di pergelangan tangan sebelah kanannya dan banyak mengeluarkan darah, Selasa (27/11) sekitar pukul 11.00 WIB. Kejadian ini terjadi di rumahnya di Koto Panjang Kelurahan Limau Manih Kecamatan Pauh.

Rabanis yang tinggal sendirian ini diduga selesai makan dan hendak kembali ke tempat duduk di ruangan tamu. Namun, karena lantai sedikit licin, maka kaki Rabanis tergelincir hingga ia jatuh. Sehingga, tangan kanannya yang waktu itu berpegangan ke meja makan terhempat ke kursi. Akibatnya, pergelangan tangan kanannya itu mengalami luka robek dan patah serta mengeluarkan darah yang banyak.

Sebagaimana diterangkan oleh salah seorang keluarga korban kepada POSMETRO, Amril menyebutkan bahwa ia mengetahui kalau dari tukang yang bekerja di dekat rumah kediaman Rabanis itu. Ketika itu, sang nenek keluar dan menjerit minta tolong dalam keadaan tangan teluka.

Melihat kondisi seperti itu, maka tukang itu pun memberitahukan kepada Amril yang rumahnya tidak jauh dari kediaman sang nenek. Sehingga dengan cepat Amril pun mencari bantuan untuk membawa sang nenek ke rumah sakit. Dan didapatlah mobil untuk membawa sang nenek ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, terlihat pakaian yang melekar pada badan Rabanis berlumuran darah. Tidak itu saja, dari mulutnya juga keluar muntahan nasi yang diduga baru saja ia makan.

Mengenai kendisi, dijelaskan Amril bahwa sang nenek masih dalam keadaan sadar dan masih bisa berbicara sedikit-sedikit. Karena memang dari awal kejadian ia tidak hilang ingatan. Sehingga untuk memberitahukan letak Kartu Askeskin miliknya pun ia masih bisa. Hanya saja lemas dan pucat karena banyak mengeluarkan darah. Kata dokter piket kepada Amril, untuk mengobati luka sekitar 10 cm di pergelangan tangan sang nenek harus dioperasi. Untuk itu, sang nenek harus berpuasa sembari beristirahat.

Lagi pula, menurut dokter kepada Amril, karena luka di pergelangan tangan, maka diduga akan banyak syaraf yang terputus. Baik syaraf yang kecil maupun syaraf yang besar. Kalau syaraf yang kecil itu tidak bisa disambung, namun kalau yang besar atau penggerak jari kalau ptus bisa disambung. Namun semua itu bisa dilakukan melalui operasi.

Mengenai Rabanis, dijelaskan Amril bahwa sang nenek ingin tinggal sendiri di rumahnya. Karena itu pula anak dan cucunya tidak bisa membawanya tinggal bersama. Namun, keluarga tersebut dan termasuk dirinya tidak tinggal begitu jauh dari sang nenek. (nph)

Senin, 26 November 2007

Sulitnya mendapatkan Hak Normatif bagi Seorang Buruh

PADANG, METRO

Begitu sulitnya mendapatkan hak-hak normatif bagi seorang buruh. Kenapat tidak, walau sudah berusaha kesana-kemari meminta perlindungan hukum, hak itu masih belum juga didapatkan. Malahan, hak itu telah diberikan, namun belum juga diterima dan dinikmati sebagaimana harusnya oleh sang buruh.

Begitu disampaikan, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang melalui Staf Divisi Hak Azazi Manusia (HAM) LBH Padang, Kautsar SH kepada POSMETRO, Senin (26/11) ketika ditemui dikantornya usai melaksanakan Jumpa Pers tentang kasus seorang buruh yang telah di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh CV Sumber Alam Teguh dan belum mendapatkan hak-hak normatifnya sebagai buruh yang telah bekerja selama 9 tahun di perusahaan itu.

Dijelaskan Kautsar, buntut dari penderitaan yang dialami dan dirasakan oleh seorang buruh bernama Darwin S ini, maka pada Jumat (23/11) lalu, LBH Padang sebagai kuasa hukum dari Darwin S telah mendaftarkan permohonan sita eksekusi barang bergerak dan tidak bergerak yang digunakan CV Sumber Alam Teguh di Ppengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri (PN) Kelas I A Padang. Surat permohonan ini diterima oleh Panitera Muda PHI, Zulkarnaini SH.

Diterangkan Kautsar, pendaftaran permohonan sita eksekusi ini sehubungan dengan putusan Mahkamah Agung (MA) RI dengan nomor perkara 128.K/PHI/2006 tanggal 22 Februari 2007 yang menolak permohonan Kasasi Tergugat/Pemohon Kasasi (CV Sumber Alam Teguh). Putusan MA RI nomor 128.K/PHI/2006 itu memperluat putusan PHI PN Padang no.05/PL.G/2006/PHI.PDG yang menghukum tergugat (Pimpinan CV Sumber Alam Teguh) Jalan Tanah Baroyo Kecamatan Padang Selatan untuk membayar hak-hak penggugat (Darwin S) sebesar Rp 18.112.500.

Permohonan sita eksekusi, lanjut Kautsar, ini dilakukan setelah sebelumnya LBH PAdang telah mengajukan surat permohonan pelaksanaan putusan MA RI nomor 128.K/PHI/2006 kepada Ketua PHI dan PN Padang. Terhadap surat ini, Ketua PN Padang telah memanggil tergugat, namun tergugat tidak mau melaksanakan putusan yang telah in kracht van gewijsde dan hanya mau membayar Rp 3,9 juta.

Untuk itu, tutur Kautsar, sebagai LBH Padang sebagai kuasa hukum dari Darwin meminta agar PHI pada PN Padang sebagai institusi yang berwenang untuk segera melaksanakan sita eksekusi sebagaimana dimaskud. Juga meminta kepada tergugat/ Pimpinan CV Sumber Alam Teguh tidak menghalang-halangi pelaksanaan sita eksekusi yang dilakukan PHI pada PN Padang, karena hal itu merupakan sebuah tindak pidana.

Sementara itu, mengenai kronologis singkatnya diterangkan Kautsar, kasus ini berawal dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan pihak CV Sumber Alam Teguh terhadap Darwin S yang bekerja sebagai supir pada tanggal 9 November 2005. Darwin S mulai bekerja semenjak tahun 1996 sampai 2005 (9 tahun) di PHK dengan alasan efesiensi. Setelah melalui proses mediasi di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disnaker Kop dan UKM) Kota Padang pada tanggal 5 Mei 2006, Darwin S (pengugat) melalui kuasa hukumnya, LBH Padang resmi mengajukan gugatan ke PHI pada PN Padang terhadap Pimpinan CV Sumber Alam Teguh (tergugat) dengan gugatan no.05/PL.G/2006/PHI.PDG. Pada tanggal 14 Juli 2006, kasus ini diputus oleh PHI pada PN Padang yang isinya mengabulkan sebagian gugatan penggugat dan menghukum tergugat untuk membayar hak-hak penggugat (Darwin S) sebanyak Rp 18.112.500.

Pihak tergugat, Pimpinan CV Sumber Alam Teguh, Wira Hendrik yang dihubungi POSMETRO melalui telepon selularnya mengatakan, dirinya sebagai tergugat telah dipanggil oleh Ketua PN. Ketika itu Dia berharap supaya penggugat bisa menerima berapa kesanggupannya membayar. Namun, kalau akan dilakukan sita eksekusi, ia mengaku tidak terima. Karena ia mau menyelesaikan persoalan ini tanpa terjadinya sita eksekusi. (nph)



Pasangan Ilegal Ditemukan Bermesum Ria

Tiga Pasang Muda-mudi Dijaring Pol PP
Sepasang Ditemukan Sedang Bermesum Ria tanpa Busana
Tiga Orang Mahasiswa

PADANG, METRO

Tiga pasang muda-mudi dijaring Pol PP Padang dari sebuah penginapan berkelas melati, "C" alias Dangau Mandeh yang terletak di kawasan Pasir Jambak, Senin (26/11) sekitar pukul 17.30 WIB.

Sepasang dari mereka ditemukan sedang bermesum ria tanpa busana di sebuah kamar dan perempuannya merupakan mahasiswi dari Universitas Negeri (UN) terkemuka di Kota Padang. Pasangan laki-lakinya berinisial "SE" (29-lk) warga Batas Kota Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah dan perempuannya berinisial "DN" (24-pr) yang notabene seorang mahasiswi.

"SE" yang ditemui POSMETRO ketika telah digelandang ke kantor Pol PP Padang di Jalan Bagindo Aziz Chan hanya terpaku. Namun, ia mengaku bernama "SE" dengan alamat tersebut. Juga disebutkannya bahwa mereka adalah pacaran. Namun ia tidak tahu tempat tinggal "DN" yang tepatnya. Sepengetahuannya hanya di Air Tawar dan ia juga tidak tahu kalau "DN" juga seorang mahasiswi.

Sementara sepasang lagi juga mahasiswa, namun dari UN Swasta yang juga terkemuka di kota ini. Mereka adalah "ADP" (24-lk) dan "ES" (23-pr). Kepada POSMETRO, "ADP" mengaku sudah berada di semester akhir dan sang pacar sudah tinggal wisuda saja. Mereka sudah lebih 1 tahun menjalin hubungan dan sudah diketahui pula oleh orang tua kedua belah pihak. Namun, mengenai menikah belum ada rencana.

"Ketika disergap Pol PP di dalam kamar, saya sedang tidur di tempat tidur. Sedangkan pacar saya sedang di WC yang ada di kamar itu. Saya sudah masuk ke kamar itu bersama dengan "ES" sejak pukul 13.00 WIB," ungkap "EDP".

Lain lagi dengan pasangan "Bd" (22-lk) dengan "Ds" (22-pr) warga Suliki Payakumbuh ini. Kepada POSMETRO, "Bd" mengaku telah 2 tahun berhubungan dengan "Ds". Mereka sudah berniat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Tetapi "Bd" menunggu mendapat kerja terlebih dahulu. Karena "Bd" mengaku hanya tamatan salah satu SMA di Suliki.

Pada saat digrebek Pol PP, "Bd" mengaku bersembunyi ke dalam WC di kamar yang ia sewa Rp 50.000 rupiah itu karena takut. Kamar itu ia diami bersama dengan "Ds" sejak pukul 15.30 WIB. Sementara "Ds" hanya di luar WC dalam keadaan berpakaian. Ketika ditanya mengenai apa yang telah di perbuat di dalam kamar itu dengan "Ds", "Bd" hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban.

"Ketika Pol PP menyuruh membuka pintu saya takut dan lari ke dalam WC untuk bersembunyi. "Ds" membuka pintu dan akhirnya sayapun disuruh keluar dari WC oleh Pol PP. Mengenai kerja, dulu saya bekerja di sebuah konter bersama teman saya, tapi sekarang tidak lagi. Sementara "Ds" bekerja menjahit. Saya baru kali ini menginap bersama "Ds"," jelas "Bd".

Sementara masing-masing sang perempuan belum berhasil diwawancarai POSMETRO, berhubung mereka masih menjalani pemeriksaan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pol PP Padang.

Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal didampingi Kasi Operasi, Wardimu SSos kepada POSMETRO mengatakan, hal ini telah kesekian kali pihaknya mengamankan pasangan mesum (berbuat maksiat-red) dan ilegal (belum menikah-red) dari penginapan Dangau Mande ini. Untuk itu, pemilik sudah pernah berjanji dan bertanda tangan di atas kertas surat itu tidak akan menerima tamu tanpa surat nikah.

Ternyata sekarang, lanjut Dedi, tertangkap lagi sekarang di penginapan itu tiga pasang. Apalagi sepasang dari mereka sedang berbuat maksiat dan tanpa busana. Hal ini sangat memalukan dan mencemarkan nama baik masyarakat setempat.

"Karena itu, kita akan mencabut izin dari penginapan itu. Karena sudah mengingkari perjanjian dengan masih menerima pasangan yang tanpa surat nikah," tegas Dedi.

Mengenai pasangan ini, Dedi mengatakan bahwa akan menyerahkan kepada orang tuanya. Apabila orang tuanya tidak datang, dia akan mengantarkan langsung kepada orang tuanya. Karena perbuatan mereka sudah keterlaluan dan diduga telah berhubungan suami istri sebelum menikah.

"Apabila orang tuanya tidak datang, maka kita akan antarkan langsung. Sehingga, apa yang telah mereka lakukan dan diketahui oleh orang tua mereka dan untuk ke depannya terserah orang tua mereka. Dengan arti kata, biar diselesaikan secara kekeluargaan. Hal itu dengan cara berkoordinasi dengan Pol PP di kampung mereka," jelas Dedi. (nph)

Terkapar tanpa Bicara

Bulan Februari 2008 Mau Menikah

Dedi Santoso (24) warga Jalan Sei Batang Hari Kelurahan Tanah Saribu Kecamatan Binjai Kota Binjai yang bekerja di vulkanisir ban di Jalan Raya Indarung ini, Jumat (23/11) sekitar pukul 08.00 WIB masuk di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr M Djamil Padang. Hal ini akibat ia ikut terbakar bersama dengan vulkanisir ban serta temannya, Yogi yang telah tewas dalam kebakaran itu sekitar pukul 06.35 WIB, Jumat (23/11) lalu. Kini, Dodi yang mengalami luka bakar disekujur tubuhnya itu hanya bisa terlentang tanpa bercakap apa-apa di atas tempat tidur ruang rawat inap luka bakar RS Dr M Djamil Padang. Didampingi kakak kandungnya, Yeni Susilawati (28) dan calon istrinya, Susilawati (24) yang dalam rencana akan mendampinginya tahun 2008 mendatang.

NOLPITOS HENDRI-Jati

Jalan di lorong menuju ruangan rawat inap luka bakar RS Dr M Djamil Padang itu sudah ramai diinjak para pengunjung. Ada yang tua dan ada yang muda, malahan ada yang masih anak-anak. Para pengunjung ada yang duduk di lantai dan bersandar ke tonggak dan ada yang duduk di bangku yang telah disediakan. Serta ada juga yang menbaca surat kabar dan tabloit berbagai mereka.

Dari pantauan POSMETRO, pagi Jumat (23/11) di tengah-tengah lalu lalang para pengunjung itu, Dodi pun berlalu dengan tempat tidur dorongnya bersama seorang perawat dan pembantu rumah sakit. Akhirnya, di depan pintu ruang rawat inap rumah sakit itu, Dodi pun berhenti di dorong dan berbelok ke kiri menuju masuk.

Sesampai di dalam ruangan, terlihat di sebelah kiri terdapat dua bangsal yang telah diisi pasien lain. Kemudian, Dodi pun dipindahkan dari tempat tidur dorong itu ke bangsal yang telah ada di sebelah kiri dua pasien itu.

Maka, terlihatlah geliat Dodi yang menahan sakit dari sekujur badannya yang melepuh karena panasnnya api. Mukanya mulai membengkak dan mengandung air. Begitu juga dengan badannya bagian perut dan bagian rusuknya. Sementara, kulit kakinya terlihat melepuh dan berwarna merah.

Hingga sore Jumat (23/11) sekitar pukul 17.00 WIB, Dodi masih terlentang di bangsalnya. Ia terlihat tertidur lelap dengan infus yang telah dipasang juga dengan alat bantu buang air kecil. Sementara keluarganya tidak telihat disana, mungkin mereka sedang kelaur untuk membeli keperluan. Kiranya, Dodi hanya bisa menunggu kesembuhannya dengan selalu berdoa untuk dirinya dan untuk temannya yang telah mendahuluinya.

Senin (26/11), ketika dikunjungi POSMETRO, Dedi Santoso anak ke-6 dari 7 orang bersaudara telah didampingi oleh kakak kandungnya, Yeni Susilawati yang terlihat tidak ingin sedikit pun membiarkan adiknya kesepian. Sehingga ia selalu mendampingi dan sesekali mencium kening adiknya yang luput dari jamahan api.

Kepada POSMETRO, Yeni mengatakan, dia telah datang pada siang Jumat hari kejadian itu. Karena keluarganya dikabari kalau Dedi kecelakaan. Untuk itu dia yang datang, karena ia sangat menyayangi adiknya itu. Lagi pula, Dedi ke Padang adalah untuk bekerja demi mencari uang untuk biaya pernikahannya bulan Februari tahun 2008 mendatang dengan Susilawati.

Dijelaskan Yeni, Dedi merupakan anak keenam sesudahnya dari 7 orang bersaudara. Kini mereka hidup dengan seorang bapak, karena ibunya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Mengenai biaya, ia tidak mengetahui siapa yang membayar. Yang jelas adiknya cepat sembuh dan bisa bekerja lagi untuk mencari uang guna pernikahannya mendatang.

Sementara itu, calon istri Dedi, Susilawati telihat matanya masih berlinang air mata dan sudah merah. Kepada POSMETRO, Susilawati mengatakan, dirinya sampai di Padang pada hari Minggu (25/11). Ia mengaku telah tiga tahun menjalin hubungan dengan Dedi. Karena sudah sama-sama setuju, maka mereka sudah berencana akan menikah pada bulan Februari yang akan datang. Rencana pernikahan ini sudah dibicarakan pada waktu sebelum puasa yang lalu.

Berjudi, 4 Siswa SMA Swasta Diserahkan ke Polisi

Sepasang Pacaran dan 6 Lainnya Main Domino

BAGINDO AZIZ CHAN, METRO

Senin (26/11) yang bertepatan dengan hari guru, Pol PP Padang kembali menjaring 12 orang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Empat orang diantaranya diduga berjudi dengan menggunakan kertas koa dan uang sebagai taruhan di salah satu warung di kawasan Gelanggang Olahraga (GOR) H Agus Salim. Sehingga mereka terpaksa di serahkan ke pihak berwajib di Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Padang. Sementara, sepasang yang pacaran dan 6 lainnya yang main domino diserahkan kembali kepada pihak sekolah.

Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal kepada wartawan di kantornya mengatakan, karena masih disinyalir dijadikannya kawasan GOR H Agus Salim oleh para siswa untuk keluyuran dan mermain pada jam sekolah, maka pihaknya diperintahkan untuk melakukan operasi rutin untuk mengamankan para siswa yang keluyuran pada jam pelajaran itu. Karena, hal ini tidak lagi hanya tugas sekolah, namun sudah tugas kita bersama dalam menciptakan iklim pendidikan Kota Padang yang mempunyai citra yang baik.

Hasilnya, terang Dedi, 12 orang berhasil dijaring dikawasan itu. Empat orang tertangkap tangan sedang berjudi dengan menggunakan kertas koa dan uang sebagai taruhan. Mereka adalah siswa kelas III dari SMA Baiturrahmah yaitu "EP", "RR", "HB" dan "IS". Karena tindakan mereka ini tergolong kepada tindak pidana, maka kita serahkan kepada pihak berwajib untuk memprosesnya.

Sementara, jelas Dedi, enam orang siswa kelas III lainnya dari sekolah yang sama, "Ri", "Tz", "Wl", "Rk", "Ad" dan "Dr" diserahkan kembali kepada sekolah mereka agar ditindak sesuai dengan peraturan sekolah yang ada. Namun, disini mereka hanya membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

"Sedangkan sepasang siswa kelas I SMA 6 Padang, "RK" (lk) dan "LES" juga diserahkan kembali kepada pihak sekolah mereka. Selain itu, mereka juga harus membuat surat pernyatan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Karena, mereka ditemukan sedang berpelukan di kawasan GOR H Agus Salim tersebut. Selain itu, mereka juga telah mencoreng nama baik sekolah dengan memakai seragam dalam bekeluyuran," tegas Dedi.

Sementara itu, Kepala SMA Baiturrahmah yang diwakili Wali Kelas XI IPS 2, Nasril dan Walikelas IPS 1, Anto Sandra untuk menjemput siswa mereka kepada POSMETRO menyebutkan bahwa mereka berterima kasih kepada Pol PP Padang yang telah membantu mereka dalam memberikan nasehat kepada siswanya. Untuk itu, di sekolah nantinya sesuai dengan peraturan sekolah, orang tua mereka akan dipanggil untuk memberitahukan kejadian ini.

Dijelaskan Nasril, mereka tidak menyangka kejadian ini. Karena, setelah melaksanakan upacara peringatan hari guru, semua siswa diperbolehkan pulang dan selalu diingatkan untuk tidak keluyuran. Namun, hal ini tampaknya tidak mereka hiraukan, sehingga mereka harus berusuran dengan Pol PP Padang.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota padang melalui Kasi Kesiswaan, Suardi kepada POSMETRO mengatakan, dengan kejadian ini, maka ia berharap tidak terjadi lagi terhadap siswa lainnya. Sehingga citra pendidikan di Kota Padang ke depan lebih baik. Untuk itu, mereka harus membuat surat pernyataan dan akan diberikan pembinaan labih lanjut di sekolah supaya mereka tida mengulangi lagi perbuatan mereka. (nph)

Wisuda tanpa Irman Gusman

STEMIK Selalu di Hati

BUNDO KANDUANG, METRO

Ketua Yayasan Albani, H Irman Gusman SE MBA tidak bisa hadir pada wisuda 119 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STEMIK) Indonesia, Sabtu (24/11). Berhubung sang ketua lagi menjalani tugas kenegaraan ke Maroko.

Hal ini disampaikan Sekretaris BPH STEMIK Indonesia, Drs Mhd Husni MPd dalam sambutannya pada Wisuda XVII STEMIK Indonesia di Hotel Bumi Minang Jalan Bundo Kanduang. Pada kesempatan itu, Husni juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidak hadiran Irman Gusman kepada wisudawan dan orang tua.

Sementara, Ketua STEMIK Indonesia, Ir Moh Agita Tjandra MSc PhD dalam sambutannya menyebutkan, pada wisuda ke-XVII ini mahasiswa yang akan di wisuda terdiri dari Sarjana Penuh (S1), Diploma III (D3) dan Diploma I (D1). Untuk S1 akan diwisuda sebanyak 38 orang, untuk D3 sebanyak 57 orang dan D1 24 orang. Dengan demikian, sejak berdirinya STEMIK Indonesia tahun 1986 hingga sekarang, telah menelorkan generasi intelektual penerus cita-cita bangsa sebanyak 2.612 orang.

Dilanjutkannya, sejalan dengan perkembangan zaman dan era globalisasi, maka tantangan yang akan dihadapi oleh para lulusan STEMIK Indonesia pun semakin berat. Baik sesama lulusan maupun dengan lulusan perguruan tinggi lainnya, swasta maupun negeri. Untuk itu, supaya bisa menjadi pemenang, maka kita harus meningkatkan mutu dengan memeprbaiki diri kita.

Sebagai perguruan tinggi swasta yang bergerak di bidang ilmu komputer, Agita mengatakan, kita berusaha menghasilkan lulusan yang baik, populer dan berkompeten supaya kita juga bisa dipandang baik dan populer. Dengan demikian, kita harus menciptakan suasana akademik yang baik pula. Suasana dimana mahasiswa berlomba-lomba menimba ilmu , bekerja keras dan sungguh-sungguh melakukan penelitian, berdiskusi dengan dosen dan sesama mahasiswa. tidak itu saja, seluruh civitas akademika juga harus terlibat menciptakan suasana akademik yang baik ini.

Di lain pihak, perwakilan orang tua wisudawan, Syahrizal SPd dalam sambutannya pada wisuda itu menyampaikan ucapan terima kasih atas perjuangan seluruh civitas akademika STEMIK Indonesia dalam mendidik anak-anak mereka hingga menjadi seorang intelektual di bidang komputer yang bisa diandalkan. Untuk itu, diharapkannya suapaya anak-anak mereka bisa meneruskan perjauangan pendidikan kepada tingkat yang lebih tinggi. Pada akhir katanya, Syahrizal mengatakan "Semoga STEMIK Indonesia selalu dihati". (nph)

Diduga Stres, Pelajar Gantung Diri

PASAMAN, METRO

Diduga stres, seorang pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Mapat Tunggul, Marti Suryadi (17) nekat gantung diri dengan rotan hingga tewas, Kamis (22/11) sekitar pukul 12.30 WIB. Sebelumnya, korban warga Kampuang Padang Jorong Titian Batu Nagari Silayang Kecamatan Mapat tunggul Selatan Kabupaten Pasaman ini sempat dimarahi orang tuanya karena sering minta pulsa handphone.

Korban nekat mengakhiri hidupnya di rumah orang tuanya dengan menggunakan rotan sebesar 0,5 cm dengan panjang 180 cm. Korban ditemukan oleh dua orang saksi yaitu Piril (29) dan Riabati (14). Keterangan saksi kepada polisi menyebutkan, dari keterangan orang tuanya menyebutkan bahwa korban sering minta pulsa handphone.

Karena itu, orang tuanya pun pagi harinya menasehati korban dengan nada keras. Namun, entah apa yang ada difikiran korban, maka korban ditemukan sudah tergantung di kasau loteng rumah orang tuanya sekitar pukul 12.30 WIB dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pasaman melalui laporannya ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar yang disampaikan Ka SPK B Polres Pasaman, Aiptu M Simangunsong membenarkan kejadian itu. Korban murni gantung diri dan telah dibuat laporan polisinya, No.Pol : LP/02/XI/2007/Sek Mapat Tunggul. Barang bukti berupa rotan sebesar 0,5 cm dengan panjang 180 cm sudah diamankan pihaknya. Sementara, korban sudah dikebumikan oleh pihak keluarga.

Diduga, kejadian ini diawali oleh korban dengan berdiri di atas bangku. Karena memang ada bangku di bawah dimana korban tergantung. Kemudian, korban mengikatkan salah satu ujung rotan ke kasau loteng rumah itu dengan simpul hidup. Kemudian, korban mengikatkan ujung rotan yang satunya lagi ke lehernya. Ketika simpulnya sudah kuat, maka korban mendorong bangku tersebut dengan kakinya. Sehingga korban pun tergantung dan akhirnya tewas.

Dari keterangan orang tuanya kepada pihak berwajib, membenarkan bahwa mereka memarahi korban pada paginya. Karena mereka bermaksud hanya untuk menasehati korban. Namun tidak menyangka kalau korban akan berbuat nekat. Lagi pula, sebelumnya korban juga tidak pernah mengancam akan melakukan hal itu. (nph)

Warga Korban Eksekusi Subarang Padang Bantah Bikin Ricuh

Pemilik Sah Tanah akan Menuntut "AJ"

PADANG, METRO

Klien saya tidak pernah berniat berbuat kericuhan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kelas I A (PN) Padang, Senin (20/11) lalu. Namun hal itu sebagai wujud kekecewaan mereka. Selain itu juga jeritan hati mereka untuk mendapatkan keadilan.

Begitu disampaikan warga korban eksekusi Subarang Padang melalui Kuasa Hukum meraka, Oktavianus Rizwa SH kepada POSMETRO di kantornya, Jumat (23/11) untuk membantah bahwa mereka tidak berbuat kericuhan seperti yang disampaikan Wakil Ketua PN Padang, Saparuddin Hasibuan SH MH sebagaimana diberitakan koran ini edisi, Jumat (23/11) pada halaman 9-10 yang menyatakan sudah 2 kali berbuat ricuh hingga PN Padang perlu meningkatkan pengamanan.

"Kami tidak ingin masyarakat luas menganggap kami datang ke PN PAdang untuk berbuat anarki. Karena, dengan kami telah datang ke PN untuk meminta perlindungan hukum, hal ini kiranya sudah suatu hal yang menghormati hukum dan keinginan untuk mendapatkan keadilan," ungkap Oktavianus.

Dijelaskan Oktavianus, apa yang terjadi pada persidangan yang lalu itu meruapakan salah satu bentuk protes warga yang ingin mendapatkan keadilan. Karena, terbantah sudah tidak lagi memegang kuasa dari pemilik sah tanah. Dengan demikian, PN seharusnya menghentikan persidangan dan mengembalikan perkara ke status quo.

Ditambahkan Oktavianus, jadi, kalau disebut anarki, maka PN-lah yang seharusnya lebih anarkis yaitu dengan telah mengeksekusi rumah warga tanpa menghiraukan bantahan yang telah dilayangkan sebelum eksekusi dilakukan. Malahan, warga korban eksekusi (kliennya) telah cukup sabar dan masih bisa menahan emosi dengan rumah mereka yang telah porak poranda dan datar dengan tanah. Tidak itu saja, 4 orang warga juga telah meninggal dengan membawa beban batin dan ketidak adilan terhadap mereka.

Akan Tuntut Azhari Jalin

Sementara itu, pemilik sah tanah perkara, Kaum Suku Tanjuang Balai Mansiang melalui seorang kaumnya, Jup kepada POSMETRO mengatakan, dengan tindakan yang telah dilakukan "AZ" terhadap surat kuasa yang telah diberikan kepadanya, kaumnya telah dirugikan dan akan menuntut sesuai jalur hukum. Karena sudah jelas kalau "AZ" telah menyalahgunakan surat kuasa yang diberikan kepadanya. (nph)

Warga Bingung dengan TAGIHAN Listrik yang Baru

PADANG, METRO

Sehubungan telah digantinya slip pembayaran rekening listrik sejak awal tahun lalu, konsumen masih dibuat bingung. Karena ada beberapa poin yang tidak tertera pada slip pembayaran tersebut. Ataukah ini pertanda bahwa sosialisasi kurang sampai ke masyarakat awam.

Begitu disampaikan seorang konsumen, Fadly Ferdinand kepada POSMETRO, Jumat (23/11). Ia juga menyebutkan bahwa banyak dari tetangganya yang bingung dengan slip pembayaran rekening (rekening tagihan) listrik yang baru. Selain itu, mereka juga curiga dengan penghitungan daya yang mereka pakai. Begitu juga dengan dirinya sendiri.

Mengenai yang membuat bingung itu, dijelaskan Ferdi sesuai dengan pengalaman dirinya dan beberapa tetangganya di Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji, pada slip pembayaran rekening listrik yang dulu lengkap dengan keterangan daya yang dipakai dan biayanya, biaya yang lalu, biaya beban, daya beban dan keterangan lainnya terkait identitas konsumen.

Sedangkan, lanjut Ferdi, pada slip pembayaran yang sekarang hanya ada beban terpakai sekarang (bulan yang lalu) dan biayanya serta jumlah yang telah dipakaibulan lalu. Hal ini patut dipertanyakan karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan PLN Persero sebagai perusahaan jasa milik pemerintah.

"Lagi pula masyarakat tidak mau dirugikan dengan kejadian ini. Sementara itu, sosialisasi mengenai hal ini kepada masyarakat pemakai listrik juga dirasa kurang. Sehingga masyarakat awam yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu juga akan terbawa rugi tanpa sepengetahuan mereka. Tidakkah kita peduli dengan masyarakat kita sekarang," tutur Ferdi.

Efisiensi Biaya

Manager PLN Cabang Padang, Ir Agusmann Taher saat dihubungi POSMETRO tadi malam menjelaskan, perubahan tagihan rekening listrik itu dalam rangka menekan tingginya biaya, seperti yang dikeluarkan dalam pembuatan tagihan rekening yang lama.

"Efisiensi yang dilakukan PLN ini semata-mata untuk menekan biaya, guna meningkatkan pelayanan jasa ketenagalistrikan kepada masyarakat. Tidak ada maksud lain di balik itu. Kendati dalam tagihan rekening listrik itu, pelanggan hanya melihat total tagihan yang harus dibayarkan, namun sebenarnya PLN tetap bersikap transparan. Karena dalam tagihan itu juga tertera stand akhir biaya Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) dan pemakaian daya pada bulan sebelumnya," jelas Agusmann.

Dengan demikian jelas Agusman, terdapat selisih pemakaian antara tagihan bulan berjalan dengan tagihan bulan sebelumnya. Dan di dalam tagihan rekening itu juga terdapat item lain di antaranya nama, alamat, bulan rekening, identitas pelanggan, kode tempat pembayaran, tarif daya, stand akhir LWBP dan total tagihan.

"Perubahan tagihan rekening listrik yang baru ini sebenarnya sudah diberlakukan sejak awal tahun lalu dan telah disosialisasikan sejak lama. Namun demikian, kami mohon maaf apabila sosialisasi tersebut belum menyentuh seluruh pelanggan dan masih ada sebagian pelanggan yang bingung. PLN juga terbuka untuk mendengarkan setiap aspirasi pelanggan. Masukan ini akan kita pertimbangkan," tutur Agusmann Taher menutup pembicaraan. (nph)

Hampir 12 Kali Tamatkan Al Quran

Rosima (81), seorang nenek kalahiran Pariaman pada Tahun 1926 warga Katapiang Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji ini kini tinggal bersama dua orang anak laki-lakinya yang sudah duda. Dengan kakinya sebelah kanan yang bengkak akibat dulu pernah terjatuh, kini perempuan jompo itu berjalan dengan memakai bantuan kursi platik yang kakinya sudah dipotong setengah. Dengan umurnya sudah lebih sepertiga abad itu, ia masih bisa membaca Al Quran dan sekarang sudah hampir 12 kali menamatkan Al Quran 30 juz.

NOLPITOS HENDRI-PADANG

Sore itu, Kamis (22/11) sekitar pukul 16.30 WIB, sang nenek berjalan dengan terbata-bata dari ruangan rawat inap RS Dr M Djamil Padang dengan menggunakan kursi plastik berwarna hijau. Setengah dari keempat kaki kursi itu sudah dipotong. Setengah kaki yang empat masih tertinggal itu sudah hampir habis pula karena tergeser ke aspal. Hal ini karena sudah saking seringnya dibawa berjalan oleh sang nenek.

Dari penuturannya kepada POSMETRO, tadinya ia kembali melihat anaknya yang sedang dirawat karena tersengat listrik beberapa waktu lalu. Karena anaknya itu bekerja sebagai seorang tukang las di sebuah bengkel.

Katanya, ia sudah jauh berjalan dengan menggunakan kursi ini. Kadang ke Pasar Raya dan kadang ke rumah anak dan cucunya. Malahan, ia mengaku sudah 90 kali pergi ke rumah kediaman Walikota Padang dalam dua periode yaitu pada saat Zuien Rais dan Drs H Fauzi Bahar MSi. Hal ini dilakukannya untuk meminta bantuan modal usaha. Karena memang ia sudah tidak bisa berusaha selain hanya berdagang dengan membuat "Badak baeh" (sejenis bedak untuk muka yang tepungnya sedikit agak kasar-red).

Namun, suatu ketika, ia mengaku sempat bertemu dangan Walikota Padang, Drs H Fauzi Bahar dan Walikota memberinya beras setengah karung. Ini kedatangannya yang kesekian kali, karena pada saat ia datang sebelum-sebelumnya, ia tidak bisa bertemu Walikota, karena Walikota sedang menjalankan tugas.

Sambil terus berjalan dan sedikit dibantu POSMETRO, sang nenek terus bercerita. Iapun bercerita tentang nasibnya pada saat perjuangan kemerdekaan pada tahun 1945-an. Pada saat itu, keluarganya boleh dikatakan orang yang berada dari keluarga yang lainnya di sekitar Anduring. Namun, kekayaan yang dimiliki hari-hari mulai habis. Karena, para pejuang waktu itu sering meminjam uang, emas dan beras untuk keperluan perang kepada keluarganya. Ada yang dari Solok dan ada yang dari Padang sendiri.

Namun, hingga sekarang pinjaman itu tidak pernah dikembalikan. Karena memang kesemua pejuang itu ia tidak tahu lagi perginya kemana. Mungkin saja semuanya sudah tewas di medan perang dalam mempertahankan kedaulalatan Negara Kesatuan RI ini. Tetapi hal itu tidak perlu disesalkan dan dia juga tidak menginginkan harta kekayaan yang telah dipinjam untuk memperjuangkan negara itu dikembalikan. Karena, walau sekarang ia hidup dalam kesusahan dan ketidak beradaan, tapi ia sudah relakan semua itu.

Sekarang, lanjut Rosima sambil terus berjalan selangkah demi selangkah dengan menggunakan kursi plastik yang setiap mau melangkah ia angkat dan ia dorong ke depan sekitar 50 cm saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk diberikan kesehatan dan dibukakan pintu reski.

Sambil terus berjalan dan bercerita, dengan kakinya yang sakit dan berjalan dengan bantuan kursi itu, ia bisa menempuh jalan dari halaman RS Dr M Djamil Padang sampai ke Simpang Jalan Tan Malaka dalam waktu 45 menit. Dalam waktu itu, ia mengaku tidak merasa lelah karena dalam perjalanannya itu ia selalu bercerita dengan POSMETRO. Sehingga, ia tidak terasa waktu sudah berlalu sekitar 45 menit.

Pada penghujung perjalanannya mencapai pertigaan Jalan Tan Malaka dengan POSMETRO, ia bercerita tentang hidupnya kini. Ia tinggal bersama seorang anak laki-lakinya yang sudah duda. Anaknya itu bekerja sebagai tukang bangunan panggilan. Dengan demikian, dia hanya bisa selalu beriktiar dan berdo'a kepada Tuhan. Sehingga kegiatan yang rutin ia lakukan adalah membaca Al Quran. Sehingga, hingga saat ini ia telah hampir menamatkan Al Quran hingga 12 kali.

Katanya, walau kakinya sakit, namun badannya sehat. Begitu juga dengan matanya yang sudah berumur 81 tahun itu. Ia masih bisa melihat tulisan arab di kitab Al Quran dan ia masih bisa membaca Al Quran itu tanpa bantuan kaca mata dengan penerangan lampu listrik.

Ia mengaku mempunyai anak sebanyak 12 orang dari seorang suami yang dulunya seorang pengusaha beras. Sekarang suami dan 3 orang anaknya telah mendahuluinya menemui Tuhan Yang Maha Kuasa. Kini ia selalu berdoa untuk anaknya yang telah meninggal itu. Selain itu juga selalu meminta kemudahan kepada Tuhan untuk kemudahan hidup anaknya yang tinggal 9 orang dengan cucu yang sudah lebih 20 orang. Walau kini mereka semua jauh dimata, namun dekat di hati dan ia sangat menyayangi mereka semua.

Karena ia mengatakan anak-anaknya itu sekarang berada di beberapa daerah dalam merantau untuk mencari kehidupan yang layak. Ada yang di pulau Jawa dan ada pula yang di Jambi. Malahan ada yang di Kalimantan. Akhirnya ia pun berhenti bercerita karena sudah melihat sebuah angkot berwarna hijau yang mau ia tumpangi ke rumahnya di Katapiang di depat RS Asri Jalan M Hatta.

Pilkada Kota Padang 2008, Demokrat akan Munculkan Calon Dari Dalam

AUR DURI, METRO

Karena hanya memiliki 5 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang, maka Partai Demokrat kemungkinan besar akan berkoaliasi dengan salah satu partai yang berkekuatan sama. Hal ini sebagai usaha untuk memunculkan calon Walikota dan Wakil Walikota pada Pemilihan Daerah (Pilkada) Kota Padang tahun 2008 mendatang. Namun, partai yang akan disanding sesuai dengan kesepakatan bersama.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Padang, Muklis Sani kepada POSMETRO, Rabu (21/11) ketika menghadiri acara silaturrahmi Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kota Padang di Hotel Benjamin Aur Duri.

Lebih jauh dijelaskannnya, untuk sekarang pihaknya sedang membicarakan dengan partai mana akan aberkoaliasi. Setelah ada partai yang mau berkoalisi, maka kita akan membuat tim untuk pensuksesan Pilkada Kota PAdang tahun 2008 mendatang itu.

"Setelah koalisi, baru kita bentuk tim. Yang pasti, kita akan memunculkan calon dari dalam partai. Namun, tergantung kesepakatan dengan partai yang berkoalisi, Calon Walikota (Cawako) atau Calon Wakil Walikota (Cawawako)," ungkap Muklis.

Untuk sekarang, lanjut Muklis, kita membangun partai dengan secara bersama-sama. Karena "Bersama kita bisa". Dengan arti kata, para anggota PAC yang ada sekarang kita berdayakan untuk menajdi kader yang bisa menjadi imam di dalam masyarakat yang ada di daerah PAC masing-masing. Baik itu dalam membantu keluarga miskin maupun anak-anak terlantar.

"Kita prihatin sekali dengan anak-anak terlantar. Kita tidak ingin ada di dalam masyarakat ada anak yang terlantar. Untuk itu kita akan berdayakan dan membantu mereka dalam memberikan keterampilan sebgai modal dasar bagi mereka. Sehingga, walau mereka tidak bisa menamatkan sekolah, namun mereka bisa mandiri tanpa bergantung kepada orang tua mereka. Sehingga, kemiskinan sedikit demi sedikit bisa kita atasi sesuai dengan program pemerintah," terang Muklis.

Dijelaskan Muklis, keterampilan yang diberikan itu berupa keterampilan yang bernilai jual. Seperti keterampilan montir, menjahit dan lainnya. Setelah kita mendidik mereka dengan bekal keterampilan, diharapkan mereka tidak kembali lagi ke jalanan.

Sementara, Ketua PAC Partai Demokrat Padang Timur, Benjamin M BE kepada POSMETRO setelah acara silaturrahmi itu mengatakan, sebagai perpanjangan tangan dari masyarakat, maka kita akan menyalurkan inspirasi masyarakat di wilayah ini. Untuk itu, langkah ke depan yang akan dilakukan adalah mengaktifkan seluruh jajaran di dalam partai untuk mendukung program pemerintah. Terutama dalam pengentasan kemiskinan.

Sedangkan Sekretaris Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah (Sekjen DPD) Partai Demokrat Sumbar, Yulteknil dalam sambutannya menyampaikan, hingga saat ini, seluruh PAC telah melaksanakan Musyawarah Cabang (Muscab). Begitu juga dengan 130 PAC lainnya di Sumbar. Sedangkan 34 PAC belum melaksanakan Muscab. Muscab yang sudah dilaksanakan itu sesuai dengan Petunjuk Pelaksana (Juklak) partai.

Untuk itu, tambah Yulteknil, pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Semarang mendatang, seluruh PAC diundang oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono untuk turut hadir. Ini sebagai reward kepada Kota Padang yang telah paling awal menyelesaikan Muscab tingkat PAC. (nph)

Kamis, 22 November 2007

Buronan Tiga Polsekta Mambana

Diringkus dengan Satu Tembakan Peringatan

PADANG, METRO

Seperti pameo kebanyakan masyarakat, "Kalau mambana di kantor polisi". Ternyata, memang itu yang dilakukan "FG" alias Afit Toyak (25) warga Kampuang Jua Kecamatan Lubuak Begalung. Ia "Mambana" di Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Lubuk Begalung setelah diciduk di kampuangnya, Rabu (21/11) sekitar pukul 19.30 WIB. Selain itu, ia juga mengaku telah banyak berbuat kejahatan. Mulai dari memeras uang hingga memeras perempuan (cabul-red).

"Mambana awak da, kaluaan awak da, iyo banyak awak babuek kejahatan pak. Memeras pitih urang pacaran di Belakang Kampus Universitas Putra Indonesia (UPI) di tapi Banda Bakali indak tahituang banyak nyo lai do. Salin itu, awak juo mameras cewek yang pacaran tu dengan istilah "Karaoke". Indak itu sajo, pitih, handphone jo perhiasan ameh nyo awak ambiak juo," ungkap Afit Toyak sambil menekurkan kepalanya dan dengan wajah penuh penyesalan.

Kapoltabes Padang melalui Kapolsekta Lubuk Begalung, AKP Slamet Riyadi didampingi Kanit Reskrim, Iptu Daswat M bersama seorang anggota Buser, Briptu Davit Rico kepada wartawan mengatakan, tersangka merupakan residivis yang sebelumnya pernah menghuni Lembaga Permasyarakatan Muaro (LP Muaro) selama dua tahun karena mencuri elektronik.

Keluar dari tahanan sekitar 2 tahun lalu, pemuda yang sudah beristri ini kembali berbuat kejahatan. Kejahatan itu bermacam-macam dan di beberapa wilayah. Kejahatan itu antara lain yaitu jambret sebanyak 4 tempat (TKP) bersama temannya "JP" yang sudah ditangkap oleh jajaran Polsekta Padang Timur. TKP itu berada di 2 wilayah hukum Polsekta yaitu di Purus (Polsekta Padang Barat), Sisingamangaraja, Sawahan dan Aur Duri (Polsekta Padang Timur).

"Awak dek tapaso ikuik jo kawan tu manjambret nyo da. Wakatu itu awak indak ado padok (Kerja-red) do da. Sadang awak alah babini," aku Afit Toyak.

Selain melakukan jambret, tersangka juga mengaku melakukan pemerasan di Hotel Parmin jalan Mangunsarkoro sebanyak 5 kali. Disini, dua kali tersangka berhasil menggaet uang sebanyak Rp 500 ribu dan satu kali mendapatkan 1 unit handphone jenis nokia 1100. Sedangkan pemerasan yang dua kali lagi hanya mendapatkan rokok karena korbannya tidak mempunyai uang dan barang berharga.

Sementara, perbuatan yang paling bejat dilakukan tersangka adalah di belakang kampus UPI. Disini, tersangka mengaku, selain memeras uang beberapa pasangan yang pacaran di lokasi itu, tersangka juga mencabuli sang cewek dengan ancaman senjata tajam. Korban terpaksa melayani nafsu tersangka di bawah ancaman senjata tajam. Malahan, uang dan barang-barang berharga seperti handphone dan perhiasan korban dilucuti oleh tersangka. Kemudian korban disuruh pergi.

Dalam menjalankan aksinya ini, tersangka mengaku tidak melakukannya sendiri, tetapi bersama dua orang temannya, Davit Darmawan dan At Tanduak yang telah lebih awal mendekam di LP Muaro untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sementara, pada waktu dua temannya diringkus, tersangka melarikan diri ke Jakarta. Kemudian, Seminggu setelah lebaran kemarin tersangka kembali ke Padang. Sebelum lari ke Jakarta, tersangka sebelumnya telah empat kali diburu. Namun berhasil menghilang dari kejaran polisi.

Sejak itu pula, tersangka yang sudah DPO ini kembali dincar. Akhirnya, sekitar pukul 19.00 WIB, tersangka terlihat di perempatan Lubuk Begalung dan menuju Kampuang Jua. Sehingga, anggota Buser, Briptu Rico pun membuntuti tersangka. Sehingga melihat tersangka mampir di sebuah rumah bersama seorang temannya. Ketika duduk di depan rumah yang kemudian diketahui rumah neneknya itulah tersangka langsung disergap. Pada waktu itu, tersangka berusaha melawan. Namun, setelah diberikan satu kali tembakan peringatan ke udara oleh Briptu Rico, akhirnya tersangka ciut dan menyerahkan tangannya untuk dikalungkan gelang pesakitan polisi. Kemudian diboyong ke Mapolsekta Lubuk Begalung untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. (nph)

Senin, 19 November 2007

Tabuik Penarik Wisatawan datang ke Padang

PADANG, METRO

Ternyata, ujung-ujung dari helat Hoyak Tabuik Paiaman di Kota Padang ini adalah untuk menarik wisatawan datang ke Kota Padang. Karena Tabuik merupakan sebuah budaya yang menarik dan unik, maka patut untuk di lestarikan dan diperkenalkan kepada seluruh masyarakat Sumbar dan masyarakat Indonesia.

Begitu disampaikan Wakil Walikota Padang, Yusman Kasim ketika ditemui POSMETRO ketika menghadiri Tabuik Parak Karambia Naiak Pangkek di Taman Budaya Padang, Minggu (18/11).

Pada kesempatan itu, dijelaskan Yusman Kasim, sebagai salah seorang warga Pariaman yang ada di Padang, maka dirinya tidak akan lupa dengan yang namanya Tabuik. Karena hal ini sudah menjadi budaya masyarakat Sumatera Barat. Walau Tabuik di gelar di Pariaman, akan tetapi pada hari H Hoyak Tabuik ini, masyarakat dari seluruh penjuru Sumbar berdatangan ke Pariaman untuk menikmati prosesi Hoyak Tabuik ini.

Selain itu, tambah Yusman, dengan diadakannya Hoyak Tabuik ini di Kota Padang, selain menyemarakkan acara Halal Bil Halal Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) juga diharapkan bisa mengangkat nilai pariwisata Kota Padang di mata wisatawan asing maupun lokal dan regional. Sehingga tourist mempunyai tujuan tambahan datang ke Kota Padang.

"Karenanya, kita menjadikan Tabuik ini salah satu objek wisata. Sehingga, semua orang kenal dan menarik mereka untuk datang ke Kota PAdang ini," tutur Yusman. (nph)

Akhirnya Dua Tabuik Piaman Dihoyak di Padang


Tabuik Diserahkan Kepada Gubernur dan Taman Budaya

PADANG, METRO

Dua unit Tabuik yaitu Tabuik Parak Karambia dan Tabuik Padang Pasie akhirnya menghoyak Kota Padang, Minggu (18/11) di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Padang. Hal ini menarik ribuan masyarakat Kota Padang dan beberapa daerah di Sumbar untuk datang menyaksikannya. Namun, Hoyak Tabuik ini berbeda dengan biasanya yang di hoyak di Pariaman.

Untuk Tabuik Parak Karambia, setelah naik pangkat di Taman Budaya Kota Padang, langsung diarak oleh 100 orang anak Tabuik berbaju merah yang diiringi oleh irama genderang yang dimainkan oleh 8 orang serta seorang tukang pluit ke RTH Imam Bonjol melalui Jalan Diponegoro dan Jalan M Yamin. Ketika diarak, Tabuik Parak Karambia juga di hoyak di perempatan Jalan Pemuda dan didahului oleh Tabuik Lenong yang berukuran kecil sekitar setinggi 1,5 meter.

Sementara, Tabuik Padang Pasie diarak juga oleh 100 orang anak Tabuik berbaju kuning melewati Jalan Jenderal Sudirman. Tabuik yang diiringi juga oleh anggota genderang dan pluit ini, tanpa diringi oleh Tabuik Lenong.

Akhirnya, kedua Tabuik ini bertemu di depan Balaikota Padang. Disini, kedua Tabuik ini dihoyak untuk menghibur para pengunjung yang antusias menyaksikan pergelaran budaya yang cukup unik dan menarik ini. Kemudian, setelah sholat zuhur dan makan siang, kedua Tabuik diarak dengan jarak berjauhan ke RTH Imam Bonjol yang dijadikan "Padang Karbala" untuk mengikuti acara Halal Bil Halal PKDP.

Disana, sudah hadir Asisten IV bidang Administrasi dan Pemerintahan Pemprov Sumbar, Khairul Darwis, Bupati Padang Pariaman, Musliar Kasim dan jajarannya, Pjs Walikota Pariaman, Utusan DPW dan DPP PKDP, Ketua Panitia, Drs H afrizal MBA yang juga Wakil Ketua PKDP Sumbar dan jajarannya, Walikota Padang, Drs H Fauzi Bahar MSi dan Wakil Walikota Padang, Yusman Kasim.

Seorang Tukang Tabuik (Pembuat tabuik-red), Syaiful Zaid (50) kepada POSMETRO menyebutkan bahwa untuk biaya pembuatan Tabuik ini pada dasarnya hanya Rp 5 juta saja. Namun, nilai yang sebenarnya bukan itu, tetapi nilai seninya. Sehingga, apabila Tabuik ini telah selesai maka harganya akan meningkat menjadi Rp 20 juta.

Mengenai waktu, dijelaskan Zaid, untuk pembuatan satu unit Tabuik memakan waktu 10 hari. Karena, satu unit Tabuik terdiri dari bergai elemen dan unsur-unsurnya. Salah satu unsur yang tidak perlu ditinggalkan itu adalah unsur "Adat basandi sayarak, syaraka basandi kitabullah. Syarak mangato adat mamakai".

Dengan demikian, lanjut Zaid, ada beberapa komponen Tabuik itu yaitu hiasan berbentuk payung sebanyak 9 buah yang terdiri dari 8 kecil dan 1 besar. Delapan payung itu, empat melambangkan adat yaitu "Kato nan ampek" sedangkan yang empat lagi melambangkan Syarak yaitu "Kalimat nan ampek". Empat payung yang melambangkan adat diletakkan di atas dan yang melambangkan syarak diletakkan di bawah. Karena sesuai dengan falsafahnya "Adat manurun, syarak mandaki".

Sementara, satu payung yang besar itu melambangkan seorang ninik mamak yang meruakan seorang yang dituakan, "Pai tampek batanyo, datang tampek babarito, sulua bendang dalam nagari, paga kamanakan jo nagari jan binaso".

Tentang badan Tabuik yang berbentuk badan kuda, dijelaskan Zaid, itu melambangkan kekuatan adat yang sama dengan kekuatan kuda. Sesuai pula dengan falsafah, "Indak lapuak ditimpo hujan, indak lakang ditimpo paneh".

Sedangkan Seksi Tabuik, Uncu Muchni kepada POSMETRO mengatakan, untuk menghadirkan 2 unit Tabuik ini, panitia mengahabiskan dana sekitar Rp 200 juta. Sementara, anak Tabuik yang berjumlah sebanyak 200 orang berasal dari Kota Padang, namun untuk pemain genderangnya didatangkan dari Pariaman. Karena mereka yang bisa memainkan tiga irama genderang yaitu irama burak, pasambahan dan persaudaraan.

Dijelaskan Uncu, di antara dua unit Tabuik ini, ada Tabuik Maradai atau Tabuik Lenong yang keluar duluan sebelum Tabuik besar keluar. Hal ini untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa Tabuik besar akan keluar. Namun, kadang kala juga berarti untuk meminta dana dalam menggelar acara Tabuik ini.

Mengenai Naik Pangkat, hal ini dimaksudkan penyatuan dua bagian Tabuik. Yaitu penyatuan bagian kepala dan badan. Hal ini dilakukan sebelum Tabuik ini dihoyak. Seperti, Tabuik Parak Karambia Naik Pangkat di Taman Budaya dan Tabuik Padang Pasie Naik Pangkat di Padang Pasir.

Ketua Panitia Halal Bil Halal PKDP, Drs H Afrizal MBA yang ditemui POSMETRO mengatakan, pengangkatan acara tabuik ini adalah untuk memeriahkan acara Halal bil Halal ini. Sekaligus sebagai salah satu objek wisata yang unik dan menarik.

"Karena anggota PKDP berada hampir di seluruh penjuru Indonesia, maka hal ini kiranya akan mendapat respon yang positif untuk dapat diperkenalkan kepada anggota PKDP merantau. Sehingga, orang-orang yang ada di daerah tempat kita merantau akan datang ke Sumbar," tutur Afrizal.

Namun, lanjutnya, prosesi Tabuik sekarang ini tidak sama dengan prosesi Tabuik pada Bulan Muharram. Karena, Tabuik ini natinya tidak akan dihanyutkan ke laut, tetapi akan disimpan. Satu unit tabuik akan diserahkan kepada Gubernur Sumbar, H Gamawan Fauzi dan yang satunya lagi akan kita serahkan kepada Taman Budaya untuk menjadi aset budaya. (nph)

Sabtu, 17 November 2007

Puluhan Botol Miras Diamankan Pol PP Padang

PADANG, METRO

Puluhan botol minuman keras (miras) berbagai jenis berhasil dimanakan Pol PP Padang dari sebuah warung di kawasan Bungus Teluk Kabung, Jumat (16/11). Pemilik akan digiring ke sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Hal ini sebagai tindakan untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa yang memakan korban seperti yang terjadi di Pasaman Barat dan Pasaman Timur beberapa waktu lalu.

Kepala kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal kepada POSMETO di kantornya mengatakan, sebagai lanjutan dari operasi sebelum-sebelumnya, pihaknya terus melakukan razia untuk pemberantasan miras di Kota Padang. Hal ini sebagai tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya peristiwa yang memakan korban jiwa akibat menenggak minuman keras yang berkadar alkohol sangat tinggi.

Dengan demikian, lanjut Dedi, kita tidak menginginkan hal seperti di Pasaman Barat dan Pasaman Timur terjadi di Kota Padang. Sekaligus juga tidak ingin masa depan generasi muda terancam akibat miras ini. Karena, miras jelas mempengaruhi pergaulan generasi muda yang akan memperjuangkan Kota Padang ini di masa yang akan datang.

Ditambahkannya, dari operasi itu, walau sedikit mengalami ganguan di lapangan, namun pihaknya berhasil mengamankan sedikitnya sekitar 55 botol miras berbagai jenis. Barang bukti itu telah diamankan pihaknya di kantor sebagai barang bukti untuk menyeret pemilik ke sidang tipiring. Karena hal ini telah melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2007 mengenai perubahan Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum.

"Jumlah sebanyak itu diamankan dari warung milik "Dn" sebanyak 13 botol. Sedangkan dari warung "Bn" sebanyak 42 botol. Warung "Dn" tersebut berada di dekat UPTD Pendidikan Teluk Kabung. Sementara warung "Bn" berada di dekat Pasar Bungus Teluk Kabung. (nph)

Kepala Ditutupi Karung

Uang Tunai dan Cengkeh Lenyap

PADANG, METRO

Syamsuddin (77), warga Dusun Air Batu Balai Salasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan, Jumat (16/11) sekitar pukul 16.00 WIB menjadi korban pencurian dengan kekerasan. Kenapa tidak, pencuri yang berhasil memasuki rumahnya itu membungkusnya dengan karung dan mengambil uang tunai Rp 18 juta serta 1 karung cengkeh kering senilai Rp 7 juta. Akibatnya, Syamsuddin melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib di olsek Ranah Pesisir.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pesisir Selatan, AKBP Drs Rahayu Nurwanto melalui laporannya ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar yang disampaikan Ka SPK "B" Polres Pessel, Aiptu MR Joni membenarkan adanya laporan itu kepada pihaknya.

Kepada pihaknya, korban mengaku pada hari Jumat (16/11) sekitar pukul 16.00 WIB itu, dirinya sedang berada di ruang tengah rumahnya. Kemudian, tiba-tiba seseorang yang tidak ia kenal masuk ke dalam rumahnya. Saat itu pula, ia terkejut dan hendak berteriak. Namun, orang tak dikenal itu langsung menutup kepalanya dengan karung hingga sampai ke pinggangnya. Kemudian, pelaku mengikat kedua tangannya ke belakang.

Sehingga, lanjutnya, karena sudah tua dan tangannya diikat, maka ia tidak bisa melakukan perlawanan. Sehingga, ia tidak tahu lagi apa yang dilakukan pelaku di dalam rumahnya. Namun, setelah ia periksa, ternyata yang berhasil dibawa lari oleh pelaku adalah uang tunai sebanyak Rp 18 juta. Selain itu, juga 1 karung cengkeh kering senilai Rp 7 juta.

Merasa dirugikan dan tidak senang dengan perbuatan pelaku terhadap dirinya, maka ia melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib di Polsek Ranah Pesisir. Total kerugian yang ia alami sekitar Rp 25 juta. Hingga berita ini dilansir, pelaku masih dalam penyelidikan pihak berwajib di Polres Pesisir Selatan dan jajarannya. (nph)

Bus Kokopaman Dilempar dengan Batu

Diduga Pelaku Pemilik Warung

PADANG, METRO

Usai menggelar operasi minuman keras di kawasan Bungus Teluk Kabung, Jumat (16/11), bus Kokopaman dilempar dengan batu oleh orang tak dikenal (OTK) ketika dalam perjalanan pulang. Akibatnya, satu ruas kaca disalah satu sisi bus itu becah berantakan. Untuk itu, Kepala Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal melaporkan hal ini ke pihak berwajib.

Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal yang ditemui POSMETRO dikantornya mengatakan, dia tidak menyangka ada orang yang melempar bus Kokopaman dengan batu. Apalagi di dalam bus tersebut ada puluhan anggotanya yang telah selesai menjalankan tugas. Hal ini kiranya mengancam keselamatan anggotanya dalam menjalankan tugas.

Karenanya, lanjut Dedi, pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib di Poltabes Padang untuk penyelidikan pelakunya. Tuduhan yang dilaporkan adalah pengrusakan yang membuat pihak Kokopaman mengalami kerugian mencapai Rp 1 juta. Untuk itu, diharapkan tidak terjadi lagi hal yang seperti ini.

Kejadian itu dilaporkan Komandan Pleton (Danton) Kompi C II Pol PP Padang, Belnoferi (42). Kepada POSMETRO, Belnoferi mengatakan, pada bukti laporan itu yang diberikan kepadanya, laporan itu diterima Bamin Ops, Bripda Hosnitra Musda dengan nomor laporan Pol : LP/2228/K/XI/2007-Tabes. Kejadian itu dilaporkannya pada, jumat (16/11) sekitar pukul 21.15 WIB.

Dijelaskan Belnoferi, waktu berangkat melakukan operasi miras itu, bersama dengan jajarannya, ada tiga mobil berangkat. Dua mobil patroli yang ditumpangi sekitar 18 orang anggota. Kemudian sebuah bus Kokopaman yang berisi sekitar 40 orang anggota. Anggota yang ada di dua mobil patroli melakukan operasi di sebuah warung di dekat Kantor Camat Bungus Teluk Kabung. Sedangkan anggota yang berada di bus Kokopaman melakukan operasi ke sebuah warung di kawasan Pasar Bungus Teluk Kabung.

Dari operasi itu, lanjut Belnoferi, di masing-masing warung pihaknya berhasil mengamankan barang bukti berupa puluhan botol miras. Namun, ketika anggota di dua mobil patroli hendak kembali, tiba-tiba seberat 0,5 Kg mendarat di mobil tersebut. Untuk tidak mengena salah seorang anggota, sehingga tidak ada korban jiwa. Karenanya, pihaknya tidak mengambil hati dan terus belalu untuk kembali ke kantor.

Namun, terang Belnoferi, ketika bus Kokopaman yang berisi sekitar 40 orang anggotanya melewati warung pertama yang baru saja dirazia, tiba-tiba batu mendarat pula di bus tersebut. Batu itu mengenai kaca belakang mobil itu. Akibatnya, kaca itu pecah dan untung tidak tembus dan tidak mengenai anggotanya.

Ditambahkan Belnoferi, berdasarkan itu, orang yang telah melakukan pelemparan itu, selain mengancam keselamatan anggotanya juga telah melakukan pengrusakan mobil orang lain. Sehingga, atas perintah atasannya, dia langsung melaporkan hal ini ke pihak berwajib untuk mendapatkan bantuan hukum. Sementara, identitas pelaku sudah dikantongi pihak berwajib, karena dia sudah memberitahukan dugaan pelakunya yaitu "Tr" dan "Dn". (nph)

Kantor BII Nyaris Jadi Abu

PADANG, METRO

Kantor Bank Internasional Indonesia (BII) yang berada di Jalan Sudirman, Sabtu (17/11) sekitar pukul 19.25 WIB nyaris jadi abu. Pasalnya, api yang diduga berasal dari konsleting arus listrik membakar atap di atas jenjang masuk gedung itu. Api berhasil dipadamkan oleh 4 unit mobil pemadam kebakaran yang datang ke lokasi dalam waktu 15 menit.

Dari keterangan saksi mata, Doni (20) seorang anggota polisi dari Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar yang ditugaskan untuk penjagaan di Bank BII itu kepada POSMETRO mengatakan, kejadian itu terjadi ketika ia duduk di ruang penjagaan gerbang masuk gedung itu. Ia melihat api yang berwarna merah itu tiba-tiba menyembul di atap.

"Ado surang se api tu da, manyambua se api nyo. Api tu gadang, warnanyo merah," ungkap Doni.

Melihat api yang mulai membesar itu, ia langsung memberitahukan kepada orang yang ada di dalam gedung. Dan orang-orang itu pun keluar. Ketika itu pula ia langsung menghubungi pemadam kebakaran. Sebelum pemadam itu datang, seorang anggota Satuan Pengaman (Satpam), Dedet mencoba memadamkan api dengan air ledeng dari kran yang ada di dekat pintu masuk.

Namun, lanjut Doni, karena pemadam belum juga datang, maka terpaksa dia menjemput dengan menggunakan sepeda motor. Sesampai disana, ia melihat mobil pemadam kebakaran akan berangkat dan langsung saja ia mengiringi mobil tersebut ke TKP. Sampai di TKP, pemadam langsung bergerak memadamkan api yang masih menyala.

Pantauan POSMETRO di lapangan, ratusan warga yang melewati jalan itu, baik yang menggunakan sepeda motor maupun mobil tampak berhenti. Sehingga mengakibatkan macet di ruas Jalan Sudirman hingga ke depan SMA 1 Padang dan SMEA Nasional. Namun, macet itu tidak begitu lama, karena puluhan polisi dari Satuan Lalu Lintas sudah mengatasi hal itu.

Kepala Keplisian Kota Besar (Kapoltabes) Padang melalui Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasat Reskrim), AKP Hasanuddin kepada POSMETRO mengatakan, hingga kini asal api belum diketahui. Untuk itu pihaknya akan melakukan penyelidikan. (nph)

Pol PP Tidak Pernah Memproses Kayu

BAGINDO AZIZ CHAN, METRO

Sejak dua pimpinan terakhir yang saya simak, Pol PP Padang tidak pernah memproses kayu hasil ilegal logging. Namun, kalau menghentikan pembalakan liar dan pengamanan kayu karena ada informasi dari masyarakat memang benar. Lagipula, setiap kayu yang diamankan Pol PP Padang selalu diserahkan kepada pihak Poltabes Padang. Karena, Poltabes Padang adalah institusi yang berhak untuk memproses kasus ilegal logging atau pembalakan liar itu.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Pol PP Padang, Drs Dedi Henidal saat ditemui POSMETRO, Jumat (16/11) terkait statement berbagai pihak tentang kinerja Pol PP Padang yang dianggap keluar jalur.

Dijelaskannya, beberapa meter kubik kayu yang diamankan pihaknya di Air Dingin Kecamatan Nanggalo beberapa waktu lalu, tiga hari sesudahnya langsung diserahkan ke Poltabes Padang lengkap dengan berita acaranya serta jumlah kayunya. Berarti, Pol PP tidak menangkap kayu, tetapi hanya mengamankan kayu yang diduga dari hasil pembalakan liar. Karena memang kayu tersebut tidak ada Surat Keterangan Asal Usul (SKAU)-nya. Pemilik hanya memegang Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang kayu yang boleh ditebang.

Namun, lanjut Dedi, kita tidak mempersoalkan itu. Kita hanya mempersoalkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan izin lainnya yang terkait dengan usaha itu. Jadi, jikalau tidak ada surat izin usahanya, maka itulah tugas Pol PP Padang. Kalau SITU tidak ada, maka barang yang menjadi usaha itu jelas ilegal dan melanggar Peraturan Daerah (Perda). Maka Pol PP Padang berhak memproses kasus tersebut dan memboyong ke sidang tipiring.

"Yang penting, kita tidak keluar dari jalur kinerja kita sebagai penegak Perda. Lagipula, mengenai koordinasi hal itu ditingkat pimpinan masing-masing. Dengan artikata, koordinasi tersebut merupakan wewenang Walikota Padang dan Kapoltabes Padang. Mereka sendiri yang memerintahkan masing-masing bawahannya seperti Dinas Kehutanan dan Pol PP Padang merupakan wewenang Walikota Padang untuk memberikan instruksi. Sedangkan Poltabes Padang dan Polsekta di jajarannya diperintahkan oleh Kapoltabes Padang. Kalau koordinasi sesama bawahan di lapangan, kita mengerjakan tugas kita masing-masing saja," tegas Dedi.

Sementara itu, Kapoltabes Padang melalui Kasat Reskrim Poltabes Padang, Kompol Mukti Juharsa Sik yang dihubungi POSMETRO membenarkan bahwa kayu yang diamankan Pol PP Padang dari Air Dingin Kecamatan Nanggalo beberapa waktu lalu telah diserahkan kepada pihaknya. "Sudah kami terima, lengkap dengan surat-suratnya," ungkap Mukti singkat. (nph)

Kapolda Sumbar Perintahkan Polres Lakukan Operasi Miras Besar-besaran

PADANG, METRO

Kembalinya minuman keras (miras) memakan korban, maka Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumbar, Brigadir Jenderal Polisi Drs Utjin Sudiana SH MM memerintahkan seluruh Kepolisian Resor (Polres) untuk melakukan operasi gabungan memberantas miras. Terutama di daerah-daerah rawan miras.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumbar, AKBP Drs Bambang Hermanto kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/11).

Dijelaskan Bambang, menyikapi telah terjadinya dua kali peristiwa yang memakan korban jiwa akibat menenggak minuman keras berlebiha, maka Kapolda telah memerintahkan seluruh Polres di jajaran polda Sumbar untuk melakukan operasi besar-besaran untuk memberantas peredaran miras. Sehingga peristiwa serupa tidak terjadi dan memakan korban lagi.

Ditambahkan Bambang, operasi itu terutama sekali dilakukan di daerah-daerah rawan peredaran miras. Seperti daerah Pasaman Barat, Pasaman Timur. Kemudian juga daerah lainnya, walau wilayah itu tidak termasuk daerah rawan.

Turunkan Tim dari Polda Sumbar

"Untuk membantu dan mendampingi operasi tersebut, Kapolda Sumbar juga telah membentuk tim. Tim tersebut telah dikirim ke daerah-daerah yang telah ditentukan. Diharapkan tim ini bisa membuat operasi ini sukses," harap Bambang. (nph)

Blokir Kaum Suku Sipanjang Dibuka Polisi

PADANG, METRO

Setidaknya, sekitar 50 orang anggota kepolisian jajaran Satuan Samapta Poltabes Padang yang di back up Samapta Polda Sumbar, Kamis (15/11) sekitar pukul 11.30 WIB turun ke kawasan tambang PT Semen Padang (PTSP). Kedatangan mereka bertujuan untuk membuka blokiran kaum Suku Sipanjang terhadap salah satu jalan menuju tambang PTSP. Kaum suku tersebut menganggap hal ini sebagai bukti "Tangan Besi sudah Bermain".

Datangnya anggota kepolisian jajaran Satuan Samapta Poltabes Padang yang di back up Samapta Polda Sumbar ke kawasan disambut baik Kaum Suku Sipanjang. Setelah melakukan negosiasi selama 45 menit antara kepolisian dengan kaum suku, sekitar pukul 11.15 WIB, terlihat dua mobil Samapta memasuki areal tambang dan menuju ke tempat pemblokiran jalan. Hingga akhirnya, pemblokiran jalan dibuka kepolisian, kaum suku Sipanjang tidak melakukan perlwanan dan mereka hanya melihat saja seperti sudah dikomandoi pula untuk tetap diam.

Seorang perwakilan kaum, Anwar (69) kepada wartawan mengatakan, bahwa dia tidak kecewa dengan tindakan yang dilakukan Kepolisian. Malahan, hanya melihat PTSP yang telah menggunakan "Tangan Besi" (Kekuasaan-red) untuk membungkam kaum sukunya. Sehingga niat kaumnya untuk mendapatkan hak mereka juga gagal. Kaumnya hanya berharap ganti rugi, namun PTSP enggan untuk membayarkannya. Selain itu, kaumnya juga meminta ganti rugi mengenai kerusakan lahan.

“Hari ini terlihat PTSP bertindak dengan kekuasaannya. Dengan kekuasaan yang dimiliki, mereka (PTSP) membubarkan aksi kami. Bukti ini juga terlihat saat Camat Lubuak Kilangan dicopot dari jabatannya. Dimana letak keadilan? Kejahatan telah mendapat perlindungan. Semua seperti telah dikendalikan PTSP. Untuk langkah selanjutnya, kami belum menententukan dan akan merundingkannya dulu. Namun yang pasti, kami baru akan berhenti setelah tujuan kami tercapai,”” sebutnya keras.

Ditambahkan Anwar, tanah sengketa tersebut merupakan pusaka Suku Sipanjang Lubuk Kilangan. Dengan artikata, tanah itu milik bersama kaumnya, maka tidak memiliki sertifikat. Lebih lagi, PTSP telah melewati batas lahan hak pakai tanah yang diperuntukkan. Karena tanah seluas 6.254 meter persegi ini tidak termasuk kedalam peta hak pakai tanah PTSP. Namun kemudian mereka mengklaim sepihak untuk memakai lahan tersebut.

Sementara itu, Kuasa Hukum PTSP, Advocat Yunizal Chaniago SH dari kantor pengacara Handra Darwin dan Rekan yang dihubungi POSMETRO membantah PTSP menggunakan kekuasaan untuk membuka pemblokiran kaum suku Sipanjang. Karena, sebagai BUMN di Kota Padang dan tertua di Sumbar, pihak berwajib sudah seharusnya memberikan perlindungan. Karena, kalau kinerja PTSP terganggu, maka tidak saja PTSP yang dirugikan, namun juga pihak lain yang bersangkut paut dengan PTSP dan termasuk negara sendiri.

Mengenai tanah itu, tambah Yunizal, termasuk ke dalam sertifikat nomor 27 tahun 2006 tentang SHP yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Padang. Dalam sertifikat tersebut dinyatakan bahwa tanah itu merupakan hak pakai PTSP. Hal ini sudah dilakukan pengukuran ulang oleh BPN beberapa waktu yang lalu dan sertifikat tersebut tetap dikatakan benar. (nph)

Alat Terapi Ceragem bisa Dibawa Pulang dengan Bersyarat

VETERAN, METRO

Terapi gratis yang digelar Ceragem Padang Center yang beralamat di Jalan Veteran no 75 A menarik perhatian banyak orang. Sehingga pengunjung rata-rata setiap harinya mencapai 450 orang. Hal ni sebagai tanda keinginan para pengunjung untuk sehat dari sakitnya tanpa biaya dan dengan cara alami. Namun, alat terapi tersebut bisa dibeli atau dibawa pulang oleh pasien dengan beberapa syarat.

Begitu disampaikan Komisaris Ceragem Padang Center, Charles melalui Manager, Rilton Ardian yang ditemui POSMETRO di ruangannya, Kamis (15/11).

Dijelaskan Rilton, mengenai dibolehkannya alat terapi alami dari batu giok ini di bawa pulang oleh pasien memang benar. Namun, sebelum pasien itu membawa atau membeli alat itu, pasien diintrogasi dulu mengenai pengaruh alat tersebut terhadap kesehatannya. Apabila memang sudah terdapat kemajuan dari penyakitnya, maka para pasien yang mau membeli baru dijual.

Namun, lanjutnya, kita tidak memaksakan kepada pasien untuk membeli alat ini. Lagi pula, tidak semua pasien mau membeli, karena pada umumnya mereka berasal dari warga kurang mampu. Hanya beberapa orang saja yang berasal dari orang ekonomi menengah ke atas. Dan pasien inilah yang ingin membeli dan membwa pulang alat tersebut.

Mengenai cara kerja alat itu, diterangkan Rilton, ada empat tahap taitu urut, kop, sinar infra merah jauh dan chiro practice. Untuk urut, terjadi melalui tekanan dari berat tubuh di bagian tulang belakang. Sementara, pada tahap kop, sinar hangat yang masuk sampai jauh ke dalam tubuh melalui kop akan mengaktifkan semua fungsi sel dan membantu menghasilkan darah segar yang baik untuk peredaran darah.

Sedangkan sinar infra merah jauh yang dimaksudkan itu sama dengan sinar kehidupan yang keluar dari batu giok yang bersifat alami. Sinar ini mengobati penyakit tubuh kita dengan melancarkan peredaran darah dan mengurangi rasa sakit. Sementara, chiro practice disini membetulkan tulang belakang yang bengkok dan bongkok serta mengobati syaraf yang tertekan sehingga fungsi syaraf normal kembali. (nph)

Kita hanya Pelayan Masyarakat


PROKLAMASI, METRO

Terkait polemik seputar perseteruan tentang tugas Pol PP Padang yang keluar jalur, kiranya perlu disikapi secara kasat mata dan jangan dengan logika hukum dan sebagainya. Karena, kedatangan anggota Pol PP Padang ke lokasi di Balimbiang itu merupakan tanggapan positif Pol PP Padang sebagai aparat pelayan masyarakat. Berhubung, kedatangan itu berdasarkan masyarakat yang melaporkan bahwa di kawasan itu terjadi praktek pembalakan liar.

Begitu disampaikan Kepala Seksi Operasional Kantor Pol PP Padang, Wardimu SSos ketika dihubungi POSMETRO, Rabu (14/11) melalui telepon selularnya.

"Tindakan kami "Bak gayung bersambut" terhadap laporan masyarakat yang diresahkan oleh praktik penebangan kayu secara liar itu. Karena memang mereka terancam bencana akibat penebangan kayu secara liar tersebut," jelas Wardimu.

Mengenai pemberantasan pembalakan liar itu, dikatakan Wardimu, hal itu yang harus memberantas adalah kita bersama. Mulai dari masyarakat sampai kepada pihak berwajib. Pihaknya tidak melakukan penangkapan waktu di Balimbiang itu. Karena pihaknya tidak membawa kayu itu ke kantor.

Tentang surat perintah, dijelaskan Wardimu bahwa berangkatnya anggota Pol PP ke lokasi sesuai dengan Surat Perintah Tugas (SPT). Karena, kalau tidak ada SPT, maka angota tidak akan berjalan atau melakukan gerakan. Jadi, jelas sebelum berangkat pihaknya telah dibekali dengan surat perintah dan perintah itu ada karena adanya informasi dari masyarakat yang merasa resah dengan pembalakan liar itu.

Sementara, mengenai instruksi dari Walikota, Drs H Fauzi Bahar MSi, dia enggan berkomentar. Karena menurutnya hal itu merupakan wewenang ditingkat pimpinan. "Itu wewenang ditingkat pimpinan," ujarnya singkat. (nph)

Warga Koto Tangah tetap Pegang Adat


Adat perlu Dipertahankan

KOTO TANGAH, METRO

Zaman yang serba modern dan pengaruh globalisasi yang semakin maju serta teknologi yang bertambah canggih, kiranya sebuah tantangan bagi masyarakat dalam mempertahankan adat mereka. Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak terpengaruh walau mampu mengakses dan memanfaatkan teknologi yang ada di zaman modern ini. Begitu disampaikan Camat Koto Tangah, Drs Saherman Sikum kepada POSMETRO, Selasa (13/11).

Menyimak kepada Kecamatan Koto Tangah sendiri yang terdiri dari 13 kelurahan, seluruh masyarakat yang berketurunan Minangkabau, mereka masih memakai adat Minangkabau. Baik dalam masalah keseharian maupun dalam masalah khusus seperti pernikahan anak dan kemenakan. Hal ini juga diakui oleh beberapa warga Koto Tangah.

Seperti yang disampaikan Safar (35) kepada POSMETRO, menurutnya adat masyarakat Koto Tangah masih kental dan belum terpangaruh oleh yang namanya globalisasi, zaman modern dan teknologi canggih. Namun, bukan berarti pula masyarakat tidak memanfaatkan teknologi yang ada. Karena, masyarakat pun menikmati kemajuan zaman dan teknologi itu hampir setiap harinya untuk kepentingan pribadi maupun bersama.

"Bisa dan menikmati teknologi bukan berarti masyarakat harus meninggalkan adat. Malahan, suatu kebanggan apabila kita bisa mempertahankan adat kita walau banyak ancaman berupa pengaruh globalisasi dan informasi yang sulit untuk menfilternya. Kiranya, sendi-sendinya saja yang sedikit mulai goyah," ungkap Safar.

Hal itu ditimpali Burhanuddin (50) yang mengatakan, memang sendi itu yang mulai goyah. Karena ada beberapa komponen masyarakat yang tidak bisa menyaring kemajuan zaman dan teknologi itu. Namun, itu hanya sebagain kecil dan itu merupakan tanggung jawab kita bersama untuk mengembalikan sendi-sendi itu menjadi kokoh. Baik dengan memberikan arahan kepada mereka maupun mulai dari orang tua yang harus mendidik anaknya dengan baik sesuai dengan norma-norma yang baik menurut adat.

Dicontohkan Hamdan (26), seperti generasi muda yang begitu mudah mengakses internet. Hal ini ada yang tidak bisa mereka saring, sehingga berakibat buruk bagi mereka karena mereka terpengaruh oleh hal itu. Sehingga adat yang selama ini mereka pegang menjadi terlengahkan atau terlupakan.

Sementara itu, Farhan (30) mencontohkan orang tua yang bisa mempertahankan adat mereka. Seperti pada waktu hendak menikahkan anak mereka. Mereka tetap konsisten melaksanakannya sesuai dengan adat. Mulai dari peminangan atau "Batuka tando" hingga kepada pesta perkawinannya.

Mengenai rentetan adat perkawinan, Nuraini (56) kepada POSMETRO menjelaskan, memang anak sekarang banyak yang pacaran dulu sebelum melanjutkan kepada pernikahan. Karenanya, sebagai orang tua kita tidak perlu lagi mencarikan mereka calon istri atau suami.

Jadi, lanjut Nuraini, sesuai adat Padang yang dipakai di Kelurahan Lubuak Buayo Kecamatan Koto Tangah ini, apabila sepasang muda-mudi sudah terpikir untuk menikah, maka orang tua sang perempuan akan datang kepada orang tua laki-laki untuk menyampaikan mengenai adanya hubungan antara anak mereka yang berniat untuk melanjutkan hubungannya kepada pernikahan. Setelah itu, orang tua sang lelaki juga membalas kunjungan itu tanda pesetujuan dan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan itu untuk disampaikan kepada ninik mamak masing-masing. Pada saat itulah mereka melakukan "Batuka tando".

"Setelah ninik mamak mengetahuinya, maka ninik mamak sang perempuan akan datang kepada ninik mamak laki-laki guna membicarakan hari yang tepat untuk pernikahan itu. Walau harinya sudah ditetapkan hari Jumat, namun hari maksudnya disini adalah hari jumat tanggal berapa dan bulan apa. Yang biasanya, hal itu terjadi hanya dalam tiga bulan saja. Karena kata orang tujuan baik itu hendaknya dipercepat," terang Nuraini.

Sampai kepada hari pernikahan, lanjut Nuraini, maka pada hari Jumat itu akan dilangsungkan akad nikah. Kemudian, pada hari Sabtu akan dilakukan yang dinamakan "Adat Babako". Disini, pengantin perempuan (Anak daro-red) diarak oleh bakonya (Keluarga dari pihak bapak-red) dari rumah bako tersebut dengan pengiringnya musik rebana ke rumah orang tua pengantin laki-laki (Marapulai-red) dan dari rumah orang tua marapulai diarak lagi ke rumah orang tua perempuan. Hal ini pun lengkap dengan acara makan, minum dan lainnya serta tidak lupa pula lengkap dengan petatah-petitih dalam penyambutan dan di waktu akan makan.

"Pada hari Minggu, biasanya ini khusus pesta yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Namun, dalam hari itu, juga terjadi adat marapulai yang pulang ke rumah anak daro dengan ditemani oleh dua orang atau lebih. Kemudian, pada hari Senin, anak daro akan manjalang mintuo. Setelah ini, maka adat perkawinan sudah selesai," jelas Nuraini.

"Mengenai adanya biaya yang diberikan pihak perempuan kepada laki-laki, itu hanya untuk uang dapur saja. Namun ada pula yang tidak ada atau ditanggung masing-masing saja. Itupun tergantung kesepakatan antara kedua mempelai (Kedua pengantin-red)," tutur Nuraini.

Kemudian, Camat Koto Tangah, Drs Saherman Sikum kepada POSMETRO mengatakan, sebagaimana dari pantauan pihaknya dan dari kenyataan yang ada, setiap acara yang bersifat adat akan dilaksanakan sesuai adat. Namun, itu hanya dilakukan oleh masyarakat yang berketurunan Minangkabau. Sedangkan warga asing atau pendatang, mereka memang tidak memakai adat Minang. Karena memang mereka mempunyai adat tersendiri.

"Untuk itu, diharapkan kepada masyarakat untuk selalu mempertahankan adat kita. Karena adat itu penting untuk mengatur setiap sendi kehidupan di dalam masyarakat. Baik dalam hubungan kekeluargaan maupun dalam hidup bermasyarakat. (nph)

Jumat, 16 November 2007

Kapolda Sumbar Perintahkan Polres Lakukan Operasi Miras Besar-besaran

PADANG, METRO

Kembalinya minuman keras (miras) memakan korban, maka Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumbar, Brigadir Jenderal Polisi Drs Utjin Sudiana SH MM memerintahkan seluruh Kepolisian Resor (Polres) untuk melakukan operasi gabungan memberantas miras. Terutama di daerah-daerah rawan miras.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumbar, AKBP Drs Bambang Hermanto kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/11).

Dijelaskan Bambang, menyikapi telah terjadinya dua kali peristiwa yang memakan korban jiwa akibat menenggak minuman keras berlebiha, maka Kapolda telah memerintahkan seluruh Polres di jajaran polda Sumbar untuk melakukan operasi besar-besaran untuk memberantas peredaran miras. Sehingga peristiwa serupa tidak terjadi dan memakan korban lagi.

Ditambahkan Bambang, operasi itu terutama sekali dilakukan di daerah-daerah rawan peredaran miras. Seperti daerah Pasaman Barat, Pasaman Timur. Kemudian juga daerah lainnya, walau wilayah itu tidak termasuk daerah rawan.

Turunkan Tim dari Polda Sumbar

"Untuk membantu dan mendampingi operasi tersebut, Kapolda Sumbar juga telah membentuk tim. Tim tersebut telah dikirim ke daerah-daerah yang telah ditentukan. Diharapkan tim ini bisa membuat operasi ini sukses," harap Bambang. (nph)

Rabu, 14 November 2007

Info Lengkap Haji Hadir di Ponsel

Telkomsel Luncurkan Menu Layanan Haji *123#


PADANG, METRO

Di musim haji tahun ini, Telkomsel menghadirkan akses khusus *123# berisi info lengkap seputar layanan Haji. Layanan berbasis user menu browser (UMB) interaktif ini melengkapi layanan haji sebelumnya. Dimana Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang menghadirkan layanan customer service berbahasa Indonesia dan video call di Arab Saudi.
Menu Browser *123# menyajikan beragam kebutuhan haji (mulai dari info keberangkatan, selama ibadah, sampai pulang) lewat menu-menu seperti : Info embarkasi, (asrama haji, keberangkatan, kedatangan, jemaah), Info haji (berita terkini, aktivitas jemaah, cuaca, kurs, waktu sholat), dan Tuntunan haji (fiqih umroh dan haji, amalan, doa, ziarah).

Di samping itu menu haji ini juga menyediakan info lain seperti: Info direktori (Dakker, Maktab, kargo, hotel, rumah sakit, restoran, tempat belanja), Tip sehat (persiapan, selama haji, dan pulang), NSP dan konten (NSP Islami, polytones, true tones, picture, doa haji, mms, kuis), serta Telkomsel haji (posko dan rezeki haji) termasuk tarif berkomunikasi.

Direktur Utama Telkomsel Kiskenda Suriahardja mengatakan, "Sebagai operator selular yang dipercaya mayoritas jemaah haji Indonesia yang berponsel, setiap tahun Telkomsel terus berupaya menghadirkan nilai tambah pada layanan haji Telkomsel. Tahun lalu dari sekitar 200 ribu jemaah haji baik yang berponsel maupun yang tidak, sekitar 50 ribu merupakan pelanggan Telkomsel."

"Musim haji tahun ini, Telkomsel kembali menghadirkan akses khusus *123# di mana kami berharap layanan yang berisi info lengkap haji ini bisa menjadi personal assistance layaknya teman pintar yang selalu ada bersama anda dimanapun baik di Tanah Suci maupun Tanah Air," ungkap Kiskenda.

Layanan ini sekaligus melengkapi layanan haji Telkomsel sebelumnya yakni video call, konter pelayanan pelanggan di Tanah Suci dan call center berbahasa Indonesia, serta kenyamanan komunikasi international roaming di seluruh wilayah Arab Saudi bekerjasama operator Al Jawwal dan Mobily.

"Beragam layanan manfaat bagi jemaah haji kami hadirkan sebagai upaya memberikan kenyamanan komunikasi pelanggan di Tanah Suci sekaligus wujud tanggung jawab kami sebagai service leader industri selular Indonesia. Kehadiran ragam layanan ini juga tentunya menjadikan musim haji tahun ini terasa lebih spesial. Misalnya pada saat-saat senggang, pelanggan bisa menggunakan video call untuk mengobati rindu sekaligus berbagi suasana berhaji dan berbagai lokasi religius yang ada di Tanah Suci", papar Kiskenda.

Bila pelanggan memerlukan pelayanan Telkomsel saat berhaji, bisa mendatangi konter pelayanan di Mekkah (Hotel Sofitel) dan Madinah (Hotel Movenpick) atau menghubungi nomor +966542332575 saat di Mekkah dan +966542332585 di Madinah dengan tarif lokal Arab Saudi. Di samping itu pelanggan juga bisa SMS ketik HAJI kirim ke 111.

Telkomsel juga memberikan tarif diskon pada jam-jam tertentu, sebagai contoh pelanggan kartuHALO dalam jaringan Mobily dapat menelpon ke Indonesia dengan tarif 3,34 Riyal/menit atau sekitar Rp 8.350/menit (1 Riyal Arab Saudi = Rp 2.500). Dan saat menerima telpon dari tanah air, dikenakan tarif flat Rp.4.000 per menit. Pelanggan pun gratis menerima SMS dan untuk mengirim SMS hanya dikenakan 0,8 Riyal atau sekitar Rp 2.000/SMS.

Musim haji tahun ini, Telkomsel juga memberikan kesempatan bagi 12 pelanggan untuk mendapatkan masing-masing USD 5,000 dalam bentuk tabungan haji. Pelanggan kartu HALO dan simPATI cukup memakai kartu seperti biasa, setiap pemakaian di Tanah Suci periode November 2007-Januari 2008 secara otomatis akan diikutkan dalam undian ini. (nph)